Kajian Tafsir: Al-Quran Mukjizat yang Agung

“(9) Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (10) Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (beberapa rasul) sebelum kamu kepada umat-umat yang terdahulu. (11) Dan tidak datang seorang rasul pun kepada mereka, melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. (12) Demikianlah, Kami memasukkan (rasa ingkar dan memperolok-olokkan itu) ke dalam hati orang-orang yang berdosa (orang-orang kafir), (13) mereka tidak beriman kepadanya (Al Quran) dan sesungguhnya telah berlalu sunnatullah terhadap orang-orang dahulu.” (Q.S. Al-Hijr: 9-13)

***

Ayat tersebut menerangkan bahwa Allah menurunkan Al-Quran dan menjaga keasliannya dari kekurangan, ketambahan huruf dan kerusakan. Maka di antara keempat kitab Allah dan mushaf-mushaf yang Allah turunkan, yang masih asli sampai sekarang hanyalah Al-Quran. Selain itu, Al-Quran sebagai mukjizat terakhir dari Nabi yang terakhir, Nabi Muhammad saw.

Al-Quran merupakan mukjizat yang tetap ada sampai sekarang. Tidak seperti mukjizat-mukjizat yang lain, seperti mukjizat Nabi Musa yaitu tongkat sakti yang bisa membelah lautan, berubah jadi ular dan sebagainya tapi sekarang tidak ada yang mengetahui keberadaan tongkat tersebut, perahu Nabi Lut yang sekarang tidak tahu di mana, dan unta Nabi Sholeh yang sekarang sudah tidak ada (mati). Mukjizat-mukjizat yang ada selain Al-Quran sekarang sudah tidak ada di dunia ini.

Tak hanya itu, keistimewaan Al-Quran lainnya yaitu Allah memudahkan umat muslim untuk menghafal Al-Quran meskipun kelihatannya itu sangat banyak dan tebal. Bahkan banyak anak kecil yang sudah bisa menghafal Al-Quran.

Maka dari itu, salah satu bukti Allah menjaga Al-Quran ialah banyak orang yang menghafalnya sehingga terjaga keasliannya. Meskipun ada seseorang yang ingin memusnahkan Al-Quran, mereka tidak dapat menghilangkan hafalan-hafalan Al-Quran yang ada di dalam hati penghafalnya.

Tidak Perlu Memedulikan Hinaan Orang

Al-Hijr ayat 10-11 merupakan ayat penghibur bagi Nabi Muhammad karena pada saat itu nabi mendapatkan sangat banyak gangguan dari kaum Quraisy. Tidak hanya Nabi saja, nabi-nabi sebelumnya juga mendapat perlakukan yang tidak pantas dari kaumnya. Meski begitu, Nabi masih memiliki sahabat yang sependapat dengan Beliau.

Maka dari itu kita sebagai manusia biasa jangan berangan-angan orang-orang di sekitar kita selalu mendukung, suka, dan sepemikiran dengan kita. Di masyarakat pasti ada yang pro dan kontra, ada yang suka dan tidak suka, karena di lingkungan sekitar pasti memiliki karakteristik yang berbeda.  

Jadi ketika mendapat gangguan dari orang lain tidak usah memikirkannya. Kita harus bisa beradaptasi dengan lingkungan. Saat mendapat bulian, hinaan, atau cemooh, jangan merasa memiliki kekurangan seperti yang mereka katakan. Maka syukuri apa yang kita dapat. Nabi yang tidak pantas mendapat hinaan bisa kuat. Begitu juga kita sebagai manusia biasa yang pantas mendapatkannya juga harus kuat menghadapinya.

(Abu Raihan E./Mediatech An-Nur II)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK