Sumpah Pemuda ialah satu tonggak yang sangat penting dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar Sumpah Pemuda ini merupakan sebuah perwujudan dari semangat menegakkan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Istilah “Sumpah Pemuda” sendiri bukan putusan saat Kongres, melainkan muncul setelah adanya Kongres Pemuda.
Sesuai namanya, Sumpah Pemuda terbentuk berkat pemuda-pemudi Indonesia. Mereka datang dari berbagai penjuru Nusantara, seperti Amir Syarifuddin dari Batak, Djoko Marsaid dari Jawa, dan masih banyak lagi. Berikut tokoh-tokoh yang berperan penting dalam Sumpah Pemuda:
Muhammad Yamin
Kalian pasti sudah tidak asing dengan nama tokoh nasional yang satu ini. Pada Kongres Pemuda II, Muhammad Yamin menjabat sebagai sekretaris. Muhammad Yamin juga merupakan perancang teks Sumpah Pemuda. Ia juga yang mendorong pemuda lain untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Soegondo Djojopoespito
Ia adalah orang yang pertama kali membacakan teks Sumpah Pemuda. Soegondo juga merupakan seorang aktivis PPPI (Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia), yang bertujuan menyatukan pemuda-pemudi yang ada di Indonesia. Ia juga terpilih sebagai ketua Kongres Pemuda II yang terselenggara pada tahun 1928.
Djoko Marsaid/Tirtodiningrat
Djoko Marsaid ialah ketua organisasi pemuda Jawa, yakni Jong Java. Ia juga seorang wakil ketua pada Kongres Pemuda II. Djoko Marsaid pula pernah menjabat sebagai sekretaris dari Pakubuwono XI di Surakarta pada 1939.
Sie Kong Liong
Meskipun bukan pemuda Indonesia, Sie Kong Liong turut berkontribusi dalam pencetusan Sumpah Pemuda. Dalam Kongres Pemuda II, Sie Kong Liong bersuka rela meminjamkan rumahnya sebagai lokasi terselenggaranya rapat. Sekarang, rumah Sie Kong Liong lebih kita kenal dengan Museum Sumpah Pemuda. Dahulu rumah itu hanyalah sebuah kos beberapa dokter muda yang sekolah di STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen).
Sarmidi Mangunsarkoro
Sarmidi merupakan pejuang dalam bidang pendidikan. Pada Kongres Pemuda, Sarmidi turut andil sebagai pembicara. Ia berpidato tentang pendidikan nasional dan menyampaikan bahwa, anak harus mendapat pendidikan kebangsaan dan pendidik harus mendidiknya secara demokratis. Sarmidi juga mengemukakan bahwa, perlunya keseimbangan antara pendidikan di rumah dan di sekolah.
Soenario Sastrowardoyo
Pada Kongres Pemuda II, Soenario berperan sebagai pembicara atau penasihat yang membela para aktivis kemerdekaan dalam merancang Sumpah Pemuda. Ia juga membawakan pidato yang bertemakan Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia. Soenario juga berperan sebagai sekretaris dalam Perhimpunan Indonesia di Belanda.
Sebenarnya ratusan pemuda menghadiri Kongres Pemuda, tapi hanya beberapa tokoh yang tercatat. Kongres Pemuda ini juga merupakan momentum W. R. Soepratman melantunkan lagu Indonesia melalui iringan biola tanpa syair. Peserta menyambut lagu tersebut dengan meriah, kemudian Soegondo membacakan Sumpah Pemuda sebagai hasil dari Kongres Pemuda.
(Farkhan Wildana S./Mediatech)
Leave a Reply