Pemberian Nama Anak Menurut Pandangan Islam
annur2.net – Penting sekali bagi seorang muslim memberikan nama kepada anaknya. Pemberian nama juga bukan sekadar menamai. Pandangan Islam kepada nama itu sangat penting. Islam sangat menganjurkan supaya memberi nama-nama yang baik kepada anaknya karena nama dapat berpengaruh kepada pemiliknya.
Ketika sang ibu baru melahirkan anaknya, hendaklah langsung memberikan nama kepada anaknya dengan nama-nama yang baik. Orang tua yang cerdas pastinya memberi nama yang tidak hanya bagus tetapi juga memperhatikan artinya, sebab nama itu juga sama dengan doa.
Semisal menamai anaknya dengan nama “Ghani” yang artinya orang yang kaya raya, berarti orang tuanya ingin anaknya menjadi kaya atau mencukupi segala kebutuhannya. Seperti diriwayatkan dari Al-Musayyib, suatu ketika ayahnya mendatangi rumah Nabi Muhammad SAW. Nabi pun bertanya “Siapa namamu?” Ayahnya menjawab, “Al-Hazan (kesedihan).” Nabi langsung mengganti namanya menjadi Sahl (lembut, halus, dan ramah). Namun ayahnya menolak dan memberi tahu alasan pemberian nama dari orang tuanya, “Ya Rasulullah, nama ini adalah pemberian dari orang tua saya,” karena ayahnya ingin menghormati pemberian dari orang tuanya
Nama Al-Hazan tetap melekat pada ayahnya. Sedangkan anaknya menyaksikan sepanjang hidup bagaimana ayahnya selalu diliputi kesedihan hingga akhir hayatnya. Karena itu, pemberian nama menjadi hal yang sangat penting, terutama karena nama mencerminkan tujuan dan doa orang tuanya.
Untungnya Mempunyai Nama Nabi
Tatkala zaman dahulu, ada seorang ibu yang menamai anaknya dengan nama “Allah”. Seketika, petir menyambar dari langit dan membakar tubuh anak tersebut. Oleh karena itu, tidak diperbolehkan menamai anak dengan nama Allah. Allah SWT., telah melarang menamai seseorang dengan nama “Allah” karena nama tersebut hanya milik Allah untuk mengagungkan dan kesempurnaan-Nya.
Dari Sayyidah Aisyah ra., “Ketika Nabi bertemu orang dengan nama yang kurang bagus, maka Nabi langsung mengubah nama orang tersebut menjadi lebih baik. Contohnya ketika Nabi Muhammad bertemu dengan seorang perempuan yang bernama ‘Ashiyah (Maksiat). Nabi Langsung mengubah namanya menjadi Jamilah (Cantik), begitupun lainnya.
Nabi Muhammad bersabda, “Namailah anakmu dengan atas namaku, dan jangan menamai dengan nama alam kunyah-ku.” Contohnya Abu Al-Qosim. Beruntung bagi semua orang yang mempunyai nama seperti nabi, ulama, dan orang-orang saleh sebab nama-namanya dapat memberikan berkah kepada pemiliknya, terutama nama orang-orang yang memiliki nama Nabi Muhammad.
Selain itu Allah juga menyukai seseorang yang bernama Abdullah dan Abdurrohman karena di akhirat nanti akan diabsen satu persatu nama dan nama ayah. Nama yang dipanggil terlebih dahulu adalah orang-orang yang mempunyai nama Nabi. Jika ada di suatu rumah, salah satu orangnya memiliki nama para kekasih Allah dan orang-orang saleh, maka Allah akan memberkahi rumah itu dan melancarkan rezekinya sebab telah menghormati para kekasihnya
Nama-Nama yang Makruh
Ada nama-nama yang secara spesifik harus dihindari. Dalam hadis riwayat Imam Muslim, Nabi Muhammad bersabda, “Jangan engkau memberi anakmu dengan nama Yasar (kemudahan), Robah (keuntungan), Najikh (sukses), Aflah (orang yang beruntung).”
Alasannya karena kekhawatiran ketika mencari orang tersebut dengan nama itu, ternyata dalam keadaan sebaliknya. Semisal seseorang bertanya, “Di mana si Untung?” Tidak sesuai harapan, orang yang bernama Untung itu dalam keadaan tidak beruntung sama sekali dan membuat pemanggilnya kecewa. Maka dari itu, para ulama menghukumi nama tersebut menjadi makruh. Namun, boleh-boleh saja jika menamainya.
Maka dari itu, Pemberian nama dalam Islam memiliki peran penting karena mencerminkan doa dan harapan orang tua terhadap anaknya. Islam menganjurkan agar nama yang diberikan memiliki makna baik dan indah karena nama memengaruhi kehidupan pemiliknya. Nabi Muhammad SAW., pun memberikan perhatian besar pada nama, bahkan sering mengganti nama yang bermakna buruk dengan nama yang lebih baik.
Nama-nama yang berasal dari para nabi, ulama, atau orang saleh memiliki keistimewaan. Nama tersebut dapat membawa berkah bagi pemilik dan keluarganya. Sebaliknya, nama-nama yang tidak pantas atau bermakna negatif, seperti nama yang hanya Allah miliki atau nama dengan makna buruk, hukumnya makruh dalam Islam. Dengan demikian, pemberian nama bukan sekadar identitas, melainkan sebuah doa, harapan, dan bentuk penghormatan kepada ajaran Islam.
(Kausar/Mediatech An-Nur II)
Leave a Reply