Pasar Waqiah: Tentang Kemuliaan Nabi Muhammad saw.

Bulan Rabiulawal ialah bulan ke tiga dalam kalender Hijriah. Rabiulawal merupakan bulan yang sangat mulia, dengan hadirnya hari kelahiran Nabi Muhammad saw., di dalamnya. Tapi sempat ada pertanyaan, “Mengapa bulan lahir Nabi ada di bulan Rabiulawal, bukan pada bulan Ramadan saja, atau pada bulan-bulan mulia lainnya?”

Maka jawaban dari masalah di atas ialah, agar bulan Rabiulawal menjadi bulan yang mulia. Jadi bulan tersebut mulia bukan karena bulan itu sendiri, melainkan karena adanya hari kelahiran Nabi di sana. Hal ini karena sosok Nabi yang sangat mulia, andaikan saja Nabi lahir di bulan lain, maka bulan Rabiulawal tidak menjadi salah satu bulan mulia.

Kasidah Abu Hanifah tentang Nabi yang Mulia

Bentuk dari kemuliaan Nabi Muhammad Saw., tidak hanya itu. Banyak sekali bentuk kemuliaan Nabi, yang beberapa telah Imam Abu Hanifah tuliskan. Tapi sayang belum sempat beliau bukukan, entah karena kendala apa. Awalnya beliau menuliskan kasidah ini, lalu pergi ke Masjid Nabawi dan beliau kaget ada seorang yang membaca kasidah yang sama dengan yang beliau tulis.

Kemudian beliau bertanya kepada orang tersebut, katanya kasidah tersebut ialah kasidah milik Imam Abu Hanifah, padahal orang yang bertanya ialah Imam Abu Hanifah. Imam Abu Hanifah juga bertanya, dari mana orang tersebut mendapatkan kasidah ini, padahal ia belum sempat membukukannya. Orang tersebut pun bercerita bagaimana ia bisa mendapatkan kasidah itu.

Saat orang tersebut tidur, ia bermimpi ia sedang duduk di suatu majelis. Di majelis tersebut ada Imam Abu Hanifah yang sedang membaca sebuah kasidah. Ia pun menghafalkannya, dan saat ia bangun ia menulisnya hingga ia hafal dan membacanya berulang-ulang kali.

Ini membuktikan Nabi Muhammad saw., telah meridai kasidah ini. Arti dari kasidah ini sangat bagus dan penuh makna. Dalam kasidah tersebut Imam Abu Hanifah menceritakan, betapa besar rindunya terhadap Nabi Muhammad saw.

Beliau juga menuliskan bahwasanya, dunia ini tidak akan ada kecuali dengan adanya Nabi Muhammad saw. Hal ini pula membuktikan besarnya cinta Allah kepada Nabi, seperti halnya orang yang membangunkan rumah bagi kekasihnya yang sangat ia cintai.

Saking mulianya Nabi juga, cahaya matahari dan rembulan akan kalah jika dibandingkan dengan cahaya milik Beliau. Bahkan ada yang berkata bahwa matahari mengambil cahaya dari Nabi, begitu pula cahaya rembulan.

Bahkan jika Nabi berjalan di siang hari. Bayangannya tidak akan terlihat, mengapa demikian? Karena saking cahaya yang beliau pancarkan lebih terang dari pada cahaya matahari. Hal ini membuktikan bahwa Nabi merupakan makhluk yang paling mulia, dan makhluk yang paling sempurna.

(Farkhan Wildana S./Mediatech An-Nur II)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK