Lupa-lupa Ingat

Lupa-lupa Ingat

One Day One Hadith

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, Nabi SAW bersabda:

إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِي : الْخَطَأُ وَالنِّسْيَانُ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ

“Sesungguhnya Allah telah memaafkan kesalahan-kesalahan umat-Ku yang tidak disengaja, karena lupa dan yang dipaksa melakukannya.” [HR Ibnu Majah]

Catatan Alvers

Pernahkah Anda bingung karena lupa tempat menaruh dompet atau kunci? Sama berarti, saya pun sering mengalaminya. Lupa adalah manusiawi karena dalam pepatah disebutkan:

 “الإنسان محل الخطأ والنسيان”

“Manusia itu adalah tempatnya salah dan lupa.”

Diriwayatkan bahwa ada seorang pemuda mendatangi Imam Abu Hanifah di suatu malam. Ia berkata,“Sudah lama Aku menimbun hartaku di suatu tempat, akan tetapi Aku lupa tempat itu. Apakah Anda dapat membantuku untuk memecahkan masalah ini?” Abu Hanifah menjawab,“Ini bukanlah pekerjaan seorang ahli fikih. Tetapi aku akan berusaha membantu permasalahan yang anda hadapi.”

Kemudian beliau berpikir sejenak seraya berkata,“Pergi, dan salatlah hingga datang waktu subuh, niscaya Engkau akan ingat di mana tempat Engkau menyimpan harta dengan seizin Allah!”

Akhirnya pemuda tersebut pergi dan melaksanakan salat, dalam waktu sangat singkat tiba-tiba saja di tengah salatnya ia teringat tempat ia menimbun harta. Seusai salat ia beranjak dari tempatnya menuju ke tempat ia menyimpan hartanya.

Di pagi harinya pemuda tersebut mendatangi Abu Hanifah untuk memberitahukan bahwa hartanya telah ditemukan dan ia berterima kasih atas bantuan beliau.

Pemuda tersebut bertanya pada Abu Hanifah,“Bagaimana Anda mengetahui bila Aku akan mengingat tempat Aku menyimpan hartaku?” Abu Hanifah menjawab:

لِأَنِّي عَلِمْتُ أَنَّ الشَّيْطَانَ لَنْ يَتْرُكَكَ تُصَلِّي وَسَيُشْغِلًكَ بِتَذَكُّرِ الْمَالِ عَنْ صَلَاتِكَ

“Karena Aku tahu bahwasannya setan tidak akan membiarkanmu salat begitu saja, ia akan menyibukkanmu dengan mengingatkan hartamu sehingga Kau menjadi lalai dari salatmu.”[Ar islamway net]

Setan yang sama pernah mengganggu sahabat Utsman bin Abil Ash. Ia  pernah bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, setan telah mengganggu salat dan bacaanku.” Rasulullah SAW bersabda:

ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خَنْزَبٌ فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْهُ وَاتْفِلْ عَلَى يَسَارِكَ ثَلَاثًا

“Itulah setan yang disebut dengan ‘Khanzab’, jika Engkau merasakan kehadirannya maka bacalah taawuz kepada Allah dan meludah kecillah ke arah kiri tiga kali.” [HR Muslim]

Utsman melanjutkan: “Aku pun melaksanakan wejangan Nabi tersebut dan Allah mengusir gangguan tersebut dariku.”

Lupa tidak hanya pada urusan harta benda namun juga bisa terjadi dalam urusan ibadah, salat misalnya. Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا رَقَدَ أَحَدُكُمْ عَنِ الصَّلاَةِ أَوْ غَفَلَ عَنْهَا فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا فَإِنَّ اللَّهَ يَقُولُ أَقِمِ الصَّلاَةَ لِذِكْرِى

“Jika salah seorang di antara kalian tertidur dari salat atau ia lupa dari salat, maka hendaklah ia salat ketiak ia ingat. Karena Allah berfirman (yang artinya): Kerjakanlah salat ketika ingat.” [QS Thaha: 14] [HR Muslim]

Atau lupa dalam melakukan anjuran seperti membaca basmalah. Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا أَكَلَ أَحَدكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّه ، فَإِنْ نَسِيَ فِي أَوَّله فَلْيَقُلْ : بِسْمِ اللَّه فِي أَوَّله وَآخِره

“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia ucapkan “Bismillah”. Jika ia lupa untuk menyebutnya, hendaklah ia mengucapkan: bismillaah fii awwalihi wa aakhirihi (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya).” [HR Tirmidzi]

Atau bisa pula lupa akan larangan semisal makan di saat puasa. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٌ, فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ, فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ, فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اَللَّهُ وَسَقَاهُ

“Barang siapa yang lupa sedang ia dalam keadaan puasa lalu ia makan atau minum, maka hendaklah ia sempurnakan puasanya karena kala itu Allah yang memberi ia makan dan minum.” (HR. Bukhari)

Lupa-lupa semacam hal ini tidaklah berdosa sebagaimana hadis utama di atas dan dalam Al-Qur’an disebutkan:

رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا

“Ya Rab kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.” [QS Al-Baqarah: 286]

Lupa sekali dua kali itu manusiawi, tapi jika lupa berkali-kali maka perlu diwaspadai. Menurut syekh Zarnuji, ada beberapa sebab yang bisa menjadi lupa yaitu: 1. Makan ketumbar yang masih basah. 2. Makan buah apel yang rasanya masam. 3. Melihat orang yang disalib. 4. Membaca tulisan pada batu nisan. 5. Lewat disela-sela unta yang bergandeng. 6. Membuang hidup-hidup kutu ke tanah. 7. Berbekam pada pulung tengkuk kepala; [ta’limul mutaalim]

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk terus mengingat Allah sehingga dijauhkan dari godaan setan yang menjadikan kita lalai akan perintah-Nya.

Salam Satu Hadis,

Dr. H. Fathul Bari Alvers

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren Lho!

NB.

Hak Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang  lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Alhaddad]

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK