Pada seminar international dengan tema: “The Role of Imam Ghazali’s Sufisme Building World Civilization In Peacefully and Harmony. “ yang dihadiri peserta dari 13 negara.
Penulis mengambil keterangan yang menarik dari pemaparan Dr. KH. M. Lukmanul Hakim Pimred Majalah Cahaya Sufi Indonesia yang juga seorang dosen kawakan dibidang tasawuf. Ketika menerangkan tentang Istana Heboh yang di bangun dengan indah oleh Hujjatul Islam Imam al Ghazali.
Berikut pemaparannya :
Menelaah ajaran tasawuf Hujjatul Islam Imam al Ghazali seperti memandang rumah besar ruhaniyah. Rumah itu menampung berbagai ragam penempuh jalan ruhani mulai dari para pemula maupun mereka yang sedang menempuh jalan thariqah (salikin) bahkan sampai pada mereka yang wasilin (orang yang benar-benar mengenal Allah ).
Istana
Di Istana ini ibarat supermarket yang super lengkap dengan segala perlengkapannya. Mulai dari Mall, rumah sakit, tempat olahraga, restoran, tempat pendidikan, taman-taman yang indah dan ruang-ruang khusus. Bahkan seluruh fasilitas hingga pembuangan limbah yang benar dan sehat. Gedung besar dan fondasi yang kokoh sepanjang zaman.
Bagi para pemula melihat gedung ini sangat menakjubkan, tetapi ia harus dipandu agar mengenal mana pintu gerbang, mana barang kebutuhan dan tata cara memakai dan merawatnya. Untuk para pemula ini di sarankan masuk pada kamar dengan pintu bernama Bidayatul Hidayah. Bagi anak-anak dan kalangan remaja bisa memasuki kamar yang begitu indah dengan nama kamar Ayyuhal Walad dan juga al Hikmah fi Makhluqotillah azza wa jalla.
Bagi para Ulama’
Istana ini merupakan ruang baru yang menyembunyikan apa yang selama ini mereka anggap sebagai gedung final dengan kadar ilmiah yang mereka miliki yaitu syariat dan tauhid. Ternyata ada ruang rahasia dan tersembunyi yang harus mereka pandang agar meraih Khos’yah dan menjadi Ulama billah yang waratsatul anbiya’ mereka menemukan cahaya dalam ruang kamar bernama “ al Munqidz minadh Dhalal”
Bagi para filusuf gedung ini akan menjadi wisata intelektual yang membuka tirai hijab melalui metode yang mereka tidak kenal. dengan metode kasyf dan dzauq yang melampaui seluruh perjalanan filosof dan intelektual mereka. Ruang kamar ini bernama Tahafutul Falasifah.
Bagi mereka yang selama ini mendalami agama melalui pengetahuan yang tekstual, hanya memandang agama ini formalitas yang tampak di permukaan, merasa final dengan apa yang diraihnya, memasuki gedung itu akan muncul dua pandangan; bila memasukinya dengan tulus dan ikhlas ia akan raih pencerahan baru.
Jika datang dengan apriori, gedung ini di anggap aneh, penuh bid’ah menyesatkan dan harus dirobohkan, gedung besar ini bernama Ihya’ Ulumuddin.Jika istana Al Ghazali ini kita jadikan bentuk secara fisik, maka orang awampun akan terkagum -kagum dan berduselan ingin memasukinya.
Subhanallah, Hujjatul Islam Imam al Ghzali dengan keilmuan yang lengkap san melengkapi semuanya. Nafa’anaAllahu bi ulumihi wa biasririhi fid daroin. Walahul Fatehah…
Salam Takdzim
Zainuddin Bad
Pondok Pesantren An Nur II Al Murtadlo Bululawang Malang.
Leave a Reply