Skenario Iblis

One Day One Hadith

Diriwayatkan dari Abi Said Al-Khudry RA, Rasul SAW bersabda:

قَالَ إِبْلِيسُ أَيْ رَبِّ لَا أَزَالُ أُغْوِي بَنِي آدَمَ مَا دَامَتْ أَرْوَاحُهُمْ فِي أَجْسَادِهِمْ 

Iblis berkata “Wahai tuhanku, Aku akan selalu menyesatkan manusia selama ruh berada pada jasad mereka.” [HR Ahmad]

Catatan Alvers

Al-Qurthubi berkata : Kata “Iblis” berwazan “if’il” dan tercetak dari kata “(Ablasa-Yublisu)-Iblasan” yang artinya putus asa dari rahmat Allah Ta’ala. Ibnu Abbas RA berkata : Nama aslinya Iblis sebelum berbuat maksiat adalah “Azazil” dalam bahasa Suryaniyah dan “Al-Harits” dalam bahasa Arab. Ibnu Abbas RA melanjutkan keterangannya:

كَانَ مِنْ أَشَدِّ المْلَاَئِكَةِ اِجْتِهَادًا وَأَكْثَرَهُمْ عِلْماً

“Iblis itu merupakan malaikat yang paling bersungguh-sungguh dan paling banyak ilmunya”.

Inilah yang menjadikannya sombong (tidak mau bersujud kepada Nabi Adam).

Setan itu berbeda dengan jin. Ibnu Abbas RA berkata : Jin itu adalah anaknya al-Jaan dan mereka bukan dari golongan setan. Mereka itu bisa mati dan diantara mereka ada yang mukmin dan ada yang kafir sementara setan adalah anak iblis, mereka tidak bisa mati melainkan bersama iblis. Sa’id ibnul Musayyab berkata: Iblis adalah pemimpin malaikat di langit dunia.  Namun terdapat pendapat lain, Al-Hasan dan Qatadah berkata :  “Iblis itu nenek moyangnya jin sebagaimana Adam adalah nenek moyangnya manusia dan ia bukanlah malaikat”. [Al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an]

Iblis telah berkomitmen untuk menyesatkan manusia sebagaimana hadis utama di atas dan Allah SWT berfirman:

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ

“Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya.” [QS Al Hijr: 39].

Iblis akan senantiasa menggangu manusia dari segala arah sebagaimana diceritakan oleh Allah SWT:

لآتِيَنَّهُم مّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَـانِهِمْ وَعَن شَمَائِلِهِمْ 

“(Iblis berkata) pastilah aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka…”[QS Al-A’raf : 16]

Ia menyesatkan manusia dengan cara memoles perilaku maksiat sehingga terlihat baik layaknya amal kebaikan. Allah SWT menjelaskan:

وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَـانُ مَا كَانُواّ يَعْمَلُونَ

Dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan maksiat yang mereka kerjakan.[QS Al-An’am: 43]

Apa yang dilakukan setan itu setali tiga uang dengan apa yang dilakukan nafsu. Menjadikan maksiat menjadi terlihat menarik dan menggiurkan. Al-Bushiri berkata:

كَمْ حَسّنَتْ لَذّةً لِلْمَـــــــرْءِ قَاتِلَةً  ::  مِنْ حَيْثُ لَمْ يَدْرِ أَنّ السَّمَّ فِي الدَّسَمِ

“Betapa banyak nafsu itu menjebak seseorang dengan menampakkan hal yang mematikan sebagai kenikmatan dengan cara menaruh racun di dalam lemak daging tanpa diketahuinya.” [Burdah]

Maka hendaklah kita mewaspadai  tipu daya iblis dan setan tidak hanya dalam perbuatan maksiat namun juga dalam perbuatan baik yang mereka nasehatkan. Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin meriwayatkan hadis yang menceritakan bahwa dahulu terdapat seorang rahib di kalangan Bani Israil yang menjadi incaran setan. Setan pun menyusun strateginya. (Pertama) setan mencekik seorang wanita cantik sehingga ia menderita sesak nafas. (Kedua) setan mendatangi keluarganya dan membisikkan bahwa obat dari penyakit wanita tersebut terdapat pada sang rahib. Lalu mereka pun berkali-kali meminta agar rahib mau mengobatinya sehingga rahib bersedia karena kasihan kepada keluarganya. (Ketiga), setelah wanita tersebut tinggal bersama rahib maka setan terus menggoda mereka sehingga terjadilah perzinahan dan sang wanita pun hamil. (Keempat), setan membisikkan kepada rahib agar ia membunuh wanita tersebut untuk menutupi perbuatan jeleknya. (Kelima), setan mendatangi keluarganya lalu memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi. (Keenam), keluarganya mendatangi rahib untuk membunuhnya.

(Ketujuh), dalam situasi terdesak karena mau dibunuh, setan mendatangi rahib dan menjelaskan bahwa apa yang terjadi adalah skenarionya. Dan setan menawarkan pertolongannya agar rahib bisa selamat dengan syarat ia mau bersujud kepadanya sebanyak dua kali. (Kedelapan),  rahib pun bersujud kepada setan dan saat itulah rahib menghembuskan nafas terakhir karena sang rahib dibunuh oleh pihak keluarga. Lalu setan berkata “Sesungguhnya aku berlepas diri darimu.” Hal ini sebagaimana firman Allah SWT:

كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلْإِنْسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ

Seperti setan ketika ia berkata kepada manusia, “Kafirlah kamu!” Kemudian ketika manusia itu menjadi kafir ia berkata, “Sesungguhnya aku berlepas diri darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.” [QS Al-Hasyr : 16]

Maka rahib yang ahli ibadah itu pun meninggal dalam keadaan su’ul khatimah. Ini semua terjadi karena rahib masuk dalam skenario jebakan setan. Allah SWT berfirman:

وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ 

Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. [QS Al-Baqarah : 168]

Dalam hal ini, Al-Bushiri berkata:

وَخَالِفِ النَّفْسَّ وَالشَّيْطَانَ وَاعْصِهِمَا :: وَإِنْ هُمَا مَحَّضَاكَ النُّصْحَ فَاتَّهِمِ

Selisihilah nafsu dan setan dan janganlah kau mentaatinya, jika keduanya memberikan nasehat kepadamu dengan tulus maka curigailah. [Burdah]

Ya, jangan kita menuruti kata setan meskipun ia menasehati kita dengan tulus, mengapa? Karena iblis pernah melakukan hal itu kepada Nabi Adam dan Hawa untuk memakan buah yang terlarang. Allah SWT berfirman:

وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ

Iblis bersumpah bahwa sesungguhnya Aku adalah termasuk orang yang memberi nasehat baik kepada kalian berdua. [QS Al-A’raf : 21]

Jika kita terlanjur terjebak dalam skenario setan maka segeralah bertaubat dan meminta ampunan Allah SWT. Dalam lanjutan hadis utama di atas, Allah menjawab pernyataan iblis yang menyesatkan manusia:

لَا أَزَالُ أَغْفِرُ لَهُمْ مَا اسْتَغْفَرُونِي

Aku akan selalu mengampuni mereka (manusia) selama mereka mau memohon ampunan kepadaku. [HR Ahmad]

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan pikiran kita untuk selalu mewaspadai skenario iblis dan setan sehingga kita tidak terjebak dalam jebakan yang mereka pasang dalam berbagai amalan, baik maupun buruk.

Salam Satu Hadis

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama). [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK