Kunci Menuju Segala Ilmu

                Dua baris memanjang yang rapi mulai masuk ke Aula Yaqowiy. Berbaju taqwa putih lengkap dengan songkok dan sarung biru An-Nur. Menjulur di kedua bahu mereka berupa selendang yang bertulisan wisuda Al-Miftah Lil Ulum 23/24 di sisi kiri dan Pondok Pesantren Wisata An-Nur II di sisi kanan.

                Kamis, 13 Juni 2024, di Aula Yaqowiy Pondok Putri An-Nur II “Al-Murtadlo” menggelar wisuda dan ikhtitam Ad-Darsi Al-Miftah lil Ulum. Al-Miftah Lil Ulum adalah suatu metode cepat dan mudah untuk belajar membaca kitab kuning tanpa harakat dengan riang gembira, yang berasal dari Pondok Sidogiri. Para santri SMP dan SMA baru menempuh metode ini selama satu tahun.

 Dan pembelajaran metode Al-Miftah lil Ulum di Pondok Pesantren An-Nur II selalu mengalami perkembangan. “Alhamdulillah Al-Miftah atau kegiatan Al-Miftah di pesantren ini, semakin tahun semakin berkembang,” pujian dari Ustad M. Badruzzaman selaku tamu undangan dalam sambutannya.

               Peserta acara kali ini adalah para santri SMP kelas 1 dan 2  wustha serta santri SMA kelas 1 ulya. Dengan jumlah wisudawan sebanyak 200 santri dan jumlah ikhtitam sebanyak 395 santri. Tujuan digelarnya acara ini sebagai wujud apresiasi dan menunjukan hasil belajar selama satu tahun. “Pertama, untuk mengapresiasi atas belajar selama satu tahun dan yang paling ditunjukan itu hasil dari metodenya ,” ujar Ustad Faiz Nur Falahi, ketua metode Al-Miftah lil Ulum Pondok An-nur II.

                Gemuruh nyanyian Indonesia Raya serta Mars An-Nur oleh para wisudawan dan wali santri memenuhi Aula Yaqowi. Isakan tangis para ibu wisudawan pun ikut andil dalam acara, bersamaan nyanyian para wisudawan saat prosesi.  

 sebagai bukti keberhasilan pembelajaran metode Al-Miftah Lil Ulum terdapat 5 wisudawan yang dipilih secara acak untuk membaca kitab Fathul Qorib di atas panggung. Para santri tersebut dapat menjawab dengaan tepat pertanyaan dari penguji, sekaligus lancar menyebutkan nadhomannya. Ustaz Juga menguji Salah satu dari mereka dengan kepekaannya pada bacaan kitab yang sengaja menyalahkan bacaannya. Selain dapat menjawab, salah seorang wisudawan juga mampu untuk menjadi penguji.

Pentingnya Bahasa Arab dan Kegembiraan Santri

                “Santri harus bisa bahasa Arab, harus belajar nahwu sharaf,” ungkap KH. Fathul Bari, S.S., M.Ag. Dalam mauidhoh hasanahnya. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya mempelajari bahasa arab bagi para santri. Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan metode Al-Miftah lil Ulum yang mempelajari kaidah nahwu sharaf.

“Belajarlah kalian bahasa Arab, karena itu adalah bagian dari agama,” tambah beliau. Sehingga dalam kitab Al-Qawaid As-Sarfiyah menyebutkan bahwa saraf adalah induk dari setiap ilmu dan nahwu adalah ayahnya. Para ulama juga mengatakan bahwa bahasa arab  dapat menambah kecerdasan.

“Santri kudu riang gembira! kudu seneng!”  ucap Ust. Zainul Arifin, kepala madrasah putra pada sambutannya. Menurut beliau, belajar jika tidak gembira maka ilmunya tidak mudah masuk. Maka belajar harus dengan metode happy. Karena itu, datang metode Al-Miftah yang metode pembelajarannya secara riang gembira.

                Dari 200 wisudawan telah terpilih tiga wisudawan terbaik.Azidan Nusyabantara berhasil menjadi wisudawan terbaik kedua. “ Bangga,terharu dan tidak menyangka,” ungkap perasaan dari wali santri Azidan Nusyabantara. Azidan berpesan agar selalu semangat dan terus belajar. ibunya juga berpesan untuk selalu ikhlas, sabar dan senantiasa memberi dukungan moril maupun materil dalam membimbing anak. “ Dan kalau bisa pondokkan putra-putri bapa-ibuk di An-Nur II,” tutupnya di akhir wawancara. 

(A. BASUNJAYA I. K. F./MEDIATECH ANNUR II)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK