Kisah Ajaib dari Bayi Maryam

annur2.net – Berbagai kejadian terjadi di dunia sejak dulu hingga sekarang. Kejadian itu eksentrik karena keluar dari kebiasaan. Kita sukar memahami penyebab peristiwa seperti itu. Misalnya Candi Borobudur dan Piramada. Kedua bangunan itu sudah ada sejak dulu kala. Tersusun dari bebatuan besar dan sangat berat, entah bagaimana orang zaman dulu membuatnya. Pembangunan dua konstruksi tersebut masih sebatas teori. Belum ada orang yang membuktikan dengan valid bagaimana proses pembangunannya.

Memang banyak sekali kejadian lampau yang masih menjadi misteri hingga sekarang. Begitu pula Nabi Muhammad SAW., yang pernah menceritakan bayi sudah bisa bicara fasih sebagaimana orang dewasa. Kejadian seperti itu bukan hal yang lumrah. Biasanya anak kecil mulai bisa bicara mulai umur dua-tiga tahunan, itu juga belum terlalu lancar.

Bayi itu adalah Nabi Isa bin Maryam. Kisah ini tidak mungkin hanya fiktif belaka. Tidak mungkin seorang rasul berbohong. Lagi pula kisah ini juga langsung Allah ceritakan dalam firmannya. Sudah tidak ada lagi tempat skeptis akan hal itu. Mukup kita mengangan-angan hikmah yang ada di kisah itu.

Berdasarkan hadis riwayat Imam Bukhari, Nabi Muhammad juga pernah menceritakan tiga bayi yang bisa bicara. Ketiganya adalah bayi Isa bin Maryam, bayi di zaman Juraij dan bayi dari wanita bani Israil.

Isa Kecil yang Berbicara Membela Ibunya

Bayi pertama adalah Isa bin Maryam. Ia adalah nabi yang terlahir tanpa bapak. Hal ini menjadi bukti kebebasan Allah pada makhluknya. Dia (Allah) lah yang membuat sistem kehidupan di dunia ini. Sewaktu-waktu, Dia ingin mengotak-ngatik sistemnya, Dia yang Maha Kuasa. Tapi memang hal itu jarang terjadi, meski ada kemungkinan hanya beberapa kali. Hal itu Dia lakukan untuk menunjukkan kebesaran-Nya di hadapan para hamba-Nya yang lemah.

Isa bin Maryam adalah salah satu nabi dan rasul yang wajib kita ketahui. Ia juga termasuk ulul azmi. Banyak mukjizat yang tampak darinya. Salah satunya adalah ketika masih bayi di gendongan ibunya, ia sudah bisa berbicara. Kisah ini tidak hanya dalam hadis melainkan Allah pun telah berfirman terkait itu pada surah Maryam.

Ibunya adalah Maryam. Ia seorang wanita salehah yang suci. Ayahnya, Imran yang berjanji saat memiliki anak akan menjadikannya abdi masjid. Keseharian Maryam hanya beribadah kepada Allah. Ia tidak pernah sekali pun dekat lelaki lain. Hingga suatu ketika Allah memberikan cobaan kepadanya. Tiba-tiba perutya membesar karena hamil. Tak lama dari itu lahirlah seorang bayi dari rahimnya.

Kejadian Masa Awal Kehamilan

Sebelum kehamilan ia mengasingkan dirinya di suatu tempat sebelah timur Baitul Maqdis. Hingga suatu ketika di tempat pengasingannya datang Malaikat Jibril yang menjelma menjadi manusia. Meski wujud Jibril saat itu menjadi manusia yang rupawan dan bersih, tetap mengejutkan Maryam dan membuatnya takut. Oleh kerena itu, ia berkata “Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih darimu (untuk berbuat jahat kepadaku) jika kamu seorang yang bertakwa.” (QS. Maryam: 18)

Mengetahui Maryam yang mulai cemas, Jibril mengatakan maksud kedatangnya. “Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk memberikan anugerah seorang anak laki-laki yang suci kepadamu,” jelasnya pada Maryam. (QS. Maryam: 19)

Begitu bingungnya Maryam dengan perkaraan Jibril itu. Bagaimana ia bisa hamil, padahal tidak pernah satu lelaki pun menyentuhnya. Untuk menjawab kebingunganya Jibril berkata, “Demikianlah, Tuhanmu berfirman, “Hal itu sangat mudah bagi-Ku dan agar Kami menjadikannya sebagai tanda (kebesaran-Ku) bagi manusia dan rahmat dari Kami. Hal itu adalah suatu urusan yang (sudah) diputuskan.” (QS. Maryam: 21)

Kemudian Jibril meniupkan ruh Isa ke rahim Maryam. Karena tahu hamil,  ia meninggalkan tempat pengasingannya selama ini dan pindah ke suatu tempat yang jauh dari sana. Tujuannya agar tidak ada yang tahu akan kehamilannya.

Allah Menjaganya dari Tuduhan

Beberapa lama setelahnya, perutnya merasa sakit, hingga membuatnya harus bersandar di pangkal pohon kurma. Sakit yang menunjukkan tanda akan melahirkan. Saat itu juga ia cemas dengan tuduhan dan cemoohan yang akan menghujaninya saat anak di dalam perutnya lahir. “Oh, seandainya aku mati sebelum ini dan menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan.” (QS. Maryam: 23) Hingga akhirnya ia pun melahirkan.

Tak lama Jibril datang untuk menenangka hatinya. “Janganlah engkau bersedih. Sungguh, Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.” (QS. Maryam: 24) Semestinya tempat itu kering tidak ada air yang mengalir. Tapi karena kasih Allah pada Maryam, munculah air yang dapat ia gunakan untuk membersihkan diri pasca kelahiran.

 Lanjut jibril berkata, “Goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menjatuhkan buah kurma yang masak kepadamu.” (QS. Maryam: 25) Sehingga Maryam dapat mengisi perutnya dengan bauh kurma itu dan minum air tepat di bawahnya.

Selain itu, Jibril juga menyakinkannya bahwa Allah akan tetap menjaga kehormatannya dari cibiran kaumnya. Lalu berkata, “Jika engkau melihat seseorang, katakanlah, ‘Sesungguhnya aku telah bernazar puasa (bicara) untuk Tuhan Yang Maha Pengasih. Oleh karena itu, aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.’” (QS. Maryam: 26) Sebab itu hatinya menjadi tenang sekaligus dirinya berani menggendong Isa kecil secara terang-terangan.

Hal yang sembari dati ia khawatirkan benar-benar terjadi. Banyak orang yang terkejut dengan apa yang ada di pelukan Maryam. Berbagai cacian dan sangkaln terjun padanya. “Wahai Maryam, sungguh, engkau benar-benar telah membawa sesuatu yang sangat mungkar. “Wahai saudara perempuan Harun (Maryam), ayahmu bukan seorang yang berperangai buruk dan ibumu bukan seorang perempuan pezina.” (QS. Maryam: 27)

Bayi Isa yang Berbicara

Tatkala berbagai hujatan menghantam, ia hanya diam  dan menyodorkan bayinya ke hadapan kaumnya. Kaumnya sedikit bingung dengan Maryam, mana mungkin bayi tersebut dapat diajak bicara. Kemudian keajaiban terjadi. Isa yang masih bayi itu berkata sebagai mana tertera dalam Al-Quran surah Maryam ayat 30-33. Setelah itu Isa kecil tidak berbicara lagi hingga masa biasa anak kecil bisa bicara.

قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِۗ اٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّاۙ ۝٣٠

Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia (akan) memberiku Kitab (Injil) dan menjadikan aku seorang nabi.

وَّجَعَلَنِيْ مُبٰرَكًا اَيْنَ مَا كُنْتُۖ وَاَوْصٰنِيْ بِالصَّلٰوةِ وَالزَّكٰوةِ مَا دُمْتُ حَيًّاۖ ۝٣١

Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada dan memerintahkan kepadaku (untuk melaksanakan) salat serta (menunaikan) zakat sepanjang hayatku,

وَالسَّلٰمُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُّ وَيَوْمَ اَمُوْتُ وَيَوْمَ اُبْعَثُ حَيًّا ۝٣٣

Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan hari aku dibangkitkan hidup (kembali).”

(Ahmad Basunjaya I.K.F./Mediatech An-Nur II)