Ngaji Tafsir: Keselamatan Juga dari Orang Lain

keselamatan, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo

“(71) Dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu dia berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku.” (QS. Yunus: 71)

***

Dalam ayat ini, Allah mengisahkan tentang orang kafir Makkah yang mencaci Nabi Muhammad SAW. Kemudian Allah mengutus Nabi untuk menceritakan kisah kaum terdahulu, yaitu Nabi Nuh AS. Dari sini, kita dapat mengambil poin utama bahwa sejarah itu penting. Berarti tidak boleh meninggalkan sesuatu yang telah berlalu sebab bisa jadi sejarah untuk masa depan seseorang.

Sejarah itu penting meski masa depan lebih penting. Namun, masa depan itu ada karena masa lalu. Oleh karena di dunia ini ada yang namanya spion pada kendaraan. Meski pengendara harus melihat ke depan, tidak boleh melupakan apa yang ada di belakangnya. Baik dalam keadaan cepat atau lambat. Meski begitu, kaca spion itu kecil. Itu berarti melihat ke depan lebih utama daripada ke belakang.

Orang Lain Termasuk Faktor Keselamatan Diri

Selain itu, pengemudi tidak boleh melamun saat berkendara, harus konsentrasi. Maka dari itu, hidup itu seperti berkendara di jalan raya bahwasanya keselamatan itu tidak tertentu pada diri sendiri, tapi juga bergantung kepada orang lain. Contohnya saja jika ingin menyalip mobil di depannya. Apabila kita tidak memperhatikan kendaraan yang lain, bisa saja kecelakaan terjadi.

Orang yang mengemudi juga harus berhati-hati karena apa yang terjadi di jalan raya itu tidak semuanya terlihat biasa. Tidak pasti sama dengan apa yang ada di pikiran. Maka dari itu, penting bagi pengendara untuk selalu memprediksi apa yang terjadi di jalan, terutama kepada pengendara yang mementingkan diri sendiri. Saat ada kendaraan yang akan mendahului, maka kita harus minggir meskipun kita yang benar. Maka kita perlu mengalah dalam keadaan seperti ini.

Begitu juga dalam kehidupan ini. Kita perlu mengalah meski kita yang benar. Jangan sampai mempunyai prinsip mendahulukan keselamatan diri sendiri tapi dengan cara yang salah. Jadi keselamatan itu tidak hanya datang dari diri sendiri tapi juga dari orang lain. Bahkan bisa jadi datang dari hal-hal yang tidak terduga. Maka dari itu, semua hal tersebut adalah kekuasaan Allah SWT.

(Riki Mahendra Nur C/Mediatech An-Nur II)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK