Ngaji Tafsir: Orang Munafik Adalah Pengecut

Orang-orang munafik. Orang-orang yang memiliki mental pengecut. Mereka hanya berani berada di kegelapan persembunyian untuk menggunjing Nabi Muhammad SAW. Terus berlindung di kegelapan mereka agar tidak ada yang tahu sifat asli mereka, yakni kebusukan mulut yang selalu menghina Allah dan Rasulnya.

Saat berada di belakang, mereka mencaci Nabi Muhammad SAW, menghina ayat-ayat Allah, dan bahkan Allah. “Pekerjaan mereka hanyalah menyakiti Nabi Muhammad SAW.” Ucap Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M. Ag. Padahal agama yang sedang mereka ikuti mengharuskan untuk beriman kepada Allah dan Rasulnya. Namun mereka malah melanggarnya.

Sungguh perbuatan mereka itu kelak akan dibalas dengan Neraka Jahanam. Disiksa di sana dan hal itu berlangsung selamanya. Perbuatan seperti inilah perbuatan yang hina. Makanya, hukuman Neraka Jahanam untuk selamanya adalah hukuman yang pantas untuk mereka.

Seseorang yang sama sekali tidak memiliki niatan menghina Allah dan Nabi sudah mendapat hukuman yang berat. Sesuai kisah seorang imam dari suatu kaum. Saat menjadi imam salat, Nabi Muhammad mendatangi kaum tersebut. Namun si imam ini meludah ke depan dan di depan Nabi tanpa berniat menghina. Hanya meludah biasa.

Namun, gara-gara hal ini, Nabi mengatakan ke para sahabat bahwa si imam tidak boleh untuk menjadi pemimpin di salat lagi. Oleh karenanya, para sahabat melarang si imam mengimami lagi. Akan tetapi, dia sedikit tidak yakin.

Pergilah si imam ke Nabi buat klarifikasi. “Apakah benar saya tidak boleh jadi imam lagi?” Nabi hanya mengiyakan soal si imam. Begitulah hukuman untuk si imam karena menghina Allah dan Nabi, yang melakukannya tanpa ada kesengajaan. Lalu bagaimana hukuman dengan orang yang mengolok-olok Allah dan Nabi dengan sengaja.

Orang Munafik Suka Mengelak

Para pemilik muka dua ketika menjawab pertanyaan kenapa mereka membicarakan Allah dan Nabi. Mereka mengelak, dan berkata jika mereka hanya bercanda agar tidak bosan. Mereka membuat orang semulia Nabi buat bahan gurauan. Membuat Allah sebagai bahan lelucon. Mereka tidak tahu jika hal tersebut terlarang.

Meski hanya untuk candaan, Allah dan Nabi bukanlah bahan yang cocok. Bukanlah bahan yang pantas untuk gurauan. Sebab Allah sangatlah sempurna dan mulia. Sedangkan Nabi Muhammad SAW adalah kekasih-Nya. Menghina Allah dan Rasul-Nya adalah tindakan yang ceroboh.

Pengecut-pengecut ini, sebenarnya takut terhadap turunnya surat atau ayat yang akan membeberkan identitas asli mereka. “Mereka takut jika kedok asli mereka terbuka.” Kata Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M. Ag. Akhirnya mereka paham bahwa Allah Maha Mengetahui segalanya.

Namun mereka masih tetap melakukan kekejian hina mereka. Allah mengancam mereka atas apa yang mereka takutkan akan benar-benar terjadi. Sementara mereka tidak sadar dan masih mencaci Nabi Muhammad, ketakutan mereka datang. Kemudian semua orang tahu jika mereka orang-orang munafik.

(Ahmad Firman Ghani Maulana/Mediatech)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK