UiTM Cawangan: Kunjungi An-Nur II, Pelajari “Pesantren Wisata”

Kunjungan dari Negeri Jiran! Beberapa direktur Universiti Teknologi MARA (UiTM) Cawangan, Kota Samarahan, Sarawak, Malaysia berkunjung ke Pondok Pesantren Wisata An-Nur II “Al-Murtadlo” pada Senin siang, 30 Januari 2023. Kurang lebih enam anggota direktur berangkat dari Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo ke An-Nur II sebagai tujuan ketiga.

Sesampainya di Pondok Pesantren, Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M.Ag., dan Nyai Hj. Mahsusoh menyambut mereka di depan Kantor Pusat lantai satu. Setelah itu, semuanya menuju ruang pertemuan di lantai dua. Sambil menunggu mulainya acara, mereka menyantap hidangan di atas meja.

Tak lama setelah itu, pewara membuka acara dengan bacaan Surah Al-Fatihah. Selanjutnya, sesi acara berpindah ke penyampaian sambutan. Sambutan pertama dari Rektor Utama UiTM Cawangan Prof. Datuk Dr. Jamil bin Haji Hamali. 

Menggunakan bahasa Malaysia, beliau mengungkapkan tujuan utamanya ke Indonesia, “Kita sebenarnya datang khas ke Probolinggo untuk meluruskan kajian berkaitan dengan pengaruh atau pun perkembangan dakwah-dakwah yang dijalankan oleh Wali Sanga.” Pasalnya, kajian ini telah berjalan lama dan saat ini sedang mengumpulkan data-data berkaitan Wali Sanga.

Tujuan pencarian data ini untuk mengumpulkan pengetahuan terkait Wali Sanga guna disebarkan di Malaysia. “Kita datang melihat lah apakah yang boleh kita perkenalkan di Sarawak nanti daripada operasi yang ada,” ucap beliau. “Supaya kita dapat memanfaatkan pendekatan tersebut dengan pelajar-pelajar yang ada di Sarawak,” tambahnya.

Selain itu, Datuk Jamil juga memiliki tujuan sendiri mengapa datang ke Malang. “Dan kita datang di Malang ini untuk melihat, mungkin ada kesan daripada dakwah Wali Sanga seperti adanya pesantren yang begitu canggih ini.” 

Mengenal Lebih Dekat An-Nur II

Usai sambutan Rektor UiTM Cawangan, Pengasuh Pondok An-Nur II Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M.Ag., berkesempatan menyampaikan sambutan kedua. Beliau memperkenalkan ‘Pesantren Wisata’ kepada para direktur dalam sambutan. 

Awal sambutan, beliau menyebutkan julukan Pondok An-Nur II di mata masyarakat. “Pondok ini dikenal dengan ‘Pesantren Wisata’,” ucap beliau. Alasannya desain Pondok An-Nur II tidak hanya tertuju pada bangunan, tapi memperbanyak taman dan kebun binatang. Oleh karena itu, setiap ada orang yang datang, pasti terkesan dan menyebutkan pondok An-Nur II seperti tempat wisata.

Kemudian, Kiai Fathul Bari memberitahukan bahwa Pondok An-Nur II berdiri tahun 1979. Awal berdiri, pengeluaran dana masih dari diri sendiri. Seiring berjalannya waktu, Pondok Pesantren mendapat bantuan dana dari masyarakat maupun pemerintah. “Tapi awalnya mandiri dari diri sendiri, kemudian dari masyarakat, dan dibantu sebagian dari pemerintah,” ungkap beliau.

Agar pesantren ini tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah, Pondok An-Nur II mendirikan Kopontren (Koperasi Pondok Pesantren), salah satunya Pom Bensin An-Nur II yang terletak di sebelah utara gerbang masuk pondok pesantren. Selain itu, Pondok An-Nur II juga memiliki Bank Wakaf Mikro yang merupakan arahan dari pemerintah untuk meminjamkan uang kepada masyarakat sekitar sebagai modal usaha.

Kiai Fathul Bari juga menjelaskan asal nama Pondok An-Nur. “An-Nur ini nama kakek, namanya Anwar Nur,” ucap beliau. Tujuan penamaan ini untuk menumbuhkan birrul walidain kepada santri. “Sukses seorang tanpa berbakti kepada orang tua, maka tidak akan mendapat rida Allah SWT,” pesan beliau.

Selain itu, beliau menyampaikan bahwa pada awal pendirian, pondok ini tidak menggunakan sarana promosi untuk menyebarkan nama An-Nur II, tapi dari mulut ke mulut. Meski begitu, banyak orang yang ingin memondokkan anaknya ke An-Nur II dan pihak pondok pesantren bersedia untuk melayani mereka. “Mulai dulu jumlahnya kurang lebih sembilan orang, sampai sekarang ada 8000 orang,” jelas Kiai Fathul. Beliau juga sempat bertanya dengan beberapa direktur tentang pondok pesantren yang ada di Malaysia. 

Jalan-jalan mengelilingi An-Nur II

Secuil Tentang Wali Sanga Untuk UiTM Cawangan

Setelah sambutan dari pengasuh, Kiai Zainuddin Badruddin menambahkan beberapa hal terkait Wali Sanga. Beliau menyampaikan bahwa ada salah satu kitab berbahasa Arab yang berisi tentang kisah singkat Wali Sanga. Namanya Ahla Al-Musamarah fi Hikayah Al-Auliya’ Al-‘Asyrah karangan Kiai Fadhil Abil Fadhol dari Tuban.

Kiai Zainuddin juga memperkenalkan salah satu tokoh Wali Sanga yaitu Sunan Bonang dari Tuban. Beliau mengungkapkan cara dakwah beliau yang mengagumkan. “Termasuk filosofinya beliau yang sampai saat ini meresap kepada pesantren-pesantren adalah dengan cara dakwah yang bil-hikmah wal mauidzotil hasanah,” jelas beliau.

Menuju sesi acara terakhir yaitu pembacaan doa penutup dari Prof. Dr. Saimi Bujang, wakil rektor bagian kemahasiswaan. Selanjutnya adalah sesi pemberian cendera mata dan ramah-tamah. Setelah itu, Kiai Fathul Bari dan Kiai Zainuddin mengajak para direktur UiTM Cawangan jalan-jalan mengelilingi Pondok Pesantren. Mereka tampak takjub dengan keindahan Pesantren Wisata ini. 

(Riki Mahendra Nur C/Mediatech An-Nur II)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK