Penutupan Dalailul Khairat: Hindari Iri dengan Selawat kepada Nabi

Penutupan Dalailul Khairat: Hindari Iri dengan Selawat kepada Nabi

annur2.net – Pemain Al-Banjari menabuh rebananya. Suara merdu mereka menarik jemaah untuk segera berangkat ke Raudlah KH. M. Badruddin Anwar, demi mengikuti acara Penutupan Dalail Al-Khairat pada 25 Februari 2025. Berkat itu, satu per satu jemaah mulai memenuhi Raudlah. Jemaah terdiri dari alumni, juga para pengurus Pondok Pesantren An-Nur II “Al-Murtadlo”. Tidak hanya laki-laki saja, jemaah wanita juga ada. Jemaah laki-laki bertempat di Raudlah, sedangkan jemaah wanita berada di tahfiz putri.

Thala’ Al-Badru terdengar, semua jemaah berdiri menyambut kehadiran keluarga Ndalem dan tamu undangan yang turut menghadiri acara pada malam hari ini. Setelah itu Kiai Syamsul Arifin selaku shohib al-majlis (pemilik majelis) membuka acara dengan pembacaan tawassul. Kemudian beliau melanjutkannya dengan membaca Dalail Al-Khairat. Semua jemaah turut membacanya dengan sangat khusyuk. Setelah itu, KH. An’im Falachuddin Mahrus menyampaikan beberapa mauizah juga ijazah untuk para jemaah.

Selawat dan Sedekah Penyangkal Orang Dengki

KH. An’im Falachuddin Mahrus menyampaikan, bahwa Dalail ini punya banyak sekali manfaat. Salah satunya ialah kita terhindar dari orang-orang yang iri. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.,

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

Artinya, “Barang siapa yang membaca selawat kepadaku sekali, maka Allah Swt., akan berselawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim). Hadis ini menunjukkan, bahwa orang yang berselawat akan mendapat perlindungan atau rahmat dari Allah Swt., termasuk perlindungan dari orang-orang yang iri.

Selain itu Kiai An’im juga menyampaikan awal mula adanya iri adalah perseteruan. Supaya terhindar dari orang-orang yang iri, selain sering-sering membaca selawat, kita juga harus menghindari pertikaian dengan orang lain, apalagi dengan saudaranya sendiri. Sebab orang yang membenci kita, akan menilai apapun yang kita lakukan salah. Saat mendapatkan nikmat, orang tersebut akan berharap nikmat yang kita miliki hilang, dan merasa nikmat tersebut lebih baik ada pada dirinya.

Di luar selawat, bersedekah juga bisa menghindarkan kita dari orang-orang yang iri. Secara tidak langsung bersedekah tampak seperti membagikan nikmat yang kita miliki. Karena itu, tidak akan ada orang yang iri, sebab nikmat yang kita miliki telah kita bagi. Seperti salah satu hadis,

السَّخِيُّ قَرِيبٌ مِنَ اللَّهِ، قَرِيبٌ مِنَ النَّاسِ، قَرِيبٌ مِنَ الْجَنَّةِ، بَعِيدٌ مِنَ النَّارِ، وَالْبَخِيلُ بَعِيدٌ مِنَ اللَّهِ، بَعِيدٌ مِنَ النَّاسِ، بَعِيدٌ مِنَ الْجَنَّةِ، قَرِيبٌ مِنَ النَّارِ

Artinya, “Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat dengan neraka.” (HR. Tirmidzi)

Hadis di atas memberi tahu kita tentang orang yang dermawan akan dekat dengan Allah Swt., juga masyarakat. Artinya orang tersebut terhindar dari orang-orang yang benci juga iri. Dengan demikian kita harus memperbanyak selawat juga sedekah, agar terhindar dari orang-orang yang membenci kita. Toh, tidak ada ruginya juga kalau kita membaca selawat ataupun bersedekah.

(Farkhan Wildana S/Mediatech An-Nur II)