Mati dan Lahir Setiap Hari

Hari lahir. Mungkin yang ada di pikiran kalian adalah hari di mana kalian keluar dari rahim ibu dan hidup di dunia ini. Dari namanya memang bisa begitu. Namun, terkadang juga pengistilahannya merujuk kepada tanggal yang sama saat kita lahir dan akhirnya masyhur dengan “ulang tahun.” Akan tetapi, yang terulang bukanlah tahunnya, tapi tanggal dan bulannya. Tahun akan terus berlanjut.

Dengan adanya ulang tahun, kebanyakan orang berpikir bahwa umurnya semakin panjang. Sehingga ada ungkapan doa, “Semoga panjang umur.” Namun, itu termasuk kesalahpahaman. Mengapa? Nyatanya, umurnya tidak semakin panjang tapi semakin berkurang. Allah menciptakan manusia sekaligus menentukan tiga hal: siapa jodohnya, berapa rezekinya, dan kapan matinya. Maka, semakin bertambah tahun kita hidup, semakin berkurang sisa umur kita di dunia.

Jika kita ambil hikmah dari kata hari lahir dan ulang tahun, maka kita akan mendapat satu jawaban, yaitu hal tersebut sebagai pengingat bagi kita bahwa dunia ini bersifat sementara. Mungkin kita merasakan bahwa 60 tahun itu lama. Namun umur kita di akhirat jauh lebih lama: abadi. Apalagi bumi ini sudah sangat tua. Kalau kita bandingkan antara awal terbentuknya bumi dengan saat ini dalam 24 jam, manusia hanya hidup beberapa detik saja.

Jadi kita di dunia ini seolah-olah menunggu ajal menjemput kita. Alangkah baiknya kita mengisi waktu tunggu itu dengan melakukan perkara-perkara yang berfaedah. Terutama perkara yang manfaatnya bisa kita bawa ke akhirat, seperti amal jariah: sedekah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang salih dan salihah.

Ingat satu hal lagi. Setiap hari kita mati dan hidup terlahir kembali. Itu juga sebagai pembuktian bahwa umur kita terkikis setiap harinya. Maka dari itu, semestinya kita senantiasa bersyukur setiap hari. Kita memejamkan mata setiap malam. Allah membuka mata kita di pagi hari.

Kita bersyukur dengan membaca doa, “Bismika Allahumma Ahyaa Wa Bismika Aamuutu (Dengan nama-Mu, aku hidup dan dengan nama-Mu, aku mati),” setiap sebelum tidur. Terlebih lagi jika membaca surah Al-Ikhlas tiga kali. Nabi Muhammad bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat Al-Ikhlas tiga kali ketika menjelang tidurnya maka Allah akan mengutus untuknya lima puluh ribu malaikat-Nya yang akan menjaganya sampai waktu subuh.”

Kemudian, setelah bangun tidur membaca, “Alhamdulillaahilladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia ‘mematikan’ kami, dan kepada-Nyalah kami dikembalikan).”

(RELAINA/Lingkar Pesantren)