annur2.net – Pernahkah kalian berpikir, kenapa banyak orang yang tergila-gila dengan pendidikan? Berapa banyak orang tua yang sangat menekan pendidikan anaknya, hingga menuntut agar menjadi juara di sekolahannya. Melihat dari sejarah para ulama, mereka juga bersemangat untuk menimba ilmu. tak hanya itu, Allah dan Nabi Muhammad pun menyuruh kita untuk senantiasa mencari ilmu. Lantas ada apa sih dengan ilmu, hingga banyak orang mencarinya dan Allah pun menyuruh hal tersebut?
Di dunia yang misterius ini, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi ke depannya, maka seseorang perlu sesuatu yang dapat menuntun hidupnya. Sesuatu itu adalah ilmu, karena dengannya hidup akan lebih terarah. Ketika berpengetahuan luas, Seseorang akan memiliki keputusan yang tepat baginya, karena akan lebih mengerti mana yang baik dan buruk.
Respons suatu masalah setiap orang mungkin berbeda meski masalahnya sama. Kapasitas ilmulah yang membedakan pola pikir seseorang dalam menghadapi suatu masalah. Seperti masalah sampah, orang yang berpengetahuan luas akan memandang masalah tersebut sebagai sumber uang. Lantaran ia tahu bagaimana mendaur ulang sampah menjadi barang yang berguna dan bernilai. beda halnya orang yang tidak paham mendaur ulang sampah, ia memandang sampah hanya sesuatu yang tidak bernilai.
Maka memprihatinkan sekali hidupnya orang yang bodoh. Ia akan celaka, sebab hidupnya akan tersesat sekaligus dapat menyesatkan. Kita lihat saja di media sosial. Berapa banyak orang yang tersesat karena mengikuti ustaz-ustaz yang sok tahu agama. Para ustaz tesebut pada dasarnya tidak begitu paham ilmu agama. Tapi dengan ucapan-ucapan manisnya banyak orang yang percaya. Akhirnya kebodohan merajalela dan kesesatan di mana-mana.
Oleh karena itu, Allah melarang mengucapkan apa yang tidak kita ketahui dengan sebenarnya. Entah itu dari yang kita lihat atau kita dengar. Karena tidak semua informasi yang kita lihat atau dengar itu patut kita ucapkan, terlebih jika belum tahu kebenarannya. Allah juga akan meminta pertanggungjawaban dari apa yang kita lihat, dengar dan ucapkan.
Hal tersebut sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Isra’ ayat 36:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌۗ اِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا ٣٦
“Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kau ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.”
Sombong dengan ilmu
Memang sih, kita seharusnya mencari ilmu sebanyak-banyaknya. Lagi pula Allah dan Rasulullah juga menyuruh kita untuk senantiasa mencari ilmu. Gak salah kok, meningkatkan kualitas diri dengan banyaknya ilmu. Tapi beda hal lagi, tatkala berilmu kita menjadi sombong. Allah tidak suka terhadap orang-orang sombong sebagaimana dalam surat Al-isra’ ayat 37:
وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا ٣٧
“ Jangan engkau berjalan di bumi ini dengan sombong karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.”
Ilmu dapat membuat kita sombong seperti halnya harta. Bahkan potensi sombong sebabnya itu lebih besar. Sebab orang yang berilmu lebih rawan meremehkan orang dan merasa lebih baik. Meski kita berilmu tapi sombong, gak akan berguna ilmu kita.
Apa gunanya coba, jika berilmu membuat kita merasa paling benar dan merendahkan orang? Seharusnya dengan ilmu membuat kita lebih baik dan mengasihani antarsesama. Berilmu itu baik dan sombong itu buruk. Kita tidak bisa mencampuradukkan dua perkara yang saling bertentangan.
Saat mencari ilmu kita tidak akan terlepas dari tiga tahapan. Pertama, seseorang akan merasa sombong. Seakan-akan ia telah mengetahui berbagai hal. Kedua, seseorang akan tawaduk, sebab akan merasa masih banyak perkara yang harus ia pelajari. Terakhir, seseorang akan merasa bodoh. Semakin ia mendalami suatu ilmu, semakin sadar bahwa masih banyak hal yang belum ia ketahui sehingga merasa dirinya belum bisa ap-apa.
Maka kita harus tetap mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya. Banyaknya ilmu tidak boleh mengubah kita sebagai orang yang sombong. Melainkan dengan banyaknya ilmu membuat akhlak kita lebih baik. Sehingga Allah akan mengankat derajat kita sebab ilmu yang kita punya. Oleh karena itu, ilmu bagaikan pedang bermata dua, salah menggunakannya akan menjerumuskan dalam keburukan.
(Ahmad Basunjaya I.K.F./Mediatech An-Nur II)
Leave a Reply