“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: ‘Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit’”. (Q.S. Al-Isra: 85)
***
annur2.net – Manusia ialah satu-satunya makhluk yang Allah Swt., beri akal. Dengan adanya akal, manusia dapat memecahkan berbagai masalah secara runtut atau sistematis. Tidak sedikit manusia yang menemukan hal dan teori baru. Namun bagaimana pandangan manusia tentang sesuatu yang tidak tampak seperti ruh, apakah hal ini tergolong logis bagi mereka?
Dalam surah Al-Isra yang ada di atas Allah menerangkan, bahwa ruh ialah urusan-Nya, maka kita tidak perlu ikut campur akan hal ini. Ruh juga merupakan rahasia tuhan, dan tidak ada yang tahu selain diri-Nya. Dalam surah Al-Isra juga terdapat redaksi, “…tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” Redaksi ini menunjukkan, bahwa ilmu yang manusia miliki belum atau bahkan tidak akan pernah cukup untuk menggapai ilmu tuhan.
Jangan terlalu jauh ke ruh, wujud kentut saja kita tidak tahu bentuk dan warnanya. Padahal hampir setiap hari kita mencium baunya, entah milik sendiri atau milik orang lain. Bahkan jika ada detektor kentutpun, kita belum tahu pasti bentuk dan warnanya. Apakah ia bulat, persegi, atau bahkan tidak berbentuk? Apakah warnanya hijau seperti yang ada pada kartun kanak-kanak?
Bahkan, Isaac Newton saja yang merupakan seorang penemu ternama pernah mengutarakan, “Gravitasi menjelaskan gerakan planet-planet, tetapi tidak dapat menjelaskan siapa yang menggerakkan planet-planet tersebut.” Artinya, Isaac Newton sendiri tidak bisa menemukan teori tentang hal-hal yang menjadi rahasia tuhan tadi.
Ilmu Allah yang Pasti dan Ilmu Insan yang Nisbi
Allah punya ilmu yang absolut atau mutlak. Sedangkan manusia punya ilmu yang relatif atau terkadang benar dan salah. Jika kita bandingkan ilmu Allah dengan ilmu manusia, seperti halnya lautan dengan setetes air dari lautan tersebut.
Sir Isaac Newton juga berkata, “Apa yang kita ketahui hanyalah setetes air, apa yang tidak kita ketahui adalah lautan.” Maka perbandingan kedua hal ini terpaut jauh sekali. Allah Swt., berfirman dalam surah Al-Kahf ayat 109,
قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا (109)
Artinya: “Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).”
Untuk menulis kalimat tuhan saja bisa menghabiskan sekitar 332.519.000 mil kubik, apalagi ilmu yang Ia miliki. Jadi kita tak perlu ragu lagi, tuhan kita adalah yang terbaik daripada tuhan yang ada pada kepercayaan lain. Allah punya ilmu yang absolut dalam artian tidak mungkin salah. Terdapat satu peribahasa Arab, “Barang siapa berjalan pada jalannya, sampailah ia (kepada tujuannya).”
(Farkhan Wildana S./Mediatech)
makasi banyak buat ilmunya semoga bermanfaat
sama – sama min….