Silaturahmi FKPQ Sekaligus Mencari Ilmu
“Seharusnya bukan kami yang dikunjungi, tapi kami yang mengunjungi,” ucap Dr. KH. Fathul Bari, S. S., M. Ag dalam tausiahnya untuk kunjungan rombongan FKPQ (Forum Komunikasi Pendidikan Al-Qur’an). Bertempatkan di Pendopo Al-Badari, Ahad (22/1/2023).
Dua bus yang menjadi kendaraan mereka terpakir di lapangan utama Pondok Pesantren An-Nur II “Al-Murtadlo” (Pesantren Wisata). Sekitar jam dua mereka memasuki An-Nur II. Sesampainya di pondok, panitia segera menginstruksikan jemaat agar menuju Raudlah, makam RKH. M. Badruddin Anwar.
Di sana mereka membaca tahlil. Selepas membaca doa, para jemaat melihat-lihat miniatur pondok pesantren. Beberapa saat setelahnya, baru mereka menuju lantai dua Pendopo yang berada di samping Raudlah.
Di lantai dua itu, mereka melihat video-video profil milik An-Nur II dan menikmati suguhan yang tersedia sembari menunggu Kiai Fathul Bari datang, mereka.
Kiai Fathul datang, para jemaat terdiam dan segera merapatkan barisan. Beliau duduk di depan, di samping layar proyektor. Bersama beliau duduk juga ketua FKPQ dan kepala KUA Jambangan, Surabaya. MC pun segera maju dan mengambil mik. MC berasal dari rombongan FKPQ.
MC membuka acara sore ini dengan membacakan runtutan kegiatan yang akan terlaksana. Mulai dari pembukaan hingga doa. Lantas, ia membaca Al-Fatihah sebagai pembuka acara kali ini.
Kegiatan kedua ialah sambutan-sambutan. Sambutan pertama berasal dari ketua FKPQ, Bapak Suprianto. Beliau mengucapkan terima kasih kepada pihak pondok pesantren. Sebab mau repot-repot menerima kunjungan dari mereka. Selain itu, juga meminta maaf karena mungkin dengan adanya kunjungan ini malah mengganggu.
Sambutan kedua berasal dari kepala KUA Jambangan. Beliau kagum dengan sistem pendidikan An-Nur II setelah melihat video profil yang sebelumnya. Ia pun berharap FKPQ Jambangan bisa menyontohnya dan menerapkannya di lembaga nanti.
Tujuan dari kunjungan ini sendiri adalah menyambung silaturahmi. Akan tetapi tidak hanya itu, rombongan ini memiliki tujuan lain. Yaitu, mereka ingin mendapatkan nasihat dan ilmu saat melakukan kunjungan. “Mencari nasihat dari kiai,” kata Pak Rohman, salah satu jemaat.
Kegiatan ketiga ialah mauizah hasanah dari Kiai Fathul Bari. Beliau menyampaikan tentang An-Nur II dan betapa mulianya Al-Qur’an.
Mengenalkan Diri dan Kemuliaan Al-Qur’an
“Tak kenal, maka tak sayang,” ucap beliau. Beliau lantas menceritakan sedikit tentang An-Nur II ini. Pengasuh pertama pondok ini adalah Al-Maghfurlah Romo KH. Muhammad Badruddin Anwar. Beliau juga mengenalkan jika sebelum haul beliau pasti melaksanakan 40 hari tahlil bersama. Tradisi semasa beliau hidup.
Beliau juga mengenalkan bahwa bangunan pertama An-Nur II terletak sebelah kanan Masjid An-Nur II. meski begitu, masjidnya juga termasuk bangunan yang bersejarah. Masjid itu masih sama sejak awal pembangunan hingga sekarang. Baik luasnya maupun modelnya. Padahal dulunya, santri An-Nur II tidak ada sepuluh orang. Namun masjid seluas itu.
Kemudian beliau juga menjelaskan misteri nama “Pesantren Wisata”. Nama wisata itu bukan berarti di pondok ada wahana-wahana. Melainkan julukan itu adalah singkatan dari yang pengasuh pertama ajarkan. ‘W’ berarti Surah Waqiah. ‘I’ menunjukkan bacaan istigasah. ‘S’ untuk selawat. ‘A’ ialah Asmaul Husna. ‘TA’ adalah tahlil.
Lebih lanjut, beliau mengungkapkan jika para pengajar Al-Qur’an ini merupakan orang-orang mulia. Sesuai hadis Nabi yang artinya, Sebaik-baik orang ialah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarinya.” Beliau sampai mengucapkan kalau seharusnya pihak pondok yang mengunjungi bukan mereka.
Beliau mengatakan jika Al-Qur’an ini mukjizat yang luar biasa. Mukjizat yang terjaga sampai akhir zaman. Nabi Musa mampu membelah lautan dengan tongkat. Hanya saja, di mana tongkat itu sekarang. Nabi Soleh memahat patung unta dan unta itu bisa bergerak. Sama, masih adakah patung itu sekarang? Maka, Al-Qur’an adalah mukjizat yang luar biasa.
Kegiatan keempat, doa. Kiai Fathul yang memimpin doa dan lainnya mengamini. Setelahnya pembagian kenang-kenangan dari kedua belah pihak. Perwakilan dari FKPQ adalah Bapak Suprianto, sedang dari An-Nur II adalah Kiai Fathul. Selesainya acara, para jemaat foto bersama dengan Kiai Fathul.
(Ahmad Firman Ghani Maulana/Mediatech)
Leave a Reply