Pengajian Ahad Legi: Bahaya Hasud dan Hikmah Majelis Ilmu

Bulan pertama tahun 2023, Pengajian Rutin Ahad Legi kembali hadir pada tanggal 15 Januari 2023 di kawasan Masjid Pondok Pesantren Wisata An-Nur II “Al-Murtadlo”. Pada pengajian kali ini, Habib Zein bin Abdullah Ba’abud Malang mendapat kesempatan mengisi mauizah untuk jemaah Pengajian Ahad Legi.

Sebelum memulai pengajian, Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M.Ag., mengisi waktu dengan kajian kitab Shohih Al-Bukhori. Kemudian, Kiai Zainuddin Badruddin melanjutkan pengajian dengan pembahasan isi kitab Bidayah Al-Hidayah. Maha santri, pengurus pondok, bahkan jemaah mengikuti pengajian kedua kitab ini.

Lalu, acara berlanjut ke pembacaan surah Yasiin dan Tahlil oleh Kiai Husni Mubarok. Setelah itu, Kiai Syamsul Arifin memimpin pembacaan Istigasah sekaligus doa.

Tak lama setelah itu, MC (Master of Ceremony) membuka Pengajian Ahad Legi dengan pembacaan surah Al-Fatihah. Berlanjut ke pembacaan ayat suci Al-Quran oleh seorang santri. Sesi selanjutnya yaitu sambutan. Dalam hal ini, Kiai Fathul Bari mendapat waktu untuk menyampaikan sambutan mewakili majelis keluarga Pondok Pesantren An-Nur II.

Hasud Hingga Iblis Tidak Mau Sujud

Dalam sambutannya, Kiai Fathul Bari membahas tentang hasud atau iri, sebuah penyakit hati yang berbahaya. “Ada satu penyakit, penyakit ini kuno, bahkan dinobatkan sebagai penyakit awal dari segala penyakit di dunia. Orang bahkan tidak merasa kalau terkena penyakit ini. ini adalah penyakit hasud,” ungkap beliau.

Beliau juga menyampaikan bahayanya penyakit iri hati ini. “Penyakit ini memakan semua pahala yang ada di dalam dirinya, sebanyak apa pun itu. Sebagaimana api membakar kayu bakar. Meskipun ditumpuk banyak akan habis,” jelas Kiai Fathul. Perumpamaan hasud sampai begitu karena pengertian dari iri itu sendiri. “Hasud itu mengharapkan nikmat yang dimiliki orang lain hilang,” jelas beliau.

Akibatnya, ada kekacauan sebab sifat iri tersebut. Sebagaimana Iblis tidak mau bersujud kepada Nabi Adam AS ataupun Qabil yang membunuh Habil karena iri. Maka dari itu, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Manusia senantiasa dalam kebaikan selama dia tidak berhasud.”

Menuju acara selanjutnya yakni pelantikan pengurus pusat IKSAN (Ikatan Santri Alumni An-Nur II) Pondok Pesantren An-Nur II “Al-Murtadlo” masa bakti 2023-2027. Tahap pertama, Ustaz H. Hanafi, S.P., M.Pd.I., membacakan surat keputusan pelantikan. Selanjutnya penyerahan kepengurusan dari ketua IKSAN lama Ustaz Nur Kholis, M.Pd.I., kepada Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M.Ag., lalu kepada ketua IKSAN baru Ustaz M. Hayat. Terakhir, pemberian penghargaan dan doa pelantikan oleh Kiai Syamsul Arifin.

Majelis Ilmu Penghapus Dosamu

Menuju acara inti yakni mauizah hasanah oleh Habib Zein bin Abdullah Ba’abud. Di awal pembahasan, beliau menyampaikan salah satu hadis dari Abdullah bin Umar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Majelis ilmu lebih afdal daripada ibadah 60 tahun.”

Dari besarnya faedah itu, Allah bisa saja mengampuni dosa seseorang yang memiliki banyak dosa karena menghadiri suatu majelis ilmu. Habib Zein mengutarakan sebuah hadis dari Sayyidina Umar bin Khattab bahwasanya ada orang yang keluar dari rumahnya dalam keadaan memikul banyak dosa. Kemudian, orang tersebut menghadiri suatu majelis. Saat mendengarkan ceramah di sana, dia ketakutan karena dosanya. Orang alim yang berceramah di majelis itu menjelaskan tentang pedihnya siksaan sebagai tebusan doa. Ketika selesai, orang tersebut pulang ke rumahnya dalam keadaan tidak punya dosa karena Allah mengampuninya.

Di akhir tausiah, Habib Zein menjelaskan tentang pahala yang bisa terhapus saat hari perhitungan salah satunya karena tidak pernah mengaji. Beliau menyampaikan hadis dari Sayyidina Salim Maula Abi Hudzaifah, bahwa Rasulullah SAW yang intinya pada hari kiamat ada sekumpulan orang yang memiliki banyak sekali pahala. Namun, ketika penimbangan, pahala itu hilang dan masuk neraka. Saat Sayyidina Salim bertanya, Nabi menjawab bahwa orang itu memakan perkara haram semasa hidupnya.

Setelah penyampaian mauizah berakhir, MC menutup Pengajian Ahad Legi dengan pembacaan doa penutup oleh Kiai Syamsul Arifin.

(Riki Mahendra Nur C/Mediatech An-Nur II)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK