LIDAH TAK BERTULANG

LIDAH, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul ﷺ bersabda,

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

“Sungguh seseorang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkannya, ternyata perkataan itu dapat menjerumuskannya ke neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dan barat” [HR. Muslim]

 

 

Catatan Alvers

 

Suatu ketika sahabat Muadz bin Jabal RA bertanya pada tentang amal yang bisa memasukkannya ke surga dan menjauhkannya dari api neraka. Rasul ﷺ menjawab dan di ujung hadits yang menjelaskan, “Tidakkah engkau mau aku beritahu tentang sesuatu yang sangat menentukan itu semua?” Rasul lalu memegang lisannya dan mengatakan, “peliharalah ini.” Mu’adz kemudian mengatakan,

 

يَا نَبِيَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ

“Ya Nabi Allah, apakah kita kan dihukum dengan apa yang akan kita katakan?” beliau menjawab,

ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ وَهَلْ يُكِبُّ النَّاسَ عَلَى وُجُوهِهِمْ فِي النَّارِ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ

“Sungguh mengherankan akan pertanyaanmu Wahai Mu’adz , Tiadalah seseorang akan dijebloskan ke neraka di atas wajah wajah mereka, melainkan karena apa yang keluar dari lisannya“ [HR. Ibnu Majah].

Hadits ini menyadarkan kita betapa bahayanya mulut jika tidak dijaga. Sungguh membahayakan, karena bahayanya tidak hanya dalam urusan dunia, bahkan hingga ke neraka. Maka tidak berlebihan jika Peribahasa mengatakan mengatakan, mulutmu harimaumu. Luar biasa, Mulut dapat lebih mengaung daripada harimau, menerkam dan membahayakan orang lain dan bahkan diri kita sendiri.

 

Perkataan yang membahayakan seperti adu domba dinilai oleh ulama lebih berbahaya daripada sihir dan dikatakan pula :
عمل النمام أضر من عمل الشيطان، لأن الشيطان، بالخيال والوسوسة وعمل النمام بالمواجهة والمعاينة”.

“Perbuatan adu domba lebih berbahaya dari pada perbuatan setan sebab setan beraksi dengan khayalan dan bisikan semata, sedangkan orang yang mengadu domba beraksi dengan bertatap muka dan dalam kenyataan.”[Irsyadul Ibad]

 

Itulah mengapa dalam bahasa Al-Qur’an istri Abu lahab dijuluki “hammalatal hathab” (pembawa kayu bakar). Ia datang ke sana kemari untuk menyalakan api permusuhan (Manas-manasi ; jawa) [Al-Kabair Lidz Zhahabi] Betapa dahsyat akibat sebuah perkataan yang membahayakan. Tidak percaya? Silahkan simak contoh ilustrasi berikut. Si A bertanya saat kunjungan seminggu setelah Si B (temannya) melahirkan : “Hadiah apa yang diberikan suamimu setelah engkau melahirkan ?” “tidak ada” jawab Si B. Si A berkata lagi : “Masa sih, apa engkau tidak berharga disisinya ? aku bahkan sering diberi hadiah walau tanpa alasan yang istimewa”.

 

Siang itu, ketika sang suami lelah pulang dari kantor tiba tiba menemukan istrinya (si B) merajuk di rumah, keduanya lalu terlibat pertengkaran. Sebulan kemudian, antara Si B dan suaminya bercerai. Dari mana sumber masalahnya ? Dari kalimat sederhana yang diucapkan Si A kepada Si B.

 

Contoh Lain, Saat arisan seorang ibu bertanya : “Rumahmu ini apa tidak terlalu sempit? bukankah anak-anakmu banyak?”. Rumah yang tadinya terasa lapang sejak saat itu mulai dirasa sempit oleh penghuninya. Ketenangan pun hilang saat keluarga ini mulai terbelit hutang kala mencoba membeli rumah besar dengan cara kredit ke bank.

 

Contoh Lagi, Seorang teman bertanya : “Berapa gajimu sebulan kerja di toko itu ?”. Ia menjawab : “1,5 juta rupiah”. “Cuma 1,5 juta rupiah? sedikit sekali ia menghargai keringatmu. Apa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupmu?”. Sejak saat itu ia jadi membenci pekerjaannya. Ia lalu meminta kenaikan gaji pada pemilik toko, pemilik toko menolak dan malah mem PHK nya. Kini ia malah tidak berpenghasilan dan jadi pengangguran.

 

Kisah lainnya, Seseorang bertanya pada kakek tua itu : “Berapa kali anakmu mengunjungimu dalam sebulan ?”  Si kakek menjawab : “Sebulan sekali”. Yang bertanya menimpali : “Wah keterlaluan sekali anak-anakmu itu. Diusia senjamu ini seharusnya mereka mengunjungimu lebih sering” Hati si kakek menjadi sempit padahal tadinya ia amat rela terhadap anak-anaknya. Ia jadi sering menangis dan ini memperburuk kesehatan dan kondisi badannya. [Kompasiana]

 

Apa untungnya kita berkata seperti perkataan diatas? Inilah perkataan yang disebut oleh Nabi ﷺ sebagai perkara yang dapat menjerumuskannya ke neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dan barat.

 

Marilah jaga mulut mungil kita. Sebab mulut itu penentu pemiliknya masuk neraka atau surga. Allah SWT berfirman:

فأثابهم الله بما قالوا جنات

“Maka, Allah memberi pahala “sebab ucapannya” berupa surga.” [Al-Maidah: 85].

 

Dan berfirman pula:

ولعنوا بما قالوا

“Dan Mereka dilaknat “sebab ucapan mereka”. [Al-Maidah: 64].

 

Marilah jaga mulut mungil kita. Sebab Setiap apa yang keluar dari mulut kita akan dicatat dan diperhitungkan. Allah SWT berfirman:

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya terdapat malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaaf: 18)

 

Bila seseorang telah mengerti bahwa ia akan dihisab dan dibalas atas segala ucapan lidahnya, maka dia akan tahu bahaya kata-kata yang diucapkan lidah, dan dia pun akan mempertimbangkan dengan matang setiap kata dan kalimat yang akan ia keluarkan dari mulutnya. Penelitian menemukan bahwa rata-rata seseorang lelaki mengeluarkan kata-kata sebanyak 7.000 kata per hari sedangkan perempuan sebanyak 20.000 kata per hari [Nationalgeographic] Maka Seandainya kita yang membelikan kertas untuk para malaikat yang mencatat amal kita , niscaya kita akan lebih banyak diam daripada berbicara.

 

Imam Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti berkata “Orang yang berakal seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa dia diberi telinga dua buah, sedangkan diberi mulut hanya satu adalah supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara”. “Orang yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara. Hal itu karena betapa banyak orang yang menyesal karena bicara, dan sedikit yang menyesal karena diam.” [Raudhat Al-‘Uqala]

Wallahu A’lam.

Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk memikirkan setiap kata yang akan kita katakan agar kita selamat dunia akhirat.

 

Salam Satu Hadith,

DR.H.Fathul Bari Alvers

PP Annur2.net Malang, Ind

 

Temukan Artikel ini dalam

BUKU ONE DAY ONE HADITH

Kajian Hadits Sistem SPA

(Singkat, Padat, Akurat)

Buku Serial #1 Indahnya Hidup Bersama Rasul SAW

Buku Serial #2 Motivasi Bahagia dari Rasul SAW

Harga Promo, hub.: 081216742626

 

 

 

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK