Pengajian Ahad Legi: Nikmatnya Syukur dan Kandungan Salam

Pengajian Ahad Legi 26 November 2023 terakhir sebelum liburan para santri, berjalan dengan lancar. Diawali dengan tabuhan rebana dan iringan selawat dari tim Banjari dan Hadrah guna menyambut para Jemaah Ahad Legi.

Berpindah ke sesi pengajian kitab Shohih Bukhori oleh Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M.A., dalam kajiannya berisi tentang rasa syukur. Seseorang yang mendapatkan rasa syukur memiliki tiga tanda. Pertama, seseorang yang tenang pagi harinya. Kedua, sehat jasmani dan rohaninya, karena sehat itu sangat mahal. Ketiga, orang tersebut memiliki sesuatu untuk ia makan.

Maka tetaplah bersyukur meski kamu hanya mendapat salah satu dari ketiga nikmat tersebut. “Jika seseorang memiliki rasa syukur, maka ia akan merasa dunia hanya miliknya akan tetapi jika orang tersebut tidak memiliki rasa syukur maka ia akan selalu merasa kekurangan,” ujar Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M.Ag.

Dalam salah satu hadis, Nabi Muhammad saw., bersabda, “Jika ada dua orang (masing-masing) mendapatkan satu porsi makan, maka gabungkanlah dan ajak satu orang lagi.” Maksud dar hadis tersebut bahwa makan bersama (satu piring atau nampan) merupakan  anjuran dari Nabi kita. Banyak manfaat dari makan bersama. Salah satunya adalah mempererat keharmonisan dalam keluarga, mempererat tali persaudaraan. Meskipun tidak sedikit yang menganggap jika makan bersama menimbulkan banyak penyakit, yang menganjurkan kita untuk makan bersama adalah Nabi. Jadi tidak mungkin kita menuju jalan kesesatan.

Melanjutkan ke sesi berikutnya pengajian kitab Bidayah Al-Hidayah yang oleh Kiai Zainuddin Badruddin. Setelah selesai pengajian MC menaiki mimbar untuk membuka acara dengan surat Al-Fatihah. Selanjutnya pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Ustaz Ibrahim.

Selesai pembacaan ayat suci Al-Quran, Drs. Gus H. Khairuddin Ak., M.Si., membacakan prestasi-prestasi santri-santri Pondok Pesantren An-Nur II. Setelah itu menuju acara puncak yakni mauizah hasanah bersama Kiai Mahmud Nurjihadin, S.Pd., M.A.

Kandungan Salam dan Majelis Ilmu

Dalam tausiahnya, Kiai Mahmud menjelaskan memberi salam itu hukumnya sunah akan tetapi menjawab salam itu hukumnya wajib. Salah satu sebabnya ialah dalam salam terkandung tiga doa di dalamnya. Salam “assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh” yang bermakna doa untuk keselamatan seseorang, serta doa agar orang tersebut mendapat rahmat dan berkat dari Allah Swt.

Berkah ialah bertambahnya kebaikan. Meski sedang kesusahan, ucaplah “alhamdulillah” agar hidup ini menjadi berkah. Ada sebuah kisah seorang santri. Ia mengaji dengan semangat di pondoknya. Oleh karena itu, ilmunya juga terus bertambah. Bertambah terus ilmu yang ia miliki termasuk keberkahan ilmu karena ilmu santri tersebut senantiasa bertambah berkah.

Dalam salah satu hadis berbunyi, “Barang siapa yang menuju majelis ilmu maka sebelum ia melangkah untuk berangkat, Allah telah menghapus dosanya terlebih dulu.” Maka dari itu, kita harus semangat dalam mengikuti majelis ilmu. Usai penyampaian mauizah, Kiai Syamsul Arifin pun membacakan doa penutup.

(Frinaldi Agus D./Mediatech An-Nur II)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK