annur2.net – Syekh Dr. Hisyam Darbal menyampaikan materi terkait bahasa Arab kepada maha santri STIKK (Sekolah Tinggi Ilmu Kitab Kuning) dan Ma’had Aly Pondok Pesantren An-Nur II “Al-Murtadlo”. Acara bertempat di Pendopo Al-Badari pada Kamis Malam, 27 Februari 2025.
Syekh Dr. Hisyam Darbal adalah lulusan doktoral Universitas Constantine Aljazair Fakultas Linguist (Ahli Bahasa dan Sastra Arab). Beliau juga merupakan penulis kitab Silsilah Jalis Al-‘Arabiyah.
Bahasa Arab Lebih Kuat daripada Bahasa Lain
Dr. Hisyam menyampaikan bahwa bahasa Arab lebih “kuat” daripada bahasa Indonesia. Beliau mengistilahkan bahasa Arab sebagai al-lughah al-mustahfadah dan bahasa Indonesia dengan al-lughah al-umm (bahasa induk) bagi orang Indonesia.
“Kekuatan” bahasa Arab tertera dalam beberapa perbedaan. Pertama memiliki ciri khas menulisnya dari kanan ke kiri, sedangkan bahasa lain tidak ada yang seperti itu. Kedua, jumlah hurufnya ada 28 jika tidak memasukkan huruf hamzah atau 29 jika memasukkannya.
Ketiga, sifat mudzakkar (kata yang khusus untuk laki-laki) dan muannats (kata yang khusus untuk perempuan) hanya ada di dalam bahasa Arab. Keempat, memiliki kata bermakna tunggal, ganda, dan jamak, sedangkan bahasa lain hanya memiliki kata tunggal dan jamak saja.
Kelima, kata dalam bahasa Arab memiliki tiga makna waktu, madhi (masa lampau), mudhari’ (masa kini), dan mustaqbal (masa depan). Terakhir adalah harakat, hanya bahasa Arab yang memilikinya.
Harakat sangat urgen dalam bahasa Arab. “Kekuatan bahasa Arab ada pada harakat karena berbeda harakat akan berbeda maknanya,” kurang lebih seperti itu ungkapan Dr. Hisyam dalam penyampaiannya.
Misalnya kata سِعْرٌ artinya harga, شَعْرٌ artinya rambut, dan شِعْرٌ artinya puisi. Tiga kata tersebut mirip tapi hanya berbeda harakat. Hasilnya maknanya pun berbeda.
Tiga Tips Belajar Bahasa Arab
Dr. Hisyam memberikan tips dalam belajar bahasa Arab. “Saya beri tiga langkah. Siapa yang bisa mengikuti ini, Insya Allah akan pandai dalam berbahasa Arab,” ucap beliau. Dr. Hisyam menambahkan, “Tidak ada guru yang pintar atau kitab yang bagus (dalam belajar bahasa Arab) kecuali mencintai belajar bahasa Arab.”
Tips pertama adalah belajar mufradat atau kosakata bahasa Arab. “Jika ingin berhasil dalam berbahasa Arab, belajarlah mufradat. Kumpulkan mufradat,” ucap Dr. Hisyam.
Dalam belajar bahasa Arab, setiap hari juga harus mempraktikkannya. Beliau juga menyampaikan ungkapan ahli bahasa bahwa dengan 250-350 mufradat setiap hari sudah cukup untuk memulai percakapan bahasa Arab.
Dalam penelitian, Dr. Hisyam menemukan 90% kosakata bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab. Contohnya kursi dari كرسي, hati-hati dari هيهات هيهات, dan lain sebagainya. Lima persennya adalah serapan dari bahasa Hindi atau Sansekerta, Belanda, Persia, Latin, dan sebagainya. Lima persen terakhir adalah bahasa lain. Maka dari itu beliau mengatakan, “Sebenarnya tidak ada bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah serapan dari kumpulan bahasa.”
Beliau juga menemukan bahwa kebanyakan kosakata bahasa Arab yang terdapat huruf ش (Syin), ف (Fa’), ز (Za’), dan ع (‘Ain) banyak diserap menjadi kosakata bahasa Indonesia. Contohnya مُشَاوَرَةٌ menjadi musyawarah, مَنْفَعَةٌ menjadi manfaat, زَمَانٌ menjadi zaman, مَعْلُومَةٌ menjadi maklumat dan masih banyak lagi. Jadi seharusnya tidak susah bagi orang Indonesia belajar bahasa Arab.
Praktik dan Berani
Langkah kedua yaitu praktik. “Kalau tidak dipraktikkan, bisa lupa.” Jelas beliau. Beliau juga menerangkan banyak TKI yang bekerja di negara Arab dan hanya setahun belajar tapi ketika pulang sudah fasih sekali dalam berbahasa Arab. Itu karena praktik yang mereka lakukan setelah belajar.
“Jika ingin bisa bahasa asing, praktikkan. Tidak butuh guru yang bagus atau yang pintar.” Tambahan Dr. Hisyam.
Langkah ketiga adalah berani. Ini adalah tantangan banyak orang yang ingin menguasai bahasa asing, terutama bahasa Arab. Mereka takut ucapannya salah dan tidak dipahami. “Jangan takut bahasamu jelek. Jangan takut salah. …. Takut salah menyebabkan malas,” ujar beliau.
“Saya menemukan beberapa orang Indonesia yang berbicara berbahasa Arab lebih baik daripada orang Arab sendiri,” tambah Dr. Hisyam. Maka tentunya orang Indonesia tidak kesulitan dalam belajar bahasa asing terutama bahasa Arab. Mempelajari kosakata, mempraktikkan dan berani bisa menjadi jalan untuk menguasai bahasa tersebut.
(Riki Mahendra Nur C./Mediatech An-Nur II)
Leave a Reply