Sejarah Andalusia, Baghdad, dan Kekejaman Mongolia

Pengajian Bersama Majelis Al-Wafa Bi’ahdil-lah

Andalusia atau sekarang orang-orang lebih kerap menyebutnya dengan Spanyol, dahulu ialah sebuah kota dengan sejarah perkembangan Islam di dunia. Andalusia juga dulunya merupakan kota berpengaruh dalam perkembangan peradaban dunia khususnya di Eropa. Akan tetapi ada juga yang mengatakan, bahwa Andalusia terbagi menjadi dua negara yakni: Spanyol dan Portugal.

Salah satu sahabat yang berjuang di Andalusia ialah Thariq bin Ziyad. Ia adalah seorang komandan militer dari dinasti Umayyah. Orang-orang menjulukinya dengan Taric el Tuerto (Thariq yang bermata satu). Thariq menyerbu Andalusia pada tahun 711 Masehi.

Andalusia Sebelum Datangnya Agama Islam

Keadaan Andalusia sebelum kedatangan Islam sangatlah menyedihkan. Kezaliman terjadi di mana-mana. Banyak orang-orang Andalusia yang menjadi budak, entah itu pria, wanita, maupun anak-anak. Mereka sangat sedih atas apa yang orang Andalusia lakukan kepada mereka, bahkan dalam sebuah syair menyebutkan, bahwa jika saja kita melihat mereka menangis karena majikannya menyeret-nyeret mereka, maka kita pula akan ikut menangis.

Di Andalusia juga banyak sekali wanita-wanita yang cantik, bahkan saat masih anak-anak. Majikan akan memperlakukannya seperti alat senggama. Kebanyakan dari mereka menangis karena majikannya memperlakukannya demikian. Mereka juga bingung akan keadaan mereka saat ini, dalam hati mereka bertanya-tanya, kepada siapa mereka harus meminta tolong.

Baghdad Negeri Maju yang Terbakar

Kota Baghdad juga merupakan salah satu kota yang hampir mirip dengan Andalusia, mengapa? Karena dahulu Baghdad merupakan kota yang menyimpan segudang sejarah tentang perkembangan Islam, juga merupakan salah satu kota maju pada masanya. Kota ini memiliki julukan Negeri 1001 Malam karena peradaban yang sangat maju di masanya.

Tetapi segala hal di kota Baghdad hilang setelah datangnya orang-orang dari Asia, lebih tepatnya Mongolia. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1258, kala itu Mongolia berusaha untuk mendirikan imperial kokoh. Membuat kekhalifahan Abasiyah tunduk saja tidak cukup, akhirnya merekapun menghancurkan kota Baghdad.

Salah satu bangunan yang terbakar ialah Bait Al-Hikmah yang merupakan salah satu perpustakaan dan pusat penelitian terbesar. Buku-buku berharga yang sudah terbakar dan mereka rasa tidak terlalu membutuhkannya mereka buang ke sungai Tigris sehingga berwarna hitam karena terkena tinta dari buku-buku yang mereka buang. Lantas korban-korban dari Baghdad juga mereka buang di sungai Tigris dan menyebabkannya memiliki warna merah darah dan bercampur dengan warna hitam dari tinta.

Zaman ini juga disebut-sebut sebagai zaman kehancuran Islam karena dokumen-dokumen berharga, buku tentang Kesehatan, astronomi telah terbakar dan terjun ke sungai Tigris. Banyak pula ilmuwan Islam yang menjadi korban dalam penyerbuan ini.

(Farkhan Wildana S./Mediatech)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK