ILMU, ULAMA DAN KEBODOHAN

ILMU ULAMA’ DAN KEBODOHAN

*HIKAM ZAIN*

Sahabat-sahabat pembaca setia HIKAM ZAIN Semoga Allah SWT memberikan kenikmatan dan anugerahnya kepada kita, memberikan sehat wal’afiyat dan memberikan kenikmatan berupa keyakinan. Dan semoga Allah SWT memperjalankan diri kita seperti perjalanan orang-orang Muttaqien.
Sesungguhnya tidak bisa tidak alias wajib bagi setiap orang muslim maupun muslimat untuk mempelajari ilmu dan tidak ada kerukhsoan/keringanan bagi satu pun orang islam di dunia ini untuk meninggalkan hal itu.
Ilmu apa yang wajib diketahui?

Ilmu tentang iman dan ilmu tentang islam. Globalnya adalah ilmu billah (mengetahui Allah), kemudian ilmu Rosulillah (mengetahui Rasulullah), hari akhir dan juga harus mengetahui apa yang diwajibkan Allah SWT kepada hamban-Nya.
Ilmu yang diwajibkan kepada kita itu untuk menjalankan dan perkara-perkara yang harus ditinggalkan.
Rasul SAW bersabda;
طلب العلم فريضة على كل مسلم

Mencari ilmu diwajibkan bagi setiap umat islam.

Didalam sebuah keterangan disebutkan;
اطلبوا العلم ولو بالصين
“Carilah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina”. Cina adalah tempat yang jauh disana. Dan sedikit sekali orang yang bisa sampai kesana.
Dan ketika seseorang diwajibkan untuk mencari ilmu ditempat yang jauh. Bagaimana tidak wajib seseorang yang didesanya, dikotanya, kecamatannya terdapat para Ulama, sedangkan kita untuk mendatanginya tidak butuh biaya banyak, juga tidak masyaqqoh untuk mendatangi mereka, dekat dengan rumah kita, mengapa kita tidak mau belajar?, mengapa kita tidak mau mencari ilmu dengannya?!

Adapun ilmu islam secara global adalah sabda Rasul tatkala ditanya oleh malaikat Jibril, disebutkan dalam Hadits;
:أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ

Beritahukan kepadaku tentang Islam.”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak disembah melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,” lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.

Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.

Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.”

Perkara wajib yang harus diketahui dari ilmu-ilmu tauhid (keimanan) adalah yang sudah ditertibkan, yang sudah mudawwan, dituliskan oleh Imam Al-Ghozali, As Sanusi, al Baijuri dalam karangannya yang begitu manfaat, dan mencakup kesuluruhannya.
Adapun ilmu islam keseharian dan ini sudah dikarang oleh para Ulama dari golongan Fuqoha’ yang mana menerangkan tengtang wajib sholat 5 waktu dan bagaimana tata caranya, syarat-syaratnya, kapan waktunya, kemudian bagaimana cara bersuci dan sebagainya. Kemudian juga termasuk ilmu keislaman itu adalah wajib zakat, bagaimana kadarnya, kapan diwajibkan, begitu juga ilmu tentang puasa, juga tentang haji.

Dan demikian juga seorang muslim itu harus mengetahui ilmu yang wajib ainiy (wajib untuk dirinya sendiri) dan harus mengetahui perkara-perkara yang diharamkan seperti zina, liwath, minum khomr, dholim kepada manusia, mencuri, khianat, dsb dari perkara-perkara yang diharamkan.
Sebuah keterangan menarik seseorang yang tidak mempunyai harta sama sekali, maka tidak diwajibkan belajar ilmu tentang zakat. Begitu juga haji, jika seseorang tidak mampu untuk kesana, maka tidak wajib baginya untuk mengetahui tata cara haji. Akan tetapi alangkah baiknya seseorang belajar ilmu tersebut. Siapa tahu dengan belajar ilmu itu, akan membawa kita untuk bisa melaksanakannya.

Kemudian yang diwajibkan pula adalah  mengetahui ilmu tentang bagaimana syaratnya jual beli, mu’amalah, nikah, dsb dari perkara yang membatalkan dan perkara yang mengesahkan.
Begini saudara-saudara, jika kita tidak mengetahui akan hal tersebut, maka kita akan jatuh pada sesuatu yang dibeci oleh Allah SWT, baik disengaja ataupun tidak. Karena sesungguhnya orang yang bodoh secara tidak langsung adaka orang yang melawan Allah.
Bagaimana tidak?Orang-orang yang bodoh sebagian meyakini dari perkara wajib itu diharamkan, dan perkara yang haram itu diwajibkan

Hal itu adalah perkara yang khothir (yang membahayakan). Dan adakalanya lagi dengan sebab kebodohan seseorang itu masuk terhadap kekufuran secara tidak disengaja. Dan jika seperti ini Allah SWT tidak menerima rukhshoh bagi orang yang bodoh yang tidak mau belajar, sedangkan para Alim-Ulama ada didekatnya. Begitu juga dengan orang yang Alim lagi mengetahui  wajib baginya memberikan pengajaran, jangan datang hanya karena menunggu undangan.
Biasanya hal seperti ini  disebabkan _istigholan biddunya_ terlalu sibuk dengan urusan dunia sehingga kita lupa untuk mengaji, lupa untuk belajar, untuk mengajar dan kita sebab ittiba’an lil hawa (selalu menuruti hawa nafsu) sehingga jauh dari Allah SWT, sehingga jauh dari hidayahNya.

Sangat  mengherankan jika engkau melihat seseorang yang  yang tertipu, selalu mengejar-ngejar dunia siang dan malam. Dan sangat menjaga terhadap dunia dan hidup dalam kemewah-mewahan. Sedangkan dia adalah orang yang bodoh terhadap urusan agama, tidak mau mencari ilmu dan tidak mau duduk dengan para Ulama.

Berkata para Ulama: “Kebodohan itu adalah pangkal dari segala kejelekan, segala musibah, baik di dunia maupun di akhirat.
Seorang penyair berkata :
وفي الجهل قبل الموت موت لأهله # فأجسامهم قبل القبور قبور
وإن امرأ لم يحي بالعلم ميت #  فليس له حتى النشور نشور
“kebodohan adalah kematian bagi seseorang sebelum ia mati. Tubuhnya adalah kuburan bagi dirinya sebelum ia dikubur (di liang lahad)..sesungguhnya manusia yang hidup tanpa ilmu adalah mayit, maka tidak ada baginya kebangkitan sampai ia dibangkitkan”
Oleh karena itu sahabat-sahabat yang dimuliakan Allah marilah kita senantiasa berdoa.

Allohumma Innaa Nas’aluka ilma nafia, wa rizqon wasi’a wa ‘amalan mutaqobbala.

Dan ahirnya semoga kita menjadi orang yang mengetahui, mengajarkan sekaligus mengamalkan.
Salam Takdzim

Ahmad Zain Bad

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK