Bulan Januari identik dengan yang namanya tahun baru dan resolusi. Sudah jelas bahwa Januari merupakan bulan pembukaan setiap tahun. Di pembukaan seperti ini menjadi waktu yang tepat untuk mengukuhkan niat kembali. Minimal dengan berkeinginan untuk melakukan banyak kebaikan setahun yang akan datang. Biasanya, setiap orang memiliki satu atau lebih tujuan yang ingin ia capai dalam tahun tersebut.
Sikap tersebut sesuai dengan salah satu sabda Nabi Muhammad saw.,
مَنۡ كَانَ يَوۡمُهُ خَيۡرًا مِنۡ اَمۡسِهِ فَهُوَ رَابِحُ. وَمَنۡ كَانَ يَوۡمُهُ مثل اَمۡسه فهو مَغۡبُون. ومَن كان يومه شَرًّا مِنۡ امسه فهو مَلۡعُون
Artinya, “Barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin maka ia termasuk orang yang beruntung. Dan barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin, maka ia termasuk orang celaka.”
Januari Bulan Hujan
Selain itu, bulan Januari identik dengan hujan. Bagaikan ucapan masyarakat Jawa, bulan Desember mereka panjangkan menjadi gedhe-gedhene sumber (besar-besarnya sumber), maka Januari menurut Gus Husni Mubarok, M.Pd.I., saat mengisi kajian ini adalah hujan sehari-hari. Alasannya karena pada bulan Januari sering turun hujan.
Ada sebuah kisah pada masa Nabi saw.,
عن أنس، قال: أصابنا ونحن مع رسول الله صلى الله عليه وسلم مطر فخرج رسول الله صلى الله عليه وسلم فحسر ثوبه عنه حتى أصابه، فقلنا: يا رسول الله، لم صنعت هذا؟ قال: «لأنه حديث عهد بربه»
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Kami kehujanan bersama Rasulullah saw. Kemudian Beliau keluar dan melepas sebagian bajunya sehingga basah terkena hujan. Kami pun bertanya, “”Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan itu? Beliau menjawab, “Karena hujan adalah makhluk ciptaan Allah.”.”
Hadis tersebut mendapatkan tanggapan dari Imam As-Suyuthi dalam kitab Al-Diibaj ‘ala Shahih Muslim. Beliau menjelaskan bahwa hujan adalah rahmat dari Allah Swt. Oleh karena itu, banyaknya hujan menandakan banyaknya rahmat yang turun kepada kita. jadi sepatutnya kita banyak bersyukur di bulan Januari ini.
Januari Bulan Kampanye
Tidak hanya itu, bulan Januari 2024 ini agak berbeda dengan Januari sebelumnya karena saat ini menjadi bulan kampanye dan pemilu. Setiap calon saling bertanding untuk menunjukkan keunggulan masing-masing. Siapa yang memiliki banyak suara dari masyarakat, ia lah yang menjadi pemimpin selanjutnya. Tentu kepemimpinannya akan menjadi tanggung jawabnya.
Hal ini sesuai dengan salah satu hadis,
كلكم رَاعٍ، وكلكم مسؤول عن رَعِيَّتِهِ
Artinya, “Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan masing-masing dari kalian akan dipertanyakan pertanggungjawabannya.”
Maka dari itu, semoga kita bisa menjadi pemimpin yang bisa mempertanggungjawabkan kepemimpinannya, di mana pun itu. Selain itu, semoga Allah memberikan kita pemimpin yang saleh dan bertakwa kepada Allah. Makanya kita harus memanfaatkan kesempatan untuk memilih pemimpin lima tahun ke depan.
Pertemuan Bulan Januari dan Rajab
Bulan Januari kali ini juga bertepatan dengan masuknya bulan Rajab. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad,
رجب شهر الله…
“Rajab adalah bulan Allah, …”
Hal ini menunjukkan bahwa Rajab adalah bulan yang mulia. Terlebih lagi Allah mengelompokkan Rajab dalam empat bulan yang mulia, yaitu selain Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam.
Ulama juga menambahkan bahwa Rajab adalah syahru al-istigfar. Mestinya kita memperbanyak membaca istigfar dan bertobat di bulan yang mulia ini. Amalan lain yang identik di bulan Rajab adalah puasa. Maka dari itu, kita bisa memperbanyak amalan baik dengan istigfar dan puasa di bulan Rajab.
Rajab juga menjadi pertanda akan datangnya bulan Ramadan. Seharusnya kita senang dan semakin bersemangat untuk beribadah demi memasuki bulan suci Ramadan. Kita juga harus sering berdoa supaya bisa bertemu dengan bulan Ramadan lagi. Berikut adalah doanya,
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَب، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَان
Artinya, “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Syaban, serta pertemukanlah kami dengan Ramadan.”
(Riki Mahendra Nur C./Mediatech An-Nur II)
1 Comment