annur2.net – Jangan salah sangka loh kalau tahun hijriah ada sejak zaman Rasulullah. Melainkan tahun Hijriah ada sejak kekhalifahan Umar bin Katthab. Jangan berpikiran juga, ini bidah yang sesat dan akan memasukan ke neraka, karena gak semua bidah itu sesat. Selagi suatu hal yang baru tersebut tidak menyalahi aturan islam, hal itu bukan suatu yang sesat.
Tahun Hijriah muncul karena ada suatu kejadian. Cerita bermula dari Abu Musa Al-Asy’ari seorang gubernur di zaman kekhalifahan Umar bin Khattab. Ketika mengurusi berkas-berkas di kantornya, ia merasa kebingungan, karena berkas-berkas di sana hanya ada tanggal dan bulan tanpa tahun. Gara-gara itu, ia mengadu kepada Khalifah Umar bin Khattab.
Mengetahui masalah itu, Khalifah Umar mengumpulkan para sahabat untuk menetapkan tahun Islam. Terdapat perbedaan pendapat di antara sahabat. Ada sahabat yang berpendapat, penetapan tahun mulai kelahiran Rasulullah. Tapi karena hal itu tidak ada patokan yang pasti, sehingga sulit memperkirakannya. Ada pula yang usul sejak pengangkatan rasul Nabi Muhammad dan ada lagi usulan sejak wafatnya Rasulullah.
Dari sekian pendapat, akhirnya para sahabat sepakat dengan usulan Sayidina Ali. Ia berpendapat supaya memulai tahun sejak hijrahnya Rasulullah ke Madinah. Sehingga penamaan tahun Islam dengan Hijriah berasal dari kejadian hijrah itu sendiri.
Masalah belum berakhir, para sahabat kebingungan, bulan apa yang akan menjadi bulan pertama. Sejak sebelum islam datang bulan Muharam hingga Bulan Zulhijah itu sudah ada, seakan-akan semua bulan sambung tanpa ada ujungnya. Akhirnya para sahabat memilih Bulan Muharam, karena bulan ini jatuh setelah bulannya orang haji yang telah diampuni semua dosanya yaitu Dzul hijah. Sehingga saat bulan muharram bagaikan memulai lembaran baru.
Kemuliaan dan Sejarah Bulan Muharam
Selain bulan Muharam telah terpilih sebagai bulan pertama, bulan itu juga termasuk bulan mulia. Dari 12 bulan, terdapat empat bulan yang Allah muliakan yaitu: Dzul Qa’dah, Dzul Hijah, Muharam, dan Rajab.
Dalam hadis dari Abu Bakrah r.a yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya, zaman berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada 12 belas bulan. Di antaranya 4 empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan, yakni Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam, kemudian bulan Rajab antara Jumadil Tsani (Jumadilakhir) dan Syakban.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pada zaman dahulu, di saat keempat bulan itu tidak boleh melakukan peperangan. Tapi karena peperangan adalah hal yang orang-orang dulu biasa lakukan, sehingga tak jarang dari mereka berperang di Bulan Muharram dan mengganti tidak perang di Bulan safar. Hal tersebut terjadi karena nama bulan Muharam dulunya adalah Safar Awal. Anggapan mereka Safar Awal dan Safar Tsani itu bisa sama.
Karena seringnya orang dulu membolak balik bulan Safar Awal dengan Safar Tsani, Allah mengubah nama safar Awal dengan Muharam sehingga muharram juga disebut sebagai bulannya Allah. Bukan berarti bulan Muharam saja bulannya Allah, melainkan semua adalah bulannya Allah. Penyebutan tersebut pada Bulan Muharam hanya karena Allah yang langsung memberi namanya.
(Ahmad Basunjaya I.K.F./Mediatech An-Nur II)
Leave a Reply