annur2.net – Sudah sejak jam sepuluh pagi, Gus Abdul Qayyum Mansur, Pengasuh Pondok An-Nur Lasem, Rembang, Jawa Tengah hadir ke acara Haul Kiai Anwar Nur ke-34, Ahad, 15 September 2024, di halaman masjid Sufin Pondok Pesantren An-Nur II “Al-Murtadlo”. Kedatangan beliau ke acara adalah untuk mengisi mauizah di akhir acara.
Beliau ke Malang tidak untuk menghadiri acara haul Kiai Anwar Nur ke-34 saja. Melainkan setelah mengisi di acara haul Kiai Anwar Nur, beliau akan pergi ke Turen dan Wajak.
Selain beliau, telah hadir pula para pengasuh pondok An-Nur satu, dua, dan tiga. Begitu juga Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si., sebagai ketua Muslimat Nahdlatul ulama, turut hadir ke acara tersebut.
Kedatangan beliau ke acara, karena ajakan dari keluarga besar An-Nur II selaku tuan rumah acara. Ajakan tersebut merupakan kesepakatan antara keluarga besar An-Nur II dengan para panitia acara. Beliau juga masih kerabat dari istri pengasuh Pondok Pesantren An-Nur satu, Dr. KH Ahmad Fahrur Rozi.
Setelah Bu Khofifah memberi sambutan, barulah Gus Qayyum menuju ke kursi yang telah di siapkan di atas panggung. Berbagai kutipan dari kitab-kitab dan beberapa cerita beliau utarakan dalam mauizahnya.
Cahaya Penangkal Setan
Dengan duduk di kursi, di hadapan para pengasuh pondok An-Nur satu, dua, tiga serta Ibu Khofifah, Gus Qayyum memulai mauizahnya. Sebagai pembukaan, beliau menukil kisah Nabi Muhammad dari kitab tafsir Al-Jami Li Ahkamil Qur’an karangan Imam Al-Qurtubi.
Suatu Ketika, Nabi Muhammad mengendarai unta. Ternyata ada setan yang menarik tali pengekang unta Nabi agar berjalan ke arah yang salah. Malaikat Jibril yang melihatnya merasa geram. Karena merasa geram, Jibril melempar setan itu hingga ke India.
“Di sini ada tiga makhluk. Ada Muhammad, ada Jibril, ada iblis,” terang beliau setelah bercerita. Beliau juga menambahkan bahwa kata iblis dalam Al-Quran berjumlah 11 dan karakter dari iblis yaitu sombong dan penolak kebenaran.
Untuk haul Kiai Anwar Nur ke-34, Gus Qayyum mengankat pembahasan “Nur”. Nur yang dapat menangkal godaan setan. Sesuai dengan keterangan beliau, terdapat 43 nur yang bisa menjadi penangkal, sebagaimana dengan penyebutan lafad “Nur” dalam Al-Al-Qur’an sebanyak 43 kali.
Tetapi dalam kesempatan kali ini, hanya enam nur yang beliau sebutkan. Yaitu Nur Wirai, Nur Muhammad, Nur Kanaah, Nur ilmi, Nur A’la Nur, dan Nur Irfa’. “Kalau 43 kali kita bahas satu persatu mungkin tiga hari di sini,” gurau beliau.
Beliau juga memberitahu bahwa setan pada zaman para sahabat dan tabiin tidak mampu menggoda manusia. Akan tetapi setelah itu, setan dapat menggoda seluruh manusia dengan jebakannya. Sebagaimana keadaan zaman sekarang, seseorang lebih sayang dengan surat tanah dari pada surah Al-Qur’an. Juga orang tua yang lebih marah ketika anaknya menghilangkan motor dari pada meninggalkan jamaah.
“Ketika selesai satu rencanamu akan dilelahkan dengan rencanamu selanjutnya”, ujar beliau, mengingatkan para hadirin. Sehingga beliau menghimbau para hadirin untuk menanamkan nurul qanaah dan ridho terhadap takdir Allah. Sebab tidak ada kesuksesan yang sempurna di dunia melainkan kelelahan yang berkelanjutan.
Dalam mauizahnya beliau juga menghimbau para hadirin untuk mempelajari ilmu syariat secara murni tanpa terkontaminasi pikiran-pikiran sesat. “Kita orang awam, kita menjaga diri, jaga dengan ilmu yang diwariskan para kiai jaga dengan akhlak yang diwariskan oleh para kiai, jaga dengan doa yang diwariskan para kiai,” seru beliau.
(A. BASUNJAYA I. K. F/MEDIATECH ANNUR II)
Leave a Reply