Safari Qiyamul Lail: Amalan Malam Ramadan bersama Riyadlul Jannah

Jumat malam, 29 Maret 2024 bertepatan pada malam 19 Ramadan 1445 H, Majlis Maulid wat Ta’lim Riyadlul Jannah menyelenggarakan acara rutin Safari Qiyamul Lail di Pondok Pesantren Wisata An-Nur II “Al-Murtadlo” pada pukul 23.00. Jemaah Majelis Riyadlul Jannah berdatangan ke Pondok An-Nur II dan memenuhi kawasan Raudah KH. Muhammad Badruddin Anwar. Kiai Zainuddin Badruddin turut hadir selaku perwakilan majelis keluarga Pondok Pesantren An-Nur II

Acara bermula setelah Pengajian Pasar Waqiah Ramadan. Tak lama kemudian, salah satu habib membaca zikir yang biasa dibaca setelah salat witir. Seketika itu, para habib dan jemaah langsung berkumpul di Raudah. Setelah berkumpul semua, para hadirin berdiri dan membaca doa ziarah bersama.

Lalu, Gus Rofi’ul Hamid Himzi bin KH. Abdurrochim Syadzili membuka acara Safari Qiyamul Lail dengan tawasul dan pembacaan surah Al-Fatihah. Acara pun berlanjut ke pembacaan surah Yasin, Al-Waqiah, dan Al-Mulk secara bersama-sama. Adapula yang ingin membaca Al-Quran, beliau mempersilakan membacanya satu juz per orang. Selanjutnya, pembacaan Al-Quran juz 30, berawal dari surah An-Naba’ sampai An-Nas. Bacaan Al-Quran pun menggema di area acara.

Setelah itu, pembacaan tahlil dan doa khatam Al-Quran. Kemudian berlanjut ke pembacaan doa Birrul Walidain oleh salah satu habib. Para jemaah pun mengamini doa tersebut atas arahan Gus Rofi’.

Relasi Kiai Badruddin dengan Pendiri Majelis Riyadlul Jannah

Setelah itu, Ustaz Zamroni mendapatkan mandat mengisi nasihat. Ia mengungkapkan bahwa pengasuh pertama Pondok An-Nur II, Almagfurlah KH. Badruddin, beberapa kali mengajaknya menghadiri Majelis Riyadlul Jannah. Kiai Badruddin juga bertemu dengan KH. Abdurrochim bin Ahmad Asy-Syadzili. Melihat pertemuan itu, Ustaz Zamroni mengungkapkan bahwa sifat beliau berdua mirip.

“Keduanya piyantun ingkang tawadhu, piyantun ingkang sabar, piyantun ingkang ikhlas (orang yang rendah hati, orang yang sabar, orang yang ikhlas). Dan yang lebih daripada itu, beliau-beliau ini termasuk piyantun ingkang titen open (orang yang perhatian) kepada santri dan jemaahnya,” ucap Ustaz Zamroni.

Ia juga menyampaikan bahwa ketika KH. Badruddin dengan KH. Abdurrochim, keduanya saling menarik tangan. Kiai Abdurrochim tidak ingin Kiai Badruddin mencium tangannya, begitu juga sebaliknya. Beliau berdua juga saling meminta doa satu sama lain. Kemudian, Ustaz Zamroni menyampaikan harapan menghadiri majelis ini, kita bisa memiliki sifat-sifat baik tersebut dengan berziarah kepada Kiai Badruddin dan membaca amalan Kiai Abdurrochim.

Ustaz Zamroni pun mengutip keterangan dari kitab Hujjah Ahl As-Sunnah wa Al-Jama’ah karangan KH. Ma’shum bin Ali. Beliau mengungkapkan bahwa ketika berziarah harus terbesit empat perkara di dalam hati. Dua di antaranya ialah sebagai ittiadz (pengambilan pelajaran) dan pengingat di akhirat. Kita mengharap supaya bisa mencontoh beliau-beliau yang tetap memberi kemanfaatan meski sudah meninggal dunia. Yang kedua, sebagai bentuk tabaruk atau mengambil berkah. Harapannya, dengan tawasul dan keberkahan ulama bisa mempermudah hidup kita.

Salat Malam dan Pembacaan Maulid

Usai mauizah, acara berpindah ke pembacaan amalan KH. Abdurrochim Asy-Syadzili yang dipimpin oleh Gus Rofi’, putra beliau. Ketika pembacaan, para hadirin pun berdiri sekaligus mengulangi bacaan Gus Rofi’. Para jemaah sangat khusyuk dalam membaca amalan ini. Setelah bacaan amalan ini, Gus Rofi pun membaca doa Qunut sebagai doa penutup.

Setelah itu, para hadirin menuju pendopo di Sumber Manten yang berada di area sebelah barat jalan raya, di belakang Warung Makan Arofah. Di pendopo tersebut, para jemaah melaksanakan salat tasbih, salat hajat, dan pembacaan maulid bil Ikhstishar. Saat pembacaan kasidah, dua jemaah memainkan rebana yang mengisi suasana. Usai pembacaan maulid, para jemaah pun sahur bersama di area Sumber Manten.

(Riki Mahendra Nur C./Mediatech An-Nur II)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK