annur2.net – Dalam suatu negara pasti ada yang namanya pemerintah atau pemimpin. Tugas mereka adalah mengatur negara yang ia duduki. Terkadang peraturan yang mereka tetapkan membuat hati kita jengkel, adakalanya seakan-akan peraturan hanya untuk kepentingan sepihak atau tambah mempersulit rakyat. Alhasil, hal tersebut menggugah rakyat untuk unjuk rasa kepada para pemerintah. Masalahnya ujuk rasa yang rakyat lakukan, kebanyakan dengan keras dan mengkritik pedas pemeritah. Pertanyaanya, memang boleh rakyat unjuk rasa dan mengkritik dengan seperti itu?
Sebelum membahas permasalah tersebut, kita bahas dulu kewajiban rakyat kepada pemimpin atau pemerintahnya. Dalam Al-Qur’an Allah telah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan pemegang kuasa di antara kamu.” (QS. An Nisa’ [4]: 59)
Ayat di atas merupakan bukti dari kewajiban untuk menaati para pemerintah selain wajib menaati Allah dan rasul-Nya. Meskipun pemerintah telah berbuat zalim kepada rakyat. Rasulullah bersabda:
يَكُوْنُ بَعْدِيْ أَئِمَّةٌ لاَ يَهْتَدُوْنَ بِهُدَايَ وَلاَ يَسْتَنُّوْنَ بِسُنَّتِي وَسَيَقُوْمُ فِيْهِمْ رِجَالٌ قُلُوْبُهُمْ قُلُوْبُ الشَّيَاطِيْنِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ. قَالَ حُذَيْفَةُ: كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ؟ قَالَ: تَسْمَعُ وَتُطِيْعُ لِلْأَمِيْرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ
“Akan datang setelahku para pemimpin yang tidak mengikuti petunjukku, tidak menjalani sunnahku, dan akan berada pada mereka orang-orang yang hati mereka adalah hati-hati setan yang berada dalam jasad manusia.” (Hudzaifah berkata), “Wahai Rasulullah, apa yang aku perbuat jika aku menemui mereka?” Beliau menjawab, “Engkau dengar dan engkau taati walaupun punggungmu dicambuk dan hartamu diambil.” HR. Muslim
Tapi tetap kita tidak boleh mendukung kezalimannya sebab tidak ada kewajiban bagi rakyat untuk menuruti perintah yang berbau maksiat. Sebagaimana sabda Rasulullah:
لاَ طَاعَةَ فِى مَعْصِيَةٍ، إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِى الْمَعْرُوفِ
“Tidak ada kewajiban taat dalam rangka bermaksiat (kepada Allah). Ketaatan hanyalah dalam perkara yang makruf (kebaikan).” (HR. Bukhori)
Hikmah dari menati pemerintah adalah rakyat akan merasa aman tinggal di daerahnya. Sahl bin Abdillah pernah berpesan:
لاَ يَزَالُ النَاسُ بِخَيْرٍ مَا عَظَّمُوْا السُلْطَانَ وَ العُلَمَاءَ فَإِذَا عَظَّمُوْا هَذَيْنِ أَصْلَحَ اللهُ دُنْيَاهُمْ وَ أُخْرَاهُمْ فَإِذَا اسْتَحَقُّوْا بِهَذَيْنِ أَفْسَدُوْا دُنْيَاهُمْ وَ أُخْرَاهُمْ
“ Orang-orang senantiasa di dalam kebaikan selama mereka menghormati para pemimpin dan ulama mereka, tatkla mereka menghormati keduanya maka Allah akan memperbaiki dunia dan akhirat mereka tapi jika mereka menghina keduanya, maka sungguh mereka telah merusak dunia dan akhirat mereka.”
Maka jika rakyat tidak menaati pemerintah akan terjadi kericuan, kekacauan atau mungkin hingga pertumpahan darah yang menimbulkan kematian.
Mengkririk dan Menasehati Pemerintah
Sudah kita ketahui bersama, bahwa rakyat wajib menaati pemerintahnya meskipun zalim, kecuali pada kemaksiatan. Bukan berarti hal tersebut melarang kita untuk amar makruf nahi mungkar kepada mereka. Jika memang ia melakukan kezaliman atau kemaksiatan kita wajib untuk menegurnya dan menasehatinya dengan cara yang baik dan perkataan yang lemah lembut. Sebagaimana Allah memerintah Nabi Musa dan Nabi Harun untuk berdakwah kepada Firaun dengan perkataan yang lemah lembut dalam surah Thaha ayat 43-44:
اِذْهَبَآ اِلٰى فِرْعَوْنَ اِنَّهٗ طَغٰى(43) فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى(44)
Pergilah kamu berdua kepada Firaun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas(43) Berbicaralah kamu berdua kepadanya (Firaun) dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut(44)
Terdapat pula ayat lain yang menunjukkan lemah lembutnya tutur kata Nabi Musa kepada Firaun meski Firaun telah meperolokkannya. Ayat tersebut tertera dalam surah Al-Isra’ ayat 101-102:
وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسٰى تِسْعَ اٰيٰتٍ ۢ بَيِّنٰتٍ فَسْـَٔلْ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِذْ جَاۤءَهُمْ فَقَالَ لَهٗ فِرْعَوْنُ اِنِّيْ لَاَظُنُّكَ يٰمُوْسٰى مَسْحُوْرًا(101) قَالَ لَقَدْ عَلِمْتَ مَآ اَنْزَلَ هٰٓؤُلَاۤءِ اِلَّا رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ بَصَاۤىِٕرَۚ وَاِنِّيْ لَاَظُنُّكَ يٰفِرْعَوْنُ مَثْبُوْرًا(102)
Sungguh, Kami telah menganugerahkan kepada Musa sembilan mukjizat yang nyata. Maka, tanyakanlah kepada Bani Israil ketika dia datang kepada mereka lalu Fir‘aun berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa engkau, wahai Musa, terkena sihir.” Dia (Musa) menjawab, “Sungguh, engkau benar-benar telah mengetahui bahwa tidak ada yang menurunkan (mukjizat-mukjizat) itu kecuali Tuhan langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata. Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa engkau, wahai Fir‘aun, terlaknat.”
Selain berkewajiban untuk amar makruf nahi mungkar pada pemerintah yang zalim, rakyat juga wajib untuk mendoakannya. Semoga dengan doa itu, Allah memberi hidayah kepadanya dan menunjukkan pada jalan yang benar. Minimal jika memang tidak bisa menasehati secara langsung, maka selalu mendoakan yang terbaik untuk para pemerintah.
Ada kisah menarik di saat Khalifah Makmun berkuasa. Suatu ketika datanglah seseorang kepadanya. Ternyata kedatangan seseorang itu, untuk mengkritiki dan mencacinya secara habis habisan. Kemudian ia berkata:
“ Memang aku salah.”
“ Tapi sepertinya aku tidak lebih jelek dari pada Firaun dan kamu juga tidak lebih mulia dari pada Nabi Musa. Allah saja berpesan kepada Nabi Musa untuk berdakwah kepada Firaun secara lemah lembut.”
“ Lantas mengapa kamu mengkritik dan mencaciku seperti itu, seakan-akan aku ini, lebih jelek dari pada Firaun dan kamu lebih mulia dari pada Nabi Musa. ”
Kesimpulannya, rakyat harus mematuhi pemerintah meski mereka zalim kecuali pada kemaksiatan. Rakyat juga berkewajiban untuk menasehati dan mengkritik mereka yang tidak benar, secara baik dan lemah lembut. Sebab cara yang kasar bukan membuat lebih baik, justru membuat semakin buruk. Dan jangan lupa untuk selalu mendoakan mereka yang terbaik.
( A. Basunjaya I. K. F. / Mediatech)
Leave a Reply