Kajian Tafsir: Madu Obat Segala Penyakit

madu, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo

“(69) kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (70) Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.)” (Q.S. An-Nahl: 69-70)

***

Pada ayat di atas, Allah Swt., memberitahu kita akan manfaat lebah. Allah memerintahkan lebah memakan hal-hal yang baik dan bersih. Maka dari situlah lebah mengeluarkan minuman dari perutnya yaitu madu. Ada banyak manfaat di dalam madu, salah satunya mengandung obat untuk penyakit-penyakit.

Dalam hal ini, Allah menyamakan orang mukmin dengan lebah. Lebah memakan sesuatu yang baik dan yang keluar dari dirinya berupa hal baik juga. Begitu juga orang mukmin setiap hari makan makanan yang baik dan halal, maka ucapan dan perbuatan yang keluar dari orang mukmin berupa sesuatu yang baik.

Dalam satu hadis, Rasulullah saw., menyamakan mukmin dengan lebah:

وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ كَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ طَيِّبًا، فَلَمْ تَفْسُدْوَلَمْ تُكْسَرْ

Artinya: “Dan permisalan seorang mukmin ibarat seekor lebah. Dia hanya memakan yang baik, tak memberi kecuali yang baik, dan hinggap dengan baik, maka dia tak merusak tangkai dan tak mematahkannya.”

Tak hanya itu, lebah hinggap ke tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan tangkai tanaman. Berbeda dengan lalat yang selalu hinggap di tempat yang kotor dan selalu membawa kotoran. Lebah juga tidak akan mengganggu orang, kecuali jika mendapat gangguan maka dia akan membalasnya

Ada perumpamaan yang lain seperti ceret yang diisi susu maka akan keluar susu dan jika diisi air selokan yang keluar juga air selokan. Tidak mungkin jika diisi susu lalu keluar air selokan atau sebaliknya.

Hanya Allah Penyembuhnya

Dari penjelasan di atas, madu dapat menjadi obat dari segala penyakit. Tetapi madu dapat menyembuhkan penyakit karena izin Allah. Tanpa izin Allah, madu tidak akan bisa menyembuhkannya.

Seperti kisah Nabi Musa a.s., ketika sakit gigi, beliau sangat kesakitan. Beliau pun bermunajat kepada Allah karena tidak kuat menahannya. Setelah itu Allah memerintahkan Nabi Musa untuk mencari rumput yang tegak dan mengandung air lalu mengoleskannya ke bagian gigi yang sakit.

Kemudian, Nabi Musa langsung keluar rumah mencari rumput tersebut. Setelah menemukannya, beliau langsung mengoleskannya ke giginya yang sakit. Beberapa tahun kemudian Nabi Musa sakit gigi lagi. Beliau teringat ketika sakit dulu, Allah memerintahkannya mencari rumput.

Nabi Musa pun mencari rumput itu lagi. Setelah mendapatkan rumput tersebut, Nabi Musa melakukan hal yang sama bekali-kali tapi tak kunjung sembuh. Beliau mengadu lagi kepada Allah. Kemudian Allah menjawab, “Ya Musa, pada sakitmu yang pertama, kamu datang kepadaku meminta pertolonganku. Pada yang kedua kali ini, kamu tidak datang kepadaku untuk meminta pertolongan, tapi kamu langsung menuju tanaman obat tersebut.” Ini merupakan bukti bahwa Allah yang memberikan kesembuhan, bukan tanaman atau obat-obatan.

Allah Maha Menghidupkan Lagi Mematikan

Kita hidup karena Allah dan kita mati juga karena Allah dengan ajal yang sudah tercatat. Seperti orang yang mati karena sakit, ia hanya bisa membeli obat. Namun ia tidak bisa membeli kesembuhan karena hanya Allah yang dapat menyembuhkan segala penyakit. Jika ia mati, berarti Allah menghendakinya tutup umur.

Maka hidup itu seperti lingkaran. Dulu masih berbaring (bayi) dan kembali berbaring lagi ketika sudah tua. Akal juga demikian, awalnya tidak sempurna untuk mengingat kemudian sempurna dan kembali tidak sempurna untuk mengingat sesuatu. Itu semua kehendak Allah.

(Abu Raihan Efendi/ Mediatech)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK