Syekh Fauzi Mesir: Hikmah-Hikmah Mempelajari Al-Qur’an

“Sesungguhnya Allah tidak memberikan kegelisahan kepada hamba-Nya yang di hatinya senantiasa terdapat Al-Qur’an,” begitu terjemahan ucapan Syekh Fauzi Said Haikal Muhammadi Al-Azhari Mesir saat berkunjung ke Pondok Pesantren Wisata An-Nur II “Al-Murtadlo” pada Ahad, 5 Mei 2024. Bakda Isya, santri daerah Metro, asrama Aula, dan tahfiz putra berkumpul di halaman Masjid utama An-Nur II. Beliau menyampaikan nasihat-nasihat kepada para santri tentang beberapa fadilah membaca Al-Qur’an.

Syekh Fauzi mengawali nasihat dengan sabda Nabi Muhammad saw.,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya.” Nabi juga menyampaikan bahwa orang yang sering membaca Al-Qur’an akan mendapat syafaat darinya ketika hari kiamat. 

Tidak hanya itu, Syekh Fauzi menyebutkan bahwa orangtua yang mengajak anaknya mempelajari menghafal Al-Qur’an akan mendapatkan mahkota kemuliaan pada hari kiamat. Mahkota tersebut lebih berharga dari dunia dan seisinya. Selain itu, juga mendapatkan baju yang bertaburan emas sebagai wujud pahalanya mengajak anaknya mempelajari Al-Qur’an.

Beliau pun berpesan untuk selalu berpegang teguh, membaca, mempelajari bahkan menghafalkan Al-Qur’an. Saat hari kiamat nanti, Allah akan memanggil para pembaca Al-Qur’an dan berfirman, “Bacalah Al-Qur’an di tempat mana kamu terakhir membacanya di dunia. Serta naiklah ke tingkatan surga yang paling akhir sesuai jumlah ayat yang kamu baca terakhir di dunia.” Ayat Al-Qur’an terdapat 6.500 lebih, sehingga jumlah tingkatan surga juga sama.

Ahli Al-Qur’an Adalah Keluarga Allah dan Tata Caranya

Nabi Muhammad saw., bersabda, “Allah memiliki dua keluarga di hari akhir nanti.” Sahabat Anas bertanya, “Siapa mereka, wahai Rasulullah?” Nabi menjawab, “Mereka adalah ahli Al-Qur’an dan yang menjadi pilihan Allah.”

Rasulullah juga bersabda bahwa orang-orang yang lancar membaca Al-Qur’an berada dalam kegembiraan yang nyata. Sedangkan orang yang kesulitan membaca Al-Qur’an bahkan terbata-bata layak mendapatkan dua pahala. Pertama adalah pahala karena membaca Al-Qur’an. Kedua ialah pahala karena usaha untuk terus membaca meski kesulitan.

Syekh Fauzi pun berpesan supaya kita bertakwa kepada Allah dengan ikhlas. Sebab Allah berfirman bahwa Allah akan selalu bersama hamba yang bertakwa. Selain itu, takwa menjadi penghalang bagi orang yang bodoh, tidak menyebabkan kerugian, mendapat rida Allah dan pertolongan di hari akhir.

Salah satu cara agar menjadi orang yang bertakwa ialah dengan selalu sabar dan bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah, mempelajari kitab Al-Qur’an, dan senantiasa bangun sebelum waktu fajar. Syekh Fauzi menuturkan bahwa keberkahan Allah turun sebelum fajar tiba. Maka dari itu, bagi siapa saja yang ingin menghafal Al-Qur’an hendaknya ia membaca Al-Qur’an setelah salat fajar. Ia harus terus membacanya sampai Allah menurunkan keberkahan dan kemampuan hafal kepadanya.

Usaha Imam Syafii Menghafalkan Al-Qur’an

Saat Imam Syafii masih kecil, ibu beliau mengirimnya kepada seorang kiai untuk belajar Al-Qur’an. Imam Syafii memiliki kecerdasan yang tinggi. Saat menghafal, beliau meletakkan tangan kirinya di halaman kiri Al-Qur’an. Lalu Imam Syafii membaca halaman bagian kanan. Hebatnya, beliau langsung hafal dalam sekali baca.

Namun ketika Imam Syafii beranjak dewasa, ketika akan pergi ke pondok tahfiznya, beliau melihat telapak kaki seorang perempuan. Lalu beliau melanjutkan perjalanan sambil membuka Al-Qur’an untuk menghafalnya. Akan tetapi, beliau tidak bisa menghafalnya sama sekali meskipun satu baris. Imam Syafii mengadu kepada gurunya, Imam Waqi’ perihal masalah ini. Sebagaimana dalam nazam beliau:

شَكَوْتُ إِلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي # فَأَرْشَـدَنِـي إِلَـى تَـرْكِ الْمَعَاصِي

وَأَخْــبَــرَنِــي بِأَنَّ الْــعِــلْـمَ نُـورٌ # وَنُـورُ الـلـهِ لَا يُـهْـدَى لِـعَـاصِـي

“Aku (Imam Syafii) memberitahukan kesulitan hafalanku kepada Imam Waqi’. Lalu beliau memerintahkanku untuk meninggalkan kemaksiatan. Beliau menjelaskan bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidak ditujukan kepada orang yang bermaksiat.”

(Riki Mahendra Nur C./Mediatech An-Nur II)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK