Kajian Tafsir: Selain Kitab Suci, Al-Qur’an Juga Sebagai Penawar

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Q. S. Al-Isra : 82)

***

annur2.net – Allah menciptakan manusia dan memfasilitasi dengan hal-hal yang mereka butuhkan. Kebutuhan inti kehidupa umat manusia adalah Al-Qur’an. Selain Al-Qur’an sebagai kitab suci Islam, Allah menjadikannya sebagai obat dan rahmat dari Allah. Al-Qur’an adalah pedoman hidup manusia yang paling lengkap dan juga menjadi obat dari segala penyakit rohani maupun jasmani.

Semua ayat dalam Al-Qur’an bisa menjadi obat, sesuai dengan awal niat kita membaca Al-Qur’an untuk menyembuhkan penyakit atau hanya sekadar berdoa kepada Allah Swt. Allah juga menjadikan Al-Qur’an sebagai obat terlindung dari kesesatan. Sebab sumber penyakit adalah kesesatan. Ada kisah riwayat Abu Sa’id Al-Hudri yang menegaskan bahwa sedikit banyaknya ayat Al-Qur’an itu bisa menjadi obat.

Bukti Al-Qur’an Sebagai Penawar Penyakit

Ketika para sahabat Nabi (di antaranya Abu Sa’id Al-Hudri) di perjalanan, mereka singgah di suatu desa. Tetapi saat tiba di desa, penduduk desa menolak kedatangan golongan sahabat Nabi. Sesudah itu sahabat Nabi meninggalkan desa itu. Saat itu kapala suku mereka sedang sakit sebab sengatan kalajengking dan tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya.

Tak lama meninggalkan desa, penduduk desa mendaangi golongan sahabat Nabi dan bertanya, “Apakah di antara kalian dapat menyembuhkan orang sakit?” Abu Sa’id menjawab bahwa dia bisa meruqyah. Karena masyarakat desa tersebut mengusir sahabat ketika bertamu, Abu Sa’id enggan untuk mengobati kecuali mendapat imbalan

Kemudian penduduk desa menjawab “Segerombolan kambing.” Kemudian Abu Sa’id Al-Hudri setuju dan mendatangi kepala suku yang sakit dan untuk meruqyahnya dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Hasilnya ruqyah tersebut berhasil dan para sahabat mendapatkan beberapa kambing. Setelah itu para sahabat bingung terhadap hukum kambing yang mereka miliki. Akhirnya, mereka memutuskan untuk kembali ke Madinah untuk menanyakan hukum kambing kepada Nabi Muhammad saw.

Setibanya di kota Madinah mereka menuju ke Nabi dan menceritakan semua kejadian tersebut. Kemudian Nabi bertanya ke Abu Sa’id, apa yang dia bacakan ketika meruqyah. Abu Sa’id menjawab bahwa ia membaca surah Al-Fatihah. Mengetahui itu Nabi tersenyum dan menjawab hukum kambing itu halal.

Bukti lain Al-Qur’an sebagai syifa’, ketika ada keluarga Nabi sakit beliau membacakan surah mu’awwidzatain (terdiri dari surah An-Nas, Al-Falq, dan Al–Ikhlas). Sesudah membacakan “Beliau meniup tangannya dan mengusapkan ke seluruh badan orang sakit tersebut.”

Tetapi saat Nabi Muhammad sakit, sayidah Aisyah lah yang membacakan surat mu’awwidzatain. Setelah itu beliau meniupkan ke telapak tangan Nabi dan mengusapkan ke seluruh badannya. Hanya telapak tangan Nabi Muhammad yang penuh berkah.

Selanjutnya bukti bahwa Al-Qur’an bisa menjadi apapun sesuai niat pembaca:

خُذْ مِنَ الْقُرْأَنِ مَا شِئْتَ لماشِئْتَ

Artinya: “Ambilah (ayat) apapun dari Al-Qur’an untuk keperluan apapun yang kamu inginkan.”
dari hadis di atas kita dapat memahami bahwasannya Al-Qur’an bukan semata-mata kitab suci agama Islam. Melainkan bisa menjadi apapun yang kita perlukan, seperti menjadi pedoman hidup dan obat. Diperkuat dengan hadis lain, “Barang siapa yang mengambil obat dari selain Al-Qur’an, Allah tidak akan memberi kesembuhan baginya.”

(ABU RAIHAN EFENDI/MEDIATECH ANNUR II)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK