٧٤. جَآءَتْ لِدَعْوَتِهِ الْأَشْجَارُ سَاجِدَةً ۞ تَمْشِيْ إِلَيْهِ عَلىٰ سَاقٍ بِلاَ قَدَمِ
Pepohonan datang memenuhi panggilan Sang Nabi,
dengan menunduk sopan.
Pohon berjalan menghadap Sang Nabi dengan menggunakan batang yang tanpa telapak kaki.
Tersebut dalam Syarah Burdah, ” al-Umdah fi Syarhil Burdah Sayid Ahmad bin Muhammad ibnu Ajibah “.
Diriwayatkan dari Abu Huroiroh bahwa sesungguhnya Rasul SallaAllahu alaihi wasallam masuk ke perkebunan kemudian datanglah seekor unta dan kemudian onta tersebut bersujud dihadapan sang Rasul sallAllahu alaihi wasallam.
Diriwayatkan pula dari Jabir dan Ya’la bin Muroh dan pula Abdulloh bin Ja’far mengatakan : Dan tidak ada seorang yang memasuki perkebunan kecuali telah mengikat ontanya. Kemudian masuklah Rasul saw ke perkebunan dan memangil unta. Unta pun kemudian duduk dengan manis.
Rasul saw kemudian bersabda : Tidak dilangit maupun bumi kecuali mereka telah mengetahui bahwa aku adalah utusan Allah. Kecuali manusia dan jin yang bermaksiat.
Dari Anas RadliyaAllahu anhu berkata :
Rasul sallaAllahu alaihi wasallam masuk ke sebuah perkebunan milik salah satu orang ansor bersama Abu bakar dan umar. Kemudian datang seeokor kambing dan bersujud kepada Rasul sallAllahu alaihi wasallam. Kemudian Abu bakar berkata : kami lebih berhak untuk bersujud kepadamu wahai Rasul.
Berdasarkan hadis shohih bahwa Rasul saw memanggil pohon, dan pohon datang memenuhi panggilan Nabi dalam keadaan merendahkan diri dihadapan Rasul saAllahi alaihi wasallam dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad SallaAllhu alaihi wasallam utusan Allah, dan kemudian pohon tersebut di utus kembali ke tempat semula.
Diriwayatkan dari Aisyah, Rasul saw bersabda : Setelah Jibril mendatangiku dengan membawa Risalah kenabian, aku tidak pernah berjalan melewati batu maupun pohon kecuali beruluk salam ” Assalmu alaika ya Rasulullah “.
Sedangkan yang dimaksud dari Bait ke 74 Imam Bushiri ini adalah apa yang dituturkan oleh Qodli Iyadl didalam kitabnya Asy Syifa’ yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar.
Beliu berkata : Kita sedang bersama Rasulullah didalam sebuah perjalanan, kemudian kami menemui seorang A’robi. Dan Nabi saw mendekati a’robi tersebut dan bertanya ” Mau ke mana engkau wahai a’robi?”
” Aku mau kembali kepada keluargaku” jawab a’roby.
” Maukah engkau aku tunjukkn kepada sebuah kebaikan ? “
” Apa itu ? “
Tanya a’roby.
“Engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah “
Jawab Sang Nabi.
” Apa bukti kebenaran yang engkau ucapkan ? “
” Panggilah pohon itu, maka ia akan memenuhi panggilan “
Dan pohon itu memenuhi panggilan Rasul saw dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. kemudian pohon itu kembali ketempat semula. Dan a’roby bersaksi sebagaimana pohon itu bersaksi.
Diriwatkan oleh Buroidah.
Orang a’robi meminta bukti kepada Rasulullah.
Kemudian Rasul berkata kepadanya :
Katakan kepada pohon tersebut bahwasanya Rasul memanggilmu.
Kemudian a’robi berkata kepada pohon itu. Dan pohon bergerak sampai akarnyapun berpindah menghadap panggilan Rasulullah sallaAllahu alaihi wasallam kemudian pohon tersebut mengatakan : ” Assalamu alaika Ya Rasulullah. ” Kemudian Rasul saw mengatakan kepada a’roby ; Suruhlah kembali lagi pohon itu ke tempat tumbuhnya. Dan pohon kembali ketempat semula.
Kemudia a’roby berkata : izinkan aku bersujud kepadamu.
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada seseorang, niscaya aku perintahkan kepada para istri untuk sujud kepada suaminya.
Kalau begitu izinkan aku untuk mencium tangan dan kakimu.
Dan kemudian Rasul pun memberikan izin.
Ja’at lida’watihil Asyjaru Syajidatan…yang termaktub dalam burdah bait ke 74 ternyata juga membawa sir yang begitu banyak.
Terbukti sejak berdirinya pesantren An Nur 2 Al Murtadlo di tahun 1979 hingga sekarang, wirid ini dibaca setelah sholat lima waktu.
Berharap mendapatkan syafaat dari Kanjeng Nabi Muhammad sallaAllahu alaihi wasallam. Dan berharap pula dari bait yang mengandung sejarah dan kemukjizatan Nabi, bisa mendatangkan apapun bahkan yang tidak bisa berbicara dan berfikir.
Keberkahan dari ” Jaat lida’ “, pohon dengan berbagai macam tertata rapi dipesantren yang berjuluk pesantren wisata, pesantren dengan tatanan taman yang begitu indah. Disertai kontur tanah yang Naik turun, jalannya berliuk-liuk dan lokasi atas dan bawahnya terdapat sungai yang mengalir. (Sungai Lumbang dan sungai Manten. )
Kinipun juga pesantren memiliki air yang sangat jernih dan tidak henti-hentinya mengalir meski di musim panas. Bahkan konon airnya dibuat untuk pengobatan. Sumbermanten namanya.
Keberkahan ” Ja’at Lida’ ” pula kini pondok pesantren An Nur 2 al Murtadlo Bululawang menembus jembatan talang. (Waterburg te Boeloelawang bij Malang.) Jembatan yang menghubungkan antara desa Bululawang dan Krebet Senggrong
Panjangnya mencapai 100 meter dengan ditopang oleh 5 pilar terbuat dari batu bata setinggi 50 meter. Dari 5 pilar itu dihubungkan dengan 7 lengkungan, sehingga kesan arsitektur kolonialnya begitu menonjol ditengah keasrian lingkungan sekitarnya yang menghijau.
Dibangun saat pemerintahan hindia belanda 1902 M.
Keberkahan dari Baginda Nabi Muhammad sallaAllahu alaihi wasallam.
” Ja’at Lida’ “
Kini pondok pesantren sedang dalam tahap pembuatan perumahan yang diberi nama An-Nur Az-Zahid Residence. (Az- Zahid sebuah gelar Romo Kyai Bad yang disematkan oleh Sayid Syekh Fadhil al Jailani. )
An-Nur A-Zahid Resicence untuk lebih memudahkan dalam mengabdi dan mengajar di pondok pesantren. Lokasinya pun berdekatan dengan pesantren, sekitar 200 meter.
Semoga bermanfaat.
” Ja’at Lida’ “
Jika pohon yang bobotnya sangat berat dan tidak memiliki kaki bisa berjalan apalagi hanya sekedar uang kertas yang begitu ringan ?.
Salam Takdzim
Zain Bad
annur2.net
Leave a Reply