Pengajian Ahad Legi: Perbanyak Istigfar pada Rajab yang Mulia

Pengajian Ahad Legi: Perbanyak Istigfar pada Rajab yang Mulia

annur2.netPengajian Rutin Ahad Legi sekarang berada di tengah-tengah bulan yang mulia. Allah telah menetapkan waktu mulai awal penciptaan alam ini. Menurut ketetapan-Nya ada 12 bulan dan empat di antaranya yang Allah agungkan.

Empat bulan tersebut terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berurutan, yakni Zulkaidah, Zuhijah, dan Muharam. Selanjutnya, satu yang terpisah yaitu Rajab. Sesuai yang Nabi Muhammad saw., jelaskan:

وَإِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شهرا في كتاب الله يوم خلق السموات وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ، وَرَجَبُ مُضَرَ بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ.

Artinya: “Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan dan di antaranya ada empat bulan yang suci. Tiga berturut-turut, yaitu Zulkaidah, Zulhijah dan Muharam. Sedangkan keempatnya adalah bulan Rajab Muḍar antara Jumada dan Sya’ban”

Dalam kitab Tafsir karangan Ibnu Katsir, Allah akan memuliakan salah satu ciptaannya dari lainnya. Misal di kalangan malaikat, Allah lebih memuliakan Malaikat Jibril di antara malaikat-malaikat yang lain.

Selain itu, dari kalangan manusia Allah memuliakan beberapa untuk menjadi utusan-Nya dan lebih mengagungkan Nabi Muhammad saw., di antara utusan dan manusia yang ada. Begitu pula di antara beberapa bulan. Allah menjadikan empat bulan yang mulia dan lebih memuliakan Rajab.

Banyak Rahmat di Bulan Rajab

Maka kita ketahui bulan Rajab merupakan bulan yang Allah cintai. Pastinya Allah akan menurunkan banyak rahmat-Nya untuk makhluk di bumi saat bulan Rajab.

Selain memacu ibadah dengan kuat dan semangat, kita juga harus menghentikan maksiat-maksiat yang dilakukan. Sebab balasan di bulan ini menjadi berkali-kali lipat, baik amal buruk maupun amal kebaikan.

إِنَّ الْمَعْصِيَّةَ فِي الشَّهْرِ الحَرامِ أَعْظَمُ خَطِيْئَةٍ وَوِزْرٍ مِنْ الظُّلْمِ فِيمَا سِوَاه 

Imam Qatadah pernah menjelaskan, “Perbuatan maksiat di bulan yang mulia, balasannya jauh lebih besar daripada berbuat kesalahan di bulan yang lain.”

Allah akan murka kepada orang yang menodai kemuliaan bulan yang Ia cintai. Sebagai hamba yang ihsan sebaiknya di Rajab ini lebih memperbanyak bacaan istigfar, mengharap ampunan-Nya.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 36:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ …..

Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah ada 12 dan tertulis di kitab-Nya saat penciptaan alam semesta. Empat di antaranya dimuliakan Allah. Itu Agama yang lurus. Maka janganlah kalian menzalimi diri sendiri (Maksiat) saat itu….”

Istigfar di Bulan Rajab

Rajab memiliki julukun Syahrul Istghfar (bulan istigfar). Artinya pada bulan ini Allah menganjurkan kepada kita untuk memperbanyak istigfar. Nabi Muhammad yang tidak memiliki dosa tetap meminta ampunan-Nya setiap hari.

وعَنْ أبي هُرَيْرَةَ  رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ :وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي اليَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

“Dari Abu Hurairah ra., dia berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah SAW., bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar kepada Allah dan bertobat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.”’”

Istigfar juga menjadi solusi dari berbagai masalah yang ada. Nabi pernah bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Artinya: Rasulullah saw. Pernah berkata. “Barang siapa yang selalu beristigfar, Pasti Allah memberikan jalan keluar dari permasalahannya. Serta melancarkan rezekinya dari arah yang tidak diduga.

Hasan Al-Bashri, Solution Giver

Ada salah satu kisah ulama bernama Hasan Al-Bashri yang menjadi rujukan semua permasalahan pada zamannya. Suatu hari dia kedatangan tamu yang meminta solusi untuk masalahnya berupa dagangan yang gak laku-laku. Beliau hanya menyruh orang tersebut untuk membaca istigfar.

Setelah satu orang pergi, dating yang lain dengan masalah yang berbeda. Dia mengadu belum menikah tapi sudah waktunya. Hasan Al-Bashri hanya menyuruh hal yang sama, yaitu membaca istigfar.

Terakhir, datang lagi orang lain dengan masalah gagal panen. Dengan perintah amalan yang sama, orang itu pulang ke rumah. Ternyata selama ada tiga tamu tadi ada satu muridnya yang nguping.

Kemudian dia bertanya ke gurunya, mengapa setiap permasalahan yang beda tapi solusinya sama, berupa membaca istigfar? Hasan Al-Bashri menjawab dengan firman Allah:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا   

يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا

وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Dalam surah Nuh ayat 10-12 Allah menyebutkan secara langsung manfaat dari membaca istigfar. Maka manfaatkan momentum ini untuk mendapat ampunan dan balasan Allah yang sebaik-baiknya. Allah sudah menyebutkan secara jelas dalam Surah ini dan Surah At-Taubah ayat 36.

(ABU RAIHAN EFENDI/MEDIATECH AN-NUR II)