Kajian Tafsir: Akal Bulus Orang-Orang Kafir

(46) Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya. (47) Karena itu janganlah sekali-kali kamu mengira Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya; sesungguhnya Allah Maha Perkasa, lagi mempunyai pembalasan. (Q.S. Ibrahim: 46-47)

***

Semasa Nabi Muhammad Saw., hidup, orang-orang kafir telah berkali-kali membuat rencana jahat. Mereka berencana membunuh, menangkap, dan mengusir Nabi. Tetapi semua rencana mereka telah Allah Swt., ketahui, maka mudah saja bagi Allah Swt., untuk menyelamatkan Beliau.

Salah satu rencana busuk mereka terdapat pada surah Yasin, yang bercerita demikian. Suatu saat kaum kafir Quraisy tengah berkumpul dan mengadakan rapat dengan pembahasan Tunggal, yakni bagaimana caranya agama Islam tidak tersebar luas. Banyak dari mereka yang memberi usulan. Ada yang mengusulkan membunuh, menahan, membelenggu, juga mengusir Nabi.

Akhirnya mereka sepakat untuk membunuh Nabi saat Beliau sedang tidur di rumahnya. Beberapa pemuda Quraisy pun pergi ke rumah Beliau untuk memata-matainya. Di sana mereka melihat jelas bahwa Nabi sedang tidur di ranjangnya dan menutupi dirinya dengan selimut hijaunya. Nyatanya yang tidur di sana ialah Ali bin Abi Thalib, sedangkan Nabi sedang bersembunyi dan akan segera pergi ke Madinah, yang mana Beliau mendapatkan perintah untuk bersembunyi, melalui firman Allah Swt.

Kemudian sebelum Nabi Muhammad pergi, Allah Swt., membuat mata para mata-mata kafir itu tidak melihat kepergian Nabi, dengan cara meletakkan tanah di kepala masing-masing kafir itu sembari membaca firman Allah Swt. Keesokan harinya mereka sungguh terkejut karena yang mereka temui di ranjang Beliau ialah Ali bin Abi Thalib, bukan Nabi.

Dari peristiwa ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa, rencana sebaik apapun tidak akan berhasil jika Allah Swt., telah menghendakinya.

Kehendak Allah Swt., yang Tiada Tara

Dalam sebuah hadis Nabi bersabda,

…. وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ ، وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ ، رُفِعَتِ الأَقْلَامُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ

Artinya, “….Ketahuilah, kalau seandainya umat manusia bersatu untuk memberikan kemanfaatan kepadamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan mampu memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tentukan untukmu, dan kalau seandainya mereka bersatu untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu, niscaya tidak akan membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan akan menimpamu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.”

Hadis tersebut menandakan bahwa, tanpa kehendak Allah Swt., kita bukanlah apa-apa. Walaupun kita orang paling kaya, paling bermartabat sekalipun, jika Allah Swt., tidak menghendaki kita untuk bisa berbuat baik, maka tidak akan terjadi.

Maka sesungguhnya semua perkara itu kembali lagi kepada Allah Swt., mau itu baik ataupun buruk sekalipun. Walaupun tidak sepenuhnya buruk sekalipun, pasti ada kebaikan yang tersirat di dalamnya.

(Farkhan Wildana S./Mediatech)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK