Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Universitas Raden Rahmat (PMII UNIRA) melakukan studi banding ke Pondok Pesantren Wisata An-Nur II “Al-Murtadlo” pada Sabtu, 14 Januari 2023. Sebanyak 19 mahasiswa UNIRA ingin mempelajari pengelolaan manajemen dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) pondok pesantren.
Sekitar pukul 08.30 WIB, mahasiswa PMII UNIRA tiba di lingkungan Pondok An-Nur II. Kemudian Ustaz Mukhyiddin Farkhi mendampingi mereka menuju raudah pengasuh pertama KH.M. Badruddin Anwar. Di sana, para mahasiswa membaca tahlil serta doa.
Selanjutnya, Ustaz Farkhi membawa seluruh mahasiswa ke Pendopo Al-Badari lantai 1. Tempat duduk mereka terpisah antara laki-laki dan perempuan. Sebelum memasuki sesi acara, pihak pondok menayangkan beberapa video profil Pondok An-Nur II pada televisi dinding di depan mereka dan menyuguhkan jajanan di meja.
Tak lama setelah itu, Ustaz Farkhi pun mengambil mikrofon dan membuka acara studi. Kemudian Ustaz Farkhi pun mempersilakan Ustaz Zamroni sebagai kepala bidang pengelolaan pemberdayaan UMKM pondok pesantren dan Ustaz Ghofur sebagai kepala bidang stokist dan UMKM pondok pesantren.
Bank Peminjaman Tanpa Jaminan
Pertama, Ustaz Zamroni menjelaskan UMKM yang ada di An-Nur II, yaitu Bank Wakaf Mikro (BMW). Ungkapnya, Bank Wakaf Mikro adalah suatu bank yang didirikan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan bekerja sama dengan LAZNAS (Lembaga Amil Zakat Nasional). BMW ini merupakan bank yang berjalan secara syariah, sehingga tidak ada bunga dalam pinjaman bahkan jaminan.
Ustaz Zamroni menerangkan bahwa pondok pesantren berhak mengelola Bank Wakaf Mikro sesuai syarat dan ketentuan. Pemerintah memilih pondok pesantren karena beberapa alasan. “Pondok pesantren mengamalkan syariah, jujur, dan berani bertanggung jawab,” jelas Ustaz Zamroni. Pondok An-Nur II sendiri salah satunya. BMW sendiri untuk melayani masyarakat sekitar, terutama yang membutuhkan modal.
Terkait pengelolaan BMW di Pondok An-Nur II, seseorang perlu memenuhi syarat supaya dapat meminjam uang untuk modal, di antaranya masih berada di wilayah kecamatan Bululawang dan nasabahnya perempuan. Pondok pesantren memberikan syarat tersebut karena memiliki alasan tersendiri. Ustaz Zamroni juga menjelaskan hal-hal terkait cara peminjaman serta pengembaliannya kepada para mahasiswa.
BUMN Dalam Pondok Pesantren
Yang kedua, Ustaz Ghofur berlanjut menjelaskan tentang UMKM pondok pesantren yang merupakan percabangan dari Bank Wakaf Mikro yaitu BUMN atau Badan Usaha Milik Ndalem dan terdapat 7 outlet yang berupa kantin. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para santri. “Tujuannya pastilah memenuhi kebutuhan primer dan sekunder para santri untuk meminimalisir santri keluar pondok,” ungkap Ustaz Ghofur. Ustaz Ghofur mengungkapkan bahwa apa pun yang santri butuh sudah tersedia di kantin-kantin pondok.
Selain itu, An-Nur II juga bekerja sama dengan AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) dan menghasilkan produk minuman yang bernama Pesantren Wisata. Ustaz Ghofur menyatakan bahwa pendistribusian air minum ini tidak hanya di dalam lokasi pesantren tetapi juga di luar. Ia berharap tahun ini atau tahun besok, pondok pesantren bisa mendistribusikan air minum Pesantren Wisata ke wilayah lebih luas. Selain itu, Ustaz Ghofur juga menjelaskan tata cara pengelolaan uang di BUMN An-Nur II. Mulai dari awal pendapatan sampai pembagiannya.
Kemudian, Ustaz Ghofur menjelaskan tentang gudang stokist yang ada di An-Nur II. Sebagaimana namanya, gudang ini menyimpan barang-barang atau jajanan untuk outlet- outlet yang ada di pondok pesantren. Bahkan, Ustaz Ghofur mengungkapkan bahwa pondok pesantren juga mendistribusikan jajanan dari gudang stokist ke luar pondok. Namun, tantangannya ada pada adu harga dengan grosir-grosir luar.
Setelah mendapatkan penjelasan, para mahasiswa juga mendapatkan waktu untuk sesi tanya jawab. Sekiranya selesai, berlanjut ke sesi pemberian cendera mata dari kedua pihak. Selah itu, acara di Pendopo Al-Badari pun berakhir dengan ramah-tamah. Kemudian, panitia menggiring mahasiswa PMII UNIRA menuju Swalayan Santri (SWANTRI) yang ada di Pondok Putri An-Nur II.
Silahturahmi Sambil Belajar Instansi
Ade Ramli, ketu rayon dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Mahasiswa Universitas Raden Rahmat (PMII UNIRA) mengungkapkan bahwa studi banding ini memiliki dua tujuan. “Yang pertama karena memang niat kami untuk silaturahmi. Kedua, kami juga sangat tertarik dengan Pondok Pesantren An-Nur II yang bisa mengelola sebegitu banyak santri dan beberapa instansi atau UMKM yang ada di dalamnya. Jadi kami ingin belajar. Kemudian apa-apa yang perlu kita terapkan itu bisa kita implementasikan di luar,” katanya.
Dengan adanya studi banding ini, ia ingin para mahasiswa mempelajari mekanisme UMKM di lapangan. “Karena di kalangan kami, tidak hanya sekedar teori. Karena kalau kita belajar di lingkungan UMKM langsung, maka kita bisa belajar secara langsung. Praktiknya bagaimana, dan realitanya seperti apa,” ujarnya.
Setelah studi banding ini, Ade Ramli cukup terkejut dengan apa yang ada di An-Nur II. “(Kesannya) sangat luar biasa karena bagi saya seorang santri pun harusnya tidak hanya bisa ngaji saja, ternyata bisa multitalent. Bisa pengelolaan SDM-nya, kemudian pengelolaan dalam lembaga-lembaga instansi di dalamnya itu sangat luar biasa,” ungkapnya.
(Riki Mahendra Nur C/Mediatech An-Nur II)
Leave a Reply