Hanya Meminta Kepada Allah, Bukan Selainnya

PASAR WAQIAH RAMADAN MALAM KE-26: Hanya Meminta Kepada Allah, Bukan Selainnya

KAJIAN AL-ARBA’IN AN-NAWAWI

OLEH: KIAI AHAMD ZAINUDDIN BADRUDDIN, M.M.

Hadis Kesembilanbelas: Jagalah Allah maka Ia akan Menjagamu

عن أبي العباس عبد الله بن عباس رضي الله تعالى عنهما قال: كنت خلف النبي صلى الله عليه وسلم يوماً فقال: “يا غلام إني أعلمك كلمات: احفظ الله يحفظك، احفظ الله تجده تجاهك، إذا سألت فاسأل الله، وإذا استعنت فاستعن بالله، واعلم أنّ الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك، وإن اجتمعوا على أن يضروك بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك، رفعت الأقلام وجفت الصحف” رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح،

 وفي رواية غير الترمذي “احفظ الله تجده أمامك، تعرف إلى الله في الرخاء يعرفك في الشدة، واعلم أن ما أخطأك لم يكن ليصيبك. وما أصابك لم يكن ليخطئك، واعلم أن النصر مع الصبر، وأن الفرج مع الكرب وأن مع العسر يسرا

Dari Abu Abbas Abdullah bin Abbas ra., meriwayatkan, “Suatu hari aku berada di belakang Rasulullah ﷺ, lalu beliau bersabda, ‘Wahai Ananda! Aku akan ajarkan kepadamu beberapa pelajaran. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di hadapan-Mu. Jika engkau menginginkan sesuatu, mintalah kepada Allah, dan jika engkau butuh pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Camkanlah! Andai seluruh manusia berkumpul untuk memberikan satu manfaat kepadamu, mereka tidak akan mampu mewujudkannya kecuali sebatas apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Andai mereka berkumpul untuk mencelakaimu, maka mereka tidak akan mampu mewujudkannya kecuali sebatas apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Pena takdir telah diangkat dan kertasnya telah kering (dari tinta).’” (HR. Turmudzi) Imam At-Turmudzi mengatakan, “Ini hadis hasan sahih.”

Selain Imam At-Turmudzi menyebutkan, “Jagalah Allah, maka kamu akan mendapati Allah di hadapanmu (selalu bersamamu dan menolongmu), kenalkanlah/dekatkanlah (dirimu) pada Allah saat (kamu dalam keadaan) lapang (senang), supaya Allah mengenali (menolong)mu saat (kamu dalam keadaan) susah (sempit), dan ketahuilah, bahwa segala sesuatu (yang telah Allah ta’ala tetapkan) tidak akan menimpamu, maka semua itu (pasti) tidak akan menimpamu, dan segala sesuatu (yang telah Allah ta’ala tetapkan) akan menimpamu, maka semua itu (pasti) akan menimpamu, dan ketahuilah, sesungguhnya pertolongan (dari Allah ta’ala) itu selalu menyertai kesabaran, dan jalan keluar (dari kesulitan) selalu menyertai kesulitan, dan kemudahan selalu menyertai kesusahan.”

‘Abadillah Arba’ah, Habrul Ummah, dan Turjumanul Quran

annur2.net – Sahabat Abdullah bin Abbas as, termasuk ‘abadilah arba’ah (empat orang yang bernama Abdullah). Mereka adalah Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Abdullah bin ‘Ash -ada pula yang mengatakan Abdullah bin Mas’ud-, dan Abdullah bin Abbas.

Abdullah bin Abbas juga termasuk sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis. Perawi hadis terbanyak ada enam sahabat: Abdullah bin Umar, Abu Hurairah, Sayidah Aisyah -sebagai satu-satunya perempuan yang paling cerdas, Jabir, Anas bin Malik, dan Abdullah bin Abbas.

Selain itu, Beliau memperoleh julukan habrul ummah (guru umat) dan turjumanul Qur’an (penafsir Al-Qur’an), lantaran beliau sangat alim dan ahli dalam menafsirkan Al-Qur’an.

Di samping itu, Nabi Muhammad saw., menahnik Abdullah bin Abbas secara langsung. Nabi Muhammad mengunyah makanan terlebih dahulu lalu menyuapkannya kepada Abdullah bin Abbas. Kemudian Nabi Muhammad mendoakan beliau.

اللّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ

Jadi, Abdullah bin Abbas secara langsung mendapatkan keberkahan doa Nabi Muhammad. Maka tidak heran beliau menjadi salah satu perawi hadis terbanyak dan menjadi rujukan orang yang bertanya perihal takwil.

Tidak Menyesatkan Orang Lain

Meski begitu, ketika ada orang yang bertanya kepada Abdullah bin Abbas namun belum bisa menjawabnya, beliau langsung merespons, “Saya tidak tahu.” Bahkan sampai sebulan beliau belum menemukan jawabannya. Beliau menjaga supaya tidak menyesatkan kepada orang yang bertanya.

Abdullah bin Abbas wafat pada tahun 68 Hijriah di Thaif. Salah satu orang yang menyalati beliau adalah Muhammad Ibnu Hanafiyah, putra Sayidina Ali, tapi bukan dari Sayidah Fatimah. Ibnu Hanafiyah berkata saat kewafatan Abdullah bin Abbas, “Orang yang paling alim saat ini meninggal dunia.”

Ada sebuah riwayat, saat kewafatan Abdullah bin Abbas, ada burung berwarna putih masuk ke kafan beliau. Kemudian saat prosesi pemakaman, ada suara yang terdengar,

يأيها النفس المطمئنة, ارجعي إلى ربك راضية

“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan perasaan rida.”

Pesan Nabi kepada Turjumanul Tafsir

Sebagaimana manusia yang lain, Nabi Muhammad saw., memiliki peliharaan. Salah satunya adalah baghal, peranakan keledai dan kuda. Beliau memberinya nama Duldul. Baghal inimerupakan pemberian dari Raja Muqauqis Mesir. Ini merupakan anjuran untuk memberikan nama kepada hewan peliharaan.

Saat Abdullah bin Abbas berada di belakang Nabi bersama baghal-nya, Nabi Muhammad berpesan sebagaimana hadis di atas. Pertama, menjaga perintah Allah dengan melakukannya. Maka Allah akan menjaga kita dari mara bahaya.

Kedua, meminta apapun kepada Allah Swt. Ada syair yang berbunyi,

لا تسألن بُنيَّ آدم حاجةً # وسل الذي أبوابه لا تُحجبُ

الله يغضبُ إن تركت سؤاله # وبُنَيَّ آدم حينَ يُسألُ يغضبُ

 “Wahai manusia, jangan meminta hajat kepada sesama, mintalah kepada Dzat yang pintunya tidak tertutup.

Allah sangat marah jika tidak ada yang meminta kepada-Nya, begitupun manusia akan marah jika diminta.”

Jika meminta kepada sesama bisa jadi tidak mendapatkan kebutuhan kita. Barangkali mereka menutup pintu kepada kita karena juga membutuhkan. Berbeda dengan Allah. Ia tidak akan “menutup pintu” saat kita meminta kepada-Nya.

Sebanyak apapun permintaan kita tidak akan mengurangi “persediaan” Allah. Ibaratnya seperti ketika kita memasukkan jarum ke dalam laut, lalu mengangkatnya kembali. Dari jarum tersebut akan ada air yang menetes. Itulah kebutuhan kita sedangkan lautan adalah permisalan dari kekayaan Allah Swt.

Maka dari itu, hendaknya kita meminta kepada Allah sebanyak-banyaknya, toh tidak akan mengurangi kemuliaan-Nya.

Tidak Meminta kepada Sesama

Ada syair lain yang berbunyi,

تجنب كرام الناس فاستغن عنهم # ولا تطلبن ابده رفتّ كريم

فإن الأيا ئل الكرام مذلة # فكيف إذا كانت تدل اللئيم

“Jauhilah orang-orang yang dermawan, jangan butuh kepada mereka. Jangan meminta kedermawanan kepada orang-orang yang terhormat.

Karena menerima pemberian dari orang yang mulia bisa menjadi kehinaan. Maka bagaimana jika kehinaan itu menunjukkan kepada keburukan”

Syair tersebut mengajarkan supaya tidak butuh kepada orang lain, bahkan kepada orang yang dermawan. Apalagi ada orang yang mengajari anak kecil meminta-minta. Padahal seharusnya mengajarkan supaya tidak butuh kepada orang lain.

Ketika sering meminta kepada orang yang dermawan bisa menjadikan kita hina. Bahkan sampai diungkit-ungkit. Makanya kita harus meminta kepada Allah. Kalau memang sangat membutuhkan, boleh meminta kepada sesama.

Cara Mengetahui Keadaan dalam Setahun

Ada sebuah ungkapan dari Sayid Ahmad Zarruq atau Sayid Ahmad bin Ahmad bin Muhammad bin Isa Al-Barnasi Al-Maghribi. Beliau berasal dai Maghrib (Maroko) dan wafat pada tahun 899 H. Beliau merupakan ahli fikih, hadis, dan sufi.

Riwayat pendidikan beliau menjadikan rumahnya sebagai tempat belajar pertama. Kemudian melanjutkan belajar ke Mesir lalu Madinah. Beliau terkenal sebagai tokoh sufi besar. Salah satu karya Sayid Ahmad Zarruq adalah kitab Syarh Mukhtashar Khalil dalam fikih mazhab Maliki.

Dalam kitab syarah Al-Arba’in An-Nawawi, Sayid Ahmad Zarruq menyampaikan sebuah faedah berikut.

انظر لرابع شوال فإن أحد # أو سابقيه فرخص زائد وسعه

أو أربع أو خميسا فاللطيف لنا # وبين بين باثنين وما تبعه

“Lihatlah tanggal 4 Syawal! Sesungguhnya jika pada hari Ahad atau dua hari sebelumnya, maka tahun itu lebih menguntungkan.

Atau pada hari Rabu atau Kamis, maka hanya perkara halus untuk kita. Dan di antara dua hari tersisa, maka kondisinya juga antara keduanya.”

Ini merupakan salah satu metode penandaan kondisi dalam setahun dari Sayid Ahmad Zarruq. Pertama, memperhatikan tanggal 4 Syawal. Apabila terletak pada hari Jumat, Sabtu atau Ahad, maka kondisi tahun itu tenteram dan makmur. Segala hal terasa mudah.

Kedua, apabila tanggal 4 Syawal pada hari Rabu atau Kamis, berarti harus mengharap kebaikan kepada Allah karena kemungkinan terjadi hal buruk dan kesulitan. Terakhir, jika pada Senin dan Selasa, maka keadaannya setengah sulit dan setengah mudah.

Kondisi Saat Ini

Pada tahun 1446 H ini, kemungkinan tanggal 4 Syawal adalah Rabu, maka kita harus senantiasa  berdoa memohon kemudahan kepada Allah. Dalam kitab tafsir terdapat penjelasan bahwa orang yang bertakwa akan selalu mendapat jalan keluar. Selain itu juga mengamalkan hadis Nabi untuk membaca surah Al-Waqiah setiap malam sehingga terhindar dari kefakiran.

Selagi badan masih sehat dan lapang, kita harus memperbanyak berdoa. Jangan saat kesulitan kita baru mendekat kepada Allah. Ketika kita mendekat Allah saat lapang, Allah akan membantu kita saat kesulitan, jelasnya lebih mudah. Sebagaimana dalam potongan hadis Nabi,

تعرَّفْ إلى اللهِ في الرخاءِ يعرفُك في الشدَّةِ

“Kenalilah Allah saat lapang, maka Allah akan mengenalmu saat kesulitan.”

Sebenarnya metode dari Sayid Ahmad Zarruq hanya sebagai indikasi. Namun, dalam kitab syarah Al-Arba’in An-Nawawi, bahwa metode ini sudah terbukti dan sedikit sekali meleset. Meski begitu, semuanya tetap sesuai takdir dan ketentuan Allah Swt.

(Riki Mahendra Nur C./Mediatech An-Nur II)