Ustaz Yusuf Mansur: Mengunci Masa Depan dengan Yakin pada Ucapan

Ustaz Yusuf Mansur: Mengunci Masa Depan dengan Yakin pada Ucapan

annur2.net – Mobil Alphard putih berplat B telah datang di Pondok Pesantren An-Nur II “Al-Murtadlo”. Tawa gembira terlukis di raut wajah para santri hingga kiai saat acara berlangsung. Setelah salat magrib, seluruh santri SMA berkumpul di depan masjid.  Beliau berjalan di antara Kiai Fathul Bari dan Kiai Ahmad Zainuddin menuju ke teras masjid An-Nur. 

Tanggal 20 Juni 2024, Ustaz Yusuf Mansur berkunjung ke Pondok Pesantren An-Nur II “Al-Murtadlo” untuk kedua kalinya. Kedatangannya bertujuan untuk melanjutkan kajian minggu sebelumnya. Materi yang beliau angkat kali ini adalah belajar dari Nabi Sulaiman. Kemudian, pertemuan itu beliau akhiri dengan membagi selembaran uang Rp 100.000 kepada para santri.

Ustaz Yusuf Mansur membuka kajiannya dengan membacakan surah As-Shad ayat 34–35 yang diikuti para santri. Beliau mengatakan bahwa meski sering tertolak, jatuh, kita harus tetap naik, “Jangan turun tapi naik ke atas,” ujarnya. Sebagaimana Nabi Sulaiman yang berdoa supaya Allah memberi kerajaan yang tiada bandingannya, ketika Allah mengambil kerajaan ayahnya ,  . “Sulaiman, begitu jatuh tidak ikut jatuh,” tambahnya.

“Ya sudah gak papa,” ucapnya. Tertolak dari lamaran pekerjaan atau kalah masuk final lomba futsal bukan akhir dari segalanya. Masih banyak yang bisa dilakukan. Kita bisa berkata dengan yakin, kita bisa membuat pekerjaan atau perlombaan sendiri, atau berkata, kita bisa membuat pabrik bola atau lapangan futsal sendiri, dan masih banyak lagi. “Rumusnya sederhana, pilihannya banyak,” tuturnya. Kemudian keyakinan tersebut kita sertakan dengan selalu memohon kepada Allah. Ingat! Semua hal itu butuh proses.

Beliau menjelaskan bahwa ketika tidak memiliki uang harus tetap berpenampilan seperti orang kaya. “Jangan sampai kelihatan gak punya uang, kita minta kepada Allah,” jelasnya. “Kepada siapa Nabi Sulaiman meminta? Minta ke Allah,” tambahnya. Karena itu, menyiasati segala masalah adalah dengan meminta hal yang besar. Sebagaimana Nabi Sulaiman yang meminta kerajaan tiada tanding. “Ucapan adalah doa,” terangnya.

Bukti Ucapan Mengunci Masa Depan 

Terdapat sebuah cerita tentang teman beliau yang menjadi ketua perjalanan untuk tujuh kota di Jepang. Temannya adalah anak yang pintar. Dia sangat ingin ke Jepang, sehingga ia sering berkata, “Jepang, Jepang.” Mimpinya terhambat karena harus bekerja sebagai sekuriti di pabrik milik orang Jepang. Meski begitu, keinginannya tidak hilang. Suatu ketika, pabrik ia bekerja bangkrut dan ternyata pemilik pabrik tersebut mengajaknya pergi ke jepang. Ternyata di sana, ia kuliah dan akhirnya menjadi ketua perjalanan.

Dengan meneladani Nabi Sulaiman, maka akan menambah ketauhidan kita. Karena kita akan selalu berdoa dan semakin yakin dengan Allah sebab semua adalah milik-Nya. Beliau berkata, “Puncak Sulaiman spirit adalah ketauhidan.”

Di penghujung acara, beliau menerangkan bagaimana santri seharusnya. Santri harus tampil gagah dengan selalu membantu, bukan minta bantuan. Santri juga tidak  boleh menyia-nyiakan kesempat dan jika tidak ada kesempatan maka santrilah yang menciptakan. “Jadi santri meski tidak ada kesempatan, bikin kesempatan,” jelasnya. Poin terakhir dari beliau adalah santri harus siap tanggap, tidak menunda-nunda “Prinsip ketiga, jangan ada delay,” tutupnya.

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK