Nasehat Penting untuk Wanita

NASEHAT PENTING UNTUK WANITA

HIKAM ZAIN

Dimanapun seorang laki-laki, pasti menginginkan istri sholihah, karena istri sholihah adalah perhiasan yang terlalu mahal harganya dibanding emas perak intan dan permata. Dan begitu juga sebaliknya seorang istripun menginginkan suami yang sholeh. Maka ada sebuah keterangan; yang baik diperuntukkan yang baik  begitu juga sebaliknya.

Pada pembahasan kali ini saya akan memberikan ulasan tentang nasehat untuk wanita yang sudah menikah.

 

Terlebih dahulu siapakah wanita paling baik.

Menurut Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam didalam sabdanya :
اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ
Istri shalih adalah  yang apabila suaminya melihat maka ia  menyenangkannya, dan apabilla ia memerintahkan, maka diapun mentaatinya, dan kalau suaminya pergi maka dia akan menjaga amanah.”
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى
“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai )
Mendapatkan istri sholihah termasuk tanda kebahagiaan.
مِنْ سَعَادَةِ ابْنِ آدَمَ ثَلَاثَةٌ وَمِنْ شِقْوَةِ ابْنِ آدَمَ ثَلَاثَةٌ مِنْ سَعَادَةِ ابْنِ آدَمَ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ وَالْمَسْكَنُ الصَّالِحُ وَالْمَرْكَبُ الصَّالِحُ وَمِنْ شِقْوَةِ ابْنِ آدَمَ الْمَرْأَةُ السُّوءُ وَالْمَسْكَنُ السُّوءُ وَالْمَرْكَبُ السُّوءُ.
Tiga indikasi kebahagiaan anak Adam, dan tiga indikasi kesengsaraan anak Adam; indikasi kebahagiaan anak cucu adam adalah istri yang shalehah, tempat tinggal yang baik dan kendaraan yang baik. Sedangkan indikasi kesengsaraan anak Adam adalah istri yang berakhlak buruk, tempat tinggal yang buruk dan kendaraan yang buruk.”
Ketika Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَاناً ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِيْنُ أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ الآخِرَةِ
“Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat.” (HR. Ibnu Majah)

Inilah beberapa nasehat penting untuk wanita yang sudah menikah, :
1. Perhatian dalam mendidik anak, dengan pendidikan islami

Seorang penyair  Hafidz Ibrahim berkata :

الأُمُّ مَـدْرَسَــةٌ إِذَا أَعْـدَدْتَـهَـا #  أَعْـدَدْتَ شَعْبـاً طَيِّـبَ الأَعْـرَاق
ِ الأُمُّ رَوْضٌ إِنْ تَـعَهَّـدَهُ الحَـيَــا # بِـالـرِّيِّ أَوْرَقَ أَيَّـمَـا إِيْــرَاقِ
الأُمُّ أُسْـتَـاذُ الأَسَـاتِـذَةِ الأُلَـى #  شَغَلَـتْ مَـآثِرُهُمْ مَـدَى الآفَـاق

ِ – حافظ إبراهيم –
Ibu adalah sekolah, jika kau siapkan ia dengan baik, Maka kau telah menyiapkan generasi  harapan.
Ibu adalah  taman, jika kau tata dan kau rawat, Maka ia akan menjadi indah menghijau hamparan.
Ibu adalah guru para pendidik ulung Yang pengaruhnya menyebari segala penjuru dunia peradaban.
(Hafizh Ibrahim)
Oleh karenanya carilah ibu yang sayang terhadap anaknya, peduli terhadap pendidikan anaknya, yang tidak suka melaknat dan mencaci maki.

Dahulu saya  ketika masih kecil, terbilang anak yang nakal, begitu kata ibu.

Sekolah sering _mbolos_ , mainnya klayapan kemana-mana, dan sering keluar malam. Sebegitu nakalnya,  Ibu tidak pernah sama sekali melaknat apalagi sampai menyumpahi. Beliau malah mendoakan, _mugo-mugo awakmu mundak drajate Nak_. Dan memang benar doa ibu, terjadilah apa yang terjadi. Karena doa orang tua kepada anaknya bagai doa Nabi kepada Umatnya. Meskipun belum sesukses orang-orang besar, minimal apa yang saya cita-citakan banyak yang tercapai.

Semoga saja ibuku, dan ibu panjenengan semua dikaruniai panjang umur sehat wal afiat.

2. Perhatian dan peduli dalam melayani suami dengan keikhlasan.

3. Peduli terhadap urusan rumah.

4. Menyiapkan masakan dan makanan sehari-hari.

5. Sederhana dalam menggunakan air.

6. Tidak muluk-muluk dalam menuntut suami.

7. Tidak sering-serinh ke pasar dan warung-warung.

8. Pandai mengelola keuangan dan tidak boros dalam menasorrufkannya.

9. Tidak menyia-nyiakan waktu, dengan berbincang-bincang dan obrolan yang tidak membawa kemanfaatan.

10. Menjauhi ghibah yang sering kali dilakukan wanita  dalam sebuah perkumpulan.

11. Tidak membanggakan diri dalam urusan pakaian.

12. Diam dirumah dan tidak sering keluar kecuali karena kebutuhan mendesak.

13. Menjaga wirid yaumiah( harian), membaca rotib dan memperbanyak dzikir meskipun sedang dalam memasak karena untuk menjaga waktu.

14. Terus belajar, dan juga memberikan pengajaran.

15. Tidak sering-sering melihat televisi, bermain internet dan semisalnya karena akan membuang-buang waktu. Hal yang penting akan malah menjadi terbengkalai.
Dan adapun anda yang sudah menikah, mendapatkan istri yang suka marah-marah , maka tetaplah bersabar. Banyak keutaman tentang bersabar atas perilaku jelek istri. Diantaranya adalah;

ada seseorang bermaksud menghadap  Umar Bin Khattab hendak mengadukan perihal perangai buruk istrinya.  Sampai di rumah Sayyidina Umar RA orang itu menantinya di depan pintu.
Pada saat itu ia mendengar istri Umar mengomeli dirinya, sementara Umar sendiri hanya

berdiam diri saja tanpa bereaksi. Orang itu bermaksud balik kembali sambil melangkahkan kaki seraya bergumam: ” kalau keadaan Amirul Mukminin saja begitu apalagi cuma diriku.”
Bersamaan itu Umar keluar, ketika melihat orang itu hendak kembali. Umar RA   memanggilnya, katanya : ”Ada yang bisa dibantu  ?”.

Ia menjawab : ”

Wahai Amirul Mukminin kedatanganku ini sebenarnya hendah mengadukan perihak istriku, lantaran suka memarahiku. Tetapi begitu mendengar istrimu berbuat serupa dengan istriku, maka aku bermaksud kembali

Dalam hati aku berkata; kalau keadaan amirul mukminin saja diperlakukan istrinya seperti ini, bagaimana halnya dengan diriku.

Umar berkata kepadanya:”Saudara, sesungguhnya aku rela menanggung perlakuan seperti itu dari istriku, karena beberapa sebab. Istriku bertindak sebagai juru masak makananku, mencucikan pakaian, menyusui anak-anak, mengurusi segala yang ada dirumah, padahal itu bukan kewajibannya. Aku cukup tentram tidak melakukan perkara haram lantaran pelayanan istriku. Karena itu aku menerimanya sekalipun dimarahi.
Didalam kitab Uqudul Lujain karangan Imam Nawawi al Bantani diterangkan.
(وَرُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: مَنْ صَبَرَ عَلىَ سُوْءِ خُلُقِ امْرَأَتِهِ أَعْطَاهُ اللهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلَ مَا أَعْطَى أَيُّوْبَ عَلَى بَلاَئِهِ)

Rasulullah SAW bersabda :

Artinya : “ Barang siapa bersabar atas keburukan kelakuan istrinya maka Allah SWT akan memberi pahala kepadanya seperti pahala yang pernah diberikan Allah S.W.T kepada Nabi Ayyub AS atas cobaan yang diterimanya.

Wallohul Musta’an.
Salam Takdzim.

Ahmad Zain Bad.

AnNur II Bululawang Malang.

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK