LPJ KEHIDUPAN DUNIA

kehidupan dunia, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abud Darda’ RA, Rasul ﷺ bersabda :

لَنْ تَزُولَ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ: عَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلاهُ، وَعَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ، وَفِيمَا أَنْفَقَهُ

“Tidak tergelincir kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan empat hal: Umurnya; dihabiskan untuk apa, Waktu mudanya; digunakan untuk apa, Hartanya; darimana dia mendapatkan dan dibelanjakan untuk apa saja” [HR Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir]

 

Catatan Alvers

 

Hari berganti hari, pekanpun silih berganti, hingga pergantian bulan demi bulan telah mengantarkan kita ke penghujung tahun ini tanpa terasa. Kadang kita merasa setahun bagaikan enam bulan dan satu bulan bagaikan lima belas hari. Sering kita lihat orang yang dulunya masih anak-anak sekarang sudah punya anak bahkan banyak anak dan kita tidak tersadar kalau sudah lanjut usia.

 

Sadarkah kita alvers bahwa semakin dekatnya satu waktu ke waktu, tahun ke tahun berikutnya merupakan salah satu dari tanda –tanda dekatnya kiamat yang disabdakan Rasul SAW dalam hadits berikut:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْكَذِبُ وَيَتَقَارَبَ الْأَسْوَاقُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ

“Kiamat tidak akan terjadi sampai fitnah semakin tampak, kedustaan semakin merebak, pasar-pasar semakin berdekatan dan zaman (waktu) semakin berdekatan (terasa cepat ).” HR Ahmad No 10306 MS.

 

Tidak hanya berdekatannya waktu, tanda berikutnya sudah tampak nyata, yairu fitnah dan kedustaan semakin tampak. Fitnah dan kedustaan semakin merebak di dunia maya dengan merebaknya media sosial yang didukung dengan cepatnya pertumbuhan teknologi dan produksi smartphone sehingga kita tidak tau mana yang jujur mana yang bohong. Boleh jadi yang bohong lebih banyak tersebar beritanya sehingga kitapun menganggapnya sebagai sebuah kebenaran.

 

Begitu pula tanda selanjutnya yaitu pasar semakin berdekatan. Kini kita sudah tiba di zaman dimana pasar sangat berdekatan dengan semakin merebaknya pasar-pasar retail modern hingga beberapa meter saja sudah ditemukan minimarket berjejer dengan rivalnya. Bahkan saking dari dekatnya, kini orang kalau mau belanja tidak perlu keluar rumah cukup nyalakan hape pintar dan melakukan belanja online dari layar Hpnya.

 

Lalu kalau kita tahu pergantian tahun semakin mendekatkan kita kepada kiamat masih pantaskah kita bergembira dan ber-telolet ria? Tiadalah pergantian tahun melainkan tanda kebesaran Allah yang seharusnya kita semakin takut untuk bermaksiat kepada-Nya. Allah SWT berfirman :

إِنَّ فِي اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُونَ

Sesungguhnya pada malam dan siang yang silih berganti, dan pada segala yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, terdapat ada tanda-tanda (kebesaran Allah) Bagi mereka yang bertaqwa. (QS Yunus:6)

 

Di lain sisi, Hidup yang kita jalani tiada lain adalah sebuah penantian. Menanti lulus kuliah, menanti menikah, menanti kelahiran anak, menanti pekerjaan, menanti gajian, menanti naik pangkat dan pada akhirnya menanti kematian. Allah swt berfirman:

مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang meninggal  atau gugur . Dan di antara mereka ada (pula) yang menanti-nanti dan mereka tidak merobah (janjinya) [QS Al-Ahzab:23]

 

Maka masihkah kita menunda-nunda amal perbuatan baik kita? Sampai kapan kita mau taubat, menyudahi segala maksiat? Sampai kapan kita menunda bersedekah karena “eman” kepada harta yang pada hakikatnya adalah titipan? Lantas bagaimana kalau tiba-tiba kiamat itu datang? Atau paling tidak ajal kita datang? Akankah kita menjadi orang-orang munafik yang mengiba meminta agar diberi kesempatan dan berkata :

رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

“Wahai Tuhan-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?” [QS Al-Munafiqun : 10]

 

Dan ketika ajal telah datang maka setiap manusia akan terbebani dengan LPJ (laporan Pertanggung Jawaban) akan empat hal: Umurnya; dihabiskan untuk apa, Waktu mudanya; digunakan untuk apa, Hartanya; darimana dia mendapatkan dan dibelanjakan untuk apa saja, sebagaimana hadits utama di atas.

 

Marilah kita ingat kembali tujuan kita hidup di dunia yang fana ini. Allah SWT berfirman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”.[ QS Adz-Dzariat : 56]

 

Orang yang lupa akan tujuan hidupnya di dunia dia akan berleha-leha, berfoya-foya dan menikmati kehidupan dunia serta melupakan ibadah yang menjadi tujuan utama hidupnya. Ia layaknya seseorang penyelam yang disuruh mencari mutiara oleh big bosnya. Bosnya menjanjikan hadiah yang besar jika sang penyelam mendapatkan jenis mutiara yang diinginkannya dan sebaliknya bos akan marah dan menghukumnya jika ia gagal mendapatkannya.

 

Berbekal seperangkat alat selam dengan oksigen yang hanya cukup untuk bernafas 1 jam di dasar laut, iapun segera menceburkan diri ke dalam laut. Ketika ia sampai di dasar laut ia melihat pemandangan bawah laut yang menakjubkan dengan terumbu karang dan berbagai jenis ikan berjuta warna. Iapun terlena dan lupa akan misinya. Ia ikuti ikan yang sangat indah berkeliling di antara terumbu karang. Dia amati gerombolan ikan yang berseliweran diantara terumbu karang. Hingga ia kaget tatkala melihat indikator oksigen tersisa 10% yang hanya cukup untuk ia kembali ke permukaan. Dia pun panik karena teringat misinya yang gagal dan terbayang hukuman yang akan ia terima. Akhirnya dengan susah payah iapun kembali dan iapun menyesali kelalaiannya. So alvers, akankah kita bernasib seperti sang penyelam tadi? Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa ingat akan misi utama hidup di dunia dan tidak larut dengan hingar bingar gemerlapnya dunia.

Salam Satu Hadith,

DR.H.Fathul Bari Alvers

PP Annur2.net Malang Indonesia

 

Kajian Hadits Sistem SPA

(Singkat, Padat, Akurat)

ONE DAY ONE HADITH

Buku Serial #1 Indahnya Hidup Bersama Rasul SAW

Buku Serial #2 Motivasi Bahagia dari Rasul SAW

Dapatkan harga promo, hub.: 081216742626

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK