Pengajian Ahad Legi: Hati Bersih Bisa Bertemu Nabi

Pengajian Ahad Legi: Hati Bersih Bisa Bertemu Nabi

“Kalau ada satu mimpi yang menyebabkan husnul khatimah adalah bermimpi bertemu Nabi Muhammad,” seperti itulah ucapan Habib Abu Bakar Mauladawilah dalam mauizah hasanah pada Pengajian Ahad Legi, 4 Juni 2023. Berhubungan dengan hal itu, bisa jadi karena Nabi Muhammad SAW merindukan orang tersebut.

Dalam sebuah kisah, seseorang yang Nabi rindukan, beliau menyebutnya ikhwani (saudaraku). Lalu sahabat bertanya, “Bukankah kami saudara engkau?” Nabi menjawab, “Bukan, kalian adalah sahabatku. Saudaraku adalah seseorang yang beriman kepadaku tapi tidak pernah bertemu denganku.”

Hilangkan Sifat Kotor dalam Hati

Selain itu, Habib Abu Bakar menasihati supaya menghilangkan sifat ingin tenar dalam hati. Apalagi ketika menjadi kiai, ulama, penceramah, dan sebagainya, jangan sampai punya pikiran ingin orang lain menghormati kita. Justru yang mesti ada sebagaimana hikmah dalam membaca selawat Thibbil Qulub yaitu berharap agar bisa bertemu Nabi Muhammad SAW.

Apalagi ujiannya seorang dai adalah niat yang salah, dakwah bukan karena Allah. Itu merupakan bisikan dari iblis. Iblis membisikkan kepada mereka untuk bersemangat dalam berdakwah dengan ceramah atau yang lain. Tetapi, iblis tidak membisikkan jika ceramah tidak karena Allah, maka yang pertama melaknatnya adalah Allah.

Bagi para santri pula, jangan sampai memiliki penyakit sombong dalam hati seperti merasa paling pintar dan merasa ingin memiliki. Mengingat bahwa semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah SWT. “Pasang niat yang baik ketika belajar,” ucap Habib Abu Bakar. Maka dari itu, perasaan ingin memiliki itu mesti hilang dan pasang niat yang baik ketika belajar.

Imam Ghozali menafsirkan satu hadis Nabi yang berisi, “Barang siapa semakin bertambah ilmunya, tapi tidak ada hidayahnya…,” bahwa yang seperti itu adalah iblis. Selain itu, Al-Imam Al-Muhaddis Al-kutub Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih berkata, “Paling alimnya makhluk dari bangsa yang terkutuk adalah iblis.”

Oleh karena itu, kita harus menjadikan ilmu untuk membersihkan hati. Terlebih lagi, Allah menurunkan Al-Quran perantara Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dan masuk ke dalam hati. Bersihnya hati dapat memberikan manfaat kepada orang lain, contohnya para ulama. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Paling terpilihnya ulama daripada umatku apabila kita memandang wajahnya, ingatan kita langsung tertuju kepada Allah.” Hal itu dari bersihnya hati para ulama.

Dalam suatu keterangan, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa agama Islam pada zaman beliau itu asing dan akan datang masa di mana agama Islam juga asing kembali. Di masa itu, sedikit orang yang mengamalkan selawat.

Padahal ulama terdahulu ketika melakukan suatu kebajikan, pasti ikhlas. Contohnya pengarang kitab Al-Jurumiyah, Syaikh Imam Shanhaji. Ketika selesai mengarang kitab tersebut, beliau tidak langsung menggunakannya. Beliau membawanya ke laut dan meletakkannya di batu untuk menghanyutkannya. Setelah itu, beliau berkata, “Kalau kitab ini manfaat, pasti akan tersebar.” Ternyata kitab tersebut benar-benar tersebar bahkan sampai sekarang.

Berbeda dengan orang-orang sekarang yang melakukan kebaikan untuk menjadi terkenal. Untuk menyikapinya, kita tidak boleh membenci orang yang bersifat seperti itu, tapi membenci perbuatannya. Jadi kepada orang tersebut tetap berinteraksi seperti biasa. Habib Abu Bakar juga berkata, “Siapa yang mencela saudaranya dengan suatu dosa, dia tidak akan meninggal dunia kecuali dengan melakukan dosa tersebut.”

Harapan Mendapat Keberkahan

Dari hal-hal tersebut, yang kita inginkan adalah berkah. Terutama para santri pasti ingin menjadi orang pintar dan mendapat berkah. Mestinya berkah menjadi tujuan utama manusia. Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih berkata, “Ketika saya mencari pemahaman ilmu, saya mendapatinya di banyak kitab. Tetapi ketika saya mencari berkah, saya tidak menemukannya kecuali pada orang-orang yang saleh.”

Ucapan tersebut juga menjelaskan bahwa orang yang mendapat berkah lebih sedikit dari yang berilmu. Imam Ibnu Atha’illah As-Sakandari berkata, “Ahli ilmu banyak dan ahli barakah lebih sedikit.” Kembali ke pembahasan awal, orang yang dapat bertemu dengan Nabi Muhammad SAW di dalam mimpi termasuk yang mendapat keberkahan. Makanya sedikit orang yang dapat bertemu dengan Nabi.

Apalagi orang yang bisa bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW mendapatkan keutamaan husnulkhatimah di akhir hayat. Habib Abdul Qadir Bilfaqih mengatakan, “Orang saat meninggal dunia itu diganggu 70.000 setan. Mereka mengajak orang tersebut untuk kafir.” Berbeda dengan orang yang bisa mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW, 70.000 setan tidak akan mengganggunya. Selain itu, pada malam pertama di alam kubur, Nabi Muhammad menemani orang tersebut.

Hal tersebut juga berhubungan dengan iman. Orang yang tidak pernah bertemu dengan Nabi tapi beriman kepada beliau akan mendapat keistimewaan. Apalagi yang bisa langsung bertemu Nabi Muhammad SAW seperti Sayyidina Umar bin Khattab. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidaklah Sayyidina Umar bin Khattab melewati satu jalan kecuali setan-setan itu lari karena tidak kuat dengan imannya.”

Oleh karena itu, hati kita mesti bersih dari hal-hal kotor sehingga mendapat peluang bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Orang yang bisa bertemu beliau dalam mimpi mendapatkan keistimewaan. Habib Abu Bakar menjelaskan bermimpi bertemu dengan Nabi sama halnya hikmah 12 hari khatamAl-Quran. 

(Riki Mahendra Nur C/Mediatech)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK