Berbekal Ilmu Saja Bisa Dapat Semuanya

Hanya dengan memakai baju putih dan songkok hitam yang membalut rambutnya yang sudah memutih, Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, M. S. Si Pendakwah Nabung Air ini menyampaikan orasi ilmiahnya di hadapan para wisudawan SMP dan SMA An-Nur di Aula Yaqowi. Beliau bilang, “Kuncinya cuma ilmu.” Pada hari sabtu (4/6/2022).

Mengutip dari sabda Nabi Muhammad SAW: “Barang siapa yang ingin dunia, maka meraihnya dengan ilmu. Dan barang siapa ingin akhirat, meraihnya dengan ilmu juga.” Sabda ini lah yang dipegang teguh oleh mantan rektor UB (Universitas Brawijaya) atas segala keberhasilan yang dicapainya. Bahkan muridnya yang berkonsultasi kepada beliau perihal ingin membuka usaha, beliau hanya bilang, “Pakek ilmu.”

Dr. KH. Fathul Bari, S. S., M.Ag, dalam sambutannya pun juga menyampaikan betapa pentingnya relasi antara ilmu dan manusia, “Manusia menjadi manusia adalah karena ilmunya. Bukan karena ototnya ataupun kekuatannya.” Beliau juga menyampaikan, jika ilmu merupakan titipan dari Allah. Maka, ilmu itu harus dijaga. Caranya dengan mengamalkan ilmu yang sudah didapat.

Bupati Probolinggo Drs. H. A. Timbul Prihanjoko, selaku perwakilan wali santri dalam acara wisuda itu, menjelaskan betapa butuhnya bangsa dengan generasi yang pintar. Beliau berkata, “Bangsa butuh orang-orang yang pintar baik otaknya maupun hatinya.” Menurutnya pesantren lah yang bisa memenuhi keduanya itu, pintar otak dan hati.

Apa-apa di dunia bisa diselesaikan dengan ilmu. Mencakup mencari solusi untuk menstabilkan bumi ini. Memang manusia termasuk dari faktor perusak bumi, kontribusinya sangat besar malahan. Oleh karena itu, manusia harus bertanggung jawab membenahi bumi kembali. Kuncinya adalah dengan ilmu.

Menabung Air untuk Menjaga Lingkungan

Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, M. S. sering sekali mengajak orang-orang untuk menabung air. Gerakan menabung air ini merupakan bentuk upaya menjaga lingkungan. Juga bentuk tanggung jawab menjaga bumi yang notabenenya amanah dari Allah.

Bumi terdiri dari tanah, air, dan berbagai materi lain. Namun air lah yang paling mendominasi isi bumi, yaitu 72 persennya. Berarti menjaga air menjadi kewajiban bagi umat manusia dalam menjaga kestabilkan bumi. Apalagi tubuh manusia juga sangat membutuhkan air. Kandungan air dalam tubuh manusia mencapai 60%-70%. Karena organ-organ tubuh banyak yang membutuhkan air.

Sang Pendakwah Nabung Air ini mengatakan betapa besarnya kerusakan yang ditimbulkan manusia. Bahkan kerusakan itu sudah sampai pada siklus hidrologi. Siklus hidrologi atau daur ulang air adalah sirkulasi air dari atmosfer ke bumi, kemudian kembali ke atmosfer lagi tanpa henti dengan melalaui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi.

Proses-proses ini sudah terganggu gara-gara ulah manusia yang suka membangun jalan, rumah, dan infrastruktur lainnya secara sembarangan. Pembangunan jalan misalnya, dapat mencegah air meresap ke tanah. Akibatnya air jalan-jalan dan malah menyebabkan banjir. Juga air menjadi langka saat musim kemarau.

Membenahi sirkulasi air ini ada dua cara yang dapat dilakukan. Pertama ialah cara alami. Sesuai namanya, cara ini menggunakan alam seperti reboisasi, menambah kawasan lingkungan hijau. Sedang cara kedua ialah cara buatan. Contohnya sumur resapan alias sumur injeksi. Sumur resapan akan menampung air kemudian airnya meresap ke tanah. Kira-kira butuh waktu lima jam airnya meresap ke tanah.

Konservasi air (menabung air) merupakan pengaplikasian ilmu yang dimiliki manusia dalam membenahi bumi. Meski ini nampaknya hanya ilmu dunia, tapi ada pengaruhnya untuk akhirat. Sebab menjaga bumi ialah wajib. Sehingga di akhirat kelak bakal dimintai pertanggungjawabannya tentang menjaga bumi ini. “Ada dalilnya di Al-Quran.” Pungkas beliau.

(Ahmad Firman Ghani Maulana/mediatech)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK