Tes Santri Baru, Pengukur Kemampuan Calon Santri

Tes Santri Baru

Sekitar 1200 calon santri baru berdatangan menuju Pesantren Wisata An-Nur II. Mereka melaksanakan tes penerimaan santri baru di lingkungan SMP dan SMA An-Nur, Rabu pagi (01/05).

Pukul 08.00 WIB peserta tes itu menuju gedung aula Yamatin untuk mengikuti apel. Di sana mereka disambut oleh Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M.Ag., pengasuh An-Nur II, beserta majelis keluarga lain. “Selamat datang di pondok pesantren wisata An-Nur ll Al-Murtadlo,” Sambut Kiai Fathul.

sebelumnya, Bpk. Saryanto, S.Pd. beserta panitia lainnya telah menyiapkan penyusunan soal-soal tes. ”sebenarnya, tujuan tes masuk ini adalah untuk mengetahaui seberapa jauh tingkat dasar pengetahuan para calon peserta didik baru, selama belajar di tingkat sebelumnya,” imbuh Bpk. Ali Wafa, M.Si., pria yang juga salah satu panitia tes penerimaan ini.

*Ruang Cadangan*

Dalam sebuah acara tak akan lepas dengan suatu permasalahan. Seperti pada tes penerimaan ini, masih saja ada sebagian kendala. Salah satunya dengan adanya peserta tes yang masih belum miliki nomor urut. Belajar dari pengalaman sebelumnya, panitia menyiapkan ruang cadangan.

“Intinya di koordinasi,” ungkap Bpk. saryanto. “Meski persiapan telah banyak dilakukan dan dirasa sudah sempurna ternyata masih ada masalah. Dengan koordinasi kita bisa memutuskan cara penanganan masalah. Seperti masalah peserta yang tidak terdaftar. Maka, kami sediakan ruang cadangan.”

Biasanya, menurut pengakuan Bp. Saryanto, peserta yang tidak terdaftar atau belum mendapatkan nomor ujian berasal dari yang tempat tinggalnya jauh. Penyebabnya adalah keterlambatan. Sehingga tidak mendapatkan nomor ujian.

Untuk itu, peserta yang tidak mendapatkan nomor ujian, maka dimasukkan dalam kelas cadangan. Ruang cadangan itu tetap berada dalam area lingkup tes masuk. Namun, bedanya hanya pada ruangannya Yang dikhususkan untuk calon santri yang tidak mendapatan nomor Ujian.

Walaupun banyak kendala yang menerjang guru bahasa Inggris ini terkesan pada acara tes kali ini. “Bangga akan tes yang di ikuti dengan banyanya siswa dari berbagai daerah dan pelosok nusantara,” ungkapnya.

Selain itu, Bpk. Saryanto juga berharap untuk para calon santri baru agar selalu berbakti dan menyenangkan hati orang tua. “Selanjutnya, sesuai dengan slogan dan motto di sini (yayasan pendidikan pondok pesantren An-Nur), monggo nderek-nderek nyetak genersi sholihin-sholihat, bisa mewujudan insan yang  sholihin-sholihat,” pungkasnya di pesantren favorit itu.

*Kisah Memondokkan Anak*

Anak saya telah menjalani tes penerimaan santri baru di Pondok Pesantren Wisata An-Nr II “Al-Murtadlo”. Pagi-pagi benar saya datang datang ke sini. Karena waktu tesnya jam delapan, sedang rumah saya jauh, di Sidoarjo sana. Alhamdulillah, anak saya tidak telat dan bisa mengikuti tes dengan baik.

Saya daftarkan anak saya karena pondok An-Nur II ini terkenal besar dan indah. Dan setelah saya lihat website annur2.net, ternyata ada program tahfidznya. Tambah yakin saja saya akan memondokkannya. Dan setelah berkunjung ke sini, anak saya ternyata cocok. Ia pun mau melanjutkan studinya di sini.

Demikian kisah Ibu Nur Anisah saat ditemui Redaktur annur2.net. Di akhir perjumpaan, calon wali santri ini berharap agar tes penerimaan tahun depan bisa lebih tertib. “Semoga ke depan acaranya pengaturannya lebih sistematis,” ungkapnya.  

(Frendy/Rian/Media-tech An-Nur II)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK