Kajian Tafsir: Penyesalan Kaum Kafir pada Nikmat Terbesar

“(2) Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. (3) Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). (4) Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan.” (Q.S. Al-Hijr: 2-4)

***

Apakah orang-orang kafir akan merasa puas dengan apa yang telah mereka peroleh selama di dunia? Atau justru mereka akan menyesal dengan apa yang mereka lakukan? Lantas, apa manfaat dari mereka mengejar-ngejar hal duniawi?

Pada ayat di atas tertera bahwasanya, orang-orang kafir akan menyesal dengan perbuatan mereka selama di dunia, mengapa demikian? Alasannya mereka mendapatkan konsekuensi akan masuk ke dalam neraka selamanya karena tidak masuk ke agama Islam.

Mereka berharap dapat kembali ke dunia, untuk apa? Hanya untuk satu tujuan, yakni mengucapkan dua kalimat syahadat dan masuk ke agama Islam, maka orang tersebut akan terjamin untuk masuk ke dalam surga. Walaupun mereka berbuat buruk setelah masuk ke dalam agama Islam, mereka akan tetap masuk ke surga setelah mendapat balasan di neraka.

Hal ini sesuai dengan yang telah Nabi Muhammad saw., sampaikan,

مَنْ شهِد أنْ لا إله إلا الله وحده لا شرِيك له وأنَّ محمَّدا عبده ورسُولُه، وأنَّ عِيسى عبدُ الله ورسُولُه وكَلِمَتُه أَلقَاها إِلى مريم ورُوُحٌ مِنه، والجنَّة حَقٌّ والنَّار حقٌّ، أَدْخَلَه الله الجنَّة على ما كان مِنَ العمَل

Artinya, “Siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, bahwa Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, serta kalimat-Nya yang Ia sampaikan pada Maryam dan ruh dari-Nya, juga bersaksi bahwa surga dan neraka benar adanya; maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga apa pun amalnya.”

Nikmat yang Hakiki

Dari keterangan di atas, kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa, nikmat yang paling besar di dunia adalah dapat masuk agama Islam. Di samping itu Allah Swt., dapat memberikan harta pada siapapun entah Allah Swt., suka kepada-Nya, maupun tidak. Sedangkan Allah akan memberikan hidayah-Nya orang yang Ia cintai.

Serupa dengan yang telah Nabi sampaikan yakni,

وإن الله -عز وجل- يعطي الدنيا من يحب ومن لا يحب، ولا يعطي الدين إلا لمن يحب……

Artinya, “Allah Swt., memberikan dunia pada orang yang Ia suka, maupun tidak. Dan Ia tidak akan memberikan agama (Islam), kecuali pada orang yang Ia sukai.”

Maka sepatutnya kita tidak iri dengan agama lain karena nikmat di dunia ini hanyalah sebuah hal yang fana. Sedangkan nikmat yang ada di akhirat kelak, ialah nikmat yang hakiki dalam artian nikmat ini akan kekal, dan makhluk dapat menikmatinya kapan pun dan di mana pun.

(Farkhan Wildana S/Mediatech An-Nur II)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK