KASIH SAYANG TANPA BATAS

kisah sayang, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr RA, Rasul ﷺ bersabda :

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ

Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar-Rahman (Allah yang maha penyayang), belas kasihanilah siapapun yang ada dibumi, niscaya Yang ada di langit akan mengasihi kalian. [HR Turmudzi]

 

Catatan Alvers

 

Ajaran kasih sayang dalam islam itu bersifat universal. Ia tidak terbatas antar manusia yang seiman saja akan tetapi juga kepada semua manusia bahkan meliputi semua makhluk dan segala sesuatu.

Abu Musa Al-Asy’ari RA berkata, Rasul ﷺ bersabda :

والذي نفسي بيده لا تدخلوا الجنة حتى تراحموا » قالوا : يا رسول الله كلنا رحيم . قال : « إنه ليس برحمة أحدكم ولكن رحمة العامة رحمة العامة

“Demi Allah, Sekali-kali tidaklah kalian masuk surga sebelum kalian saling mengasihi.” Wahai Rasulullah, “Semua kami pengasih,” jawab mereka. Rasulullah Berkata: “Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia).” [HR Al-Hakim]

Kata dalam “Man” dalam hadits utama di atas adalah isim maushul musytarak yang memberikan faedah keumuman. Al-Munaawi rahimahullah berkata,  “Sabda Nabi : (rahmatilah yang ada di bumi) dengan konteks keumuman, mencakup seluruh jenis makhluk, maka mencakup rahmat kepada orang baik, orang fajir, orang yang berbicara, orang yang bisu, hewan dan burung” [Faidlul Qadir]

Maka tidak hanya sesama manusia kita berkasih sayang, kita juga diperintahkan untuk merahmati hewan. “Seseorang berkata : “Wahai Rasulullah, aku menyembelih seekor kambing lantas aku merahmatinya”, Rasulullah berkata,

والشَّاة إِنْ رَحِمْتَهَا، رَحِمَكَ اللهُ” مَرَّتَيْنِ

“Bahkan seekor kambing jika engkau merahmatinya maka Allah akan merahmati engkau”, Rasulullah mengucapkannya dua kali [HR Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad]

 

Bahkan hal ini juga beelaku pada hewan yang memiliki najis mughalladzah seperti anjing. Rasul ﷺ bersabda :

بَيْنَمَا كَلْبٌ يُطِيفُ بِرَكِيَّةٍ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ إِذْ رَأَتْهُ بَغِيٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِي إِسْرَائِيلَ فَنَزَعَتْ مُوقَهَا فَسَقَتْهُ فَغُفِرَ لَهَا بِهِ

“Tatkala ada seekor anjing yang hampir mati karena kehausan berputar-putar mengelilingi sebuah sumur yang berisi air, tiba-tiba anjing tersebut dilihat oleh seorang wanita pezina dari kaum bani Israil, maka wanita tersebut melepaskan khufnya (sepatunya untuk turun ke sumur dan mengisi air ke sepatu tersebut) lalu memberi minum kepada si anjing tersebut. Maka Allah pun mengampuni wanita tersebut karena amalannya itu” [HR Al-Bukhari]

 

Inilah kelebihan ajaran kasih sayang dalam islam. Kasih sayang yang menegasikan tabir ras, suku, agama, budaya bahkan mencakup alam semesta. Ajaran kasih sayang yang bersumber dari dzat yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kasih sayang dalam islam bukan berhenti dalam teori namun sejarah telah menulis dengan tinta emasnya akan praktik indah ajaran kasih sayang.

Kasih sayang dalam islam tidak hanya slogan ketika damai bahkan ketika dalam kondisi perangpun tetap menjadi aturan yang wajib dipatuhi. Rasul ﷺ ketika mengirim pasukan perang untuk melawan kaum musyrikin maka beliau berpesan :

وَلَا تَقْتُلُوا وَلِيدًا طِفْلًا، وَلَا امْرَأَةً، وَلَا شَيْخًا كَبِيرًا

Jangan engkau membunuh anak kecil, perempuan dan orang yang lanjut usia. [HR Baihaqi]

 

Ajaran seperti ini tidak berhenti sepeninggal beliau. Khalifah Abu Bakar ketika hendak mengirim pasukan ke Syam, ia berpesan :

وَإِنِّي مُوصِيكَ بِعَشْرٍ لَا تَقْتُلَنَّ امْرَأَةً وَلَا صَبِيًّا وَلَا كَبِيرًا هَرِمًا وَلَا تَقْطَعَنَّ شَجَرًا مُثْمِرًا وَلَا تُخَرِّبَنَّ عَامِرًا وَلَا تَعْقِرَنَّ شَاةً وَلَا بَعِيرًا إِلَّا لِمَأْكَلَةٍ وَلَا تَحْرِقَنَّ نَحْلًا وَلَا تُغَرِّقَنَّهُ وَلَا تَغْلُلْ وَلَا تَجْبُنْ

Aku berwasiat kepada anda sepuluh macam : 1) Janganlah membunuh perempuan; 2) Janganlah membunuh anak-anak; 3) Janganlah membunuh orang-orang yang sudah tua; 4) Janganlah memotong pohon yang sedang berbuah; 5) Janganlah meruntuhkan bangunan; 6) Janganlah memotong domba; 7) Janganlah memotong unta, kecuali bila domba dan unta itu untuk dimakan; 8) Janganlah membakar pohon kurma dan jangan pula menenggelamkannya (memusnahkannya); 9) Janganlah berlaku khianat; dan 10) Janganlah menakut-nakuti (rakyat) [HR Malik]

 

Sungguh ini merupakan ajaran kasih sayang yang hakiki, walau dalam keadaan perang dan permusuhan tetap menjaga kasih sayang.

 

Kisah lain yang tak kalah menarik adalah ketika Amr bin Ash menaklukkan kota laexandria (Mesir), saat itu datanglah seekor burung merpati di atas kemahnya. Melihat kejadian ini, kemudian Amr bin Ash membuat sangkar untuk merpati tersebut di atas kemahnya. Tatkala ia mau meninggalkan perkemahannya, burung dan sangkar tersebut masih ada. Ia pun tidak mau mengganggunya dan dibiarkan burung merpati itu hidup bersama sangkar yang ia buat. Maka kota itu dijuluki sebagai kota fusthath (kemah). [An-Nujum Az-Zahirah]

 

Jelaslah bahwa ajaran Islam sangat menjunjung tinggi akan kasih sayang. Agama yang benar-benar merealisasikan makna kasih sayang yang tanpa batas yang berlandaskan keridlaan Allah semata dan bukan karena nama baik duniawi saja. Dengan ini, Pantaslah Agama Islam menyandang gelar agama yang rahmatan lil ‘alamin.

Saya teringat dengan perilaku syaikhona Badruddin, dimana beliau gemar memelihara binatang, dari monyet, ayam, merak, berbagai macam burung dari burung dara hingga burung unta. Banyak dari ayam peliharaan beliau dibiarkan berkeliaran di dalam pondok hingga tidak jarang mengotori lantai kamar tamu. Sayapun sering mendapatkan teguran akan hal itu dari wali santri melalui medsos. Namun saya tidak kuasa memenuhi keinginan untuk meng-kandangkan ayam-ayam tersebut mengingat ayam-ayam itu milik syaikhona, pengasuh pesantren.

 

Belakangan saya baru tahu melalui cerita alumni, bahwa itu semua adalah wujud kasih sayang syaikhona kepada binatang- binatang tadi. Suatu ketika seorang santri mendapati ayam masuk bilik kamar karena butiran nasi sisa makan bersama di dalam kamar. Iapun mengusir dengan kasar ayam-ayam tersebut. Perbuatan ini terlihat oleh syaikhona dan beliau berkata “jangan usir ayam itu dengan kasar, meskipun ia hanya seekor ayam namun ia juga ingin menikmati apa yang kamu makan!”.

 

Di lain kesempatan, ketika taman indah di pondok putri barusan selesai dibangun ada seorang santri yang kedapatan membersihkan dedaunan dari dalam taman yang dibuat sarang oleh ayam. Melihat hal ini beliau berkata “Biarkan ayam-ayam itu berada di sana, jika engkau senang melihat pemandangan taman itu maka ayam itupun ingin merasakan hal yang sama”. Subhanallah, ini adalah tamparan keras buat santri termasuk saya yang sempat geram dengan ulah ayam yang beberapa kali membuat goresan dan baret-baret di atas mobil baru kesayangan saya.

 

Astaghfirullah!, Istighfar ini haruslah saya lantunkan mengingat Allah sangat membenci orang-orang yang tidak memiliki rasa belas kasihan walau kepada hewan. Ditegaskan oleh Rasulullah ﷺ :

لَا تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلَّا مِنْ شَقِيٍّ

Kasih sayang itu tidaklah dicabut melainkan hanya dari orang-orang yang celaka. [HR Abu Daud] Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk menjadi orang yang memiliki kasih sayang kepada sesama bahkan semua. Semoga Allah merahmati Saykhona dan meninggikan derajatnya.

 

Salam Satu Hadith,

DR.H.Fathul Bari Alvers

PP annur2.net Malang, Ind

 

Temukan Artikel lainnya dalam

BUKU ONE DAY ONE HADITH

Kajian Hadits Sistem SPA

(Singkat, Padat, Akurat)

Buku Serial #1 Indahnya Hidup Bersama Rasul SAW

Buku Serial #2 Motivasi Bahagia dari Rasul SAW

Harga Promo, hub.: 081216742626

 

UMRAH ALVERS Bersama Admin ODOH Alvers, Periode 20 April 2017 Hanya Rp 26 Juta (Net, tanpa tambahan) Pesawat Saudia Langsung Madinah, Hotel Dekat, 13 Hari (Mekkah 7 H –Madinah 4 H) Free: Pigura Foto Depan Ka’bah, Video Dokumentasi, Asuransi-Airport tax-Handling-Perlengkapan. WA : 08125214321

 

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK