Gandeng Nukita, An-Nur II Kembangkan Media Pondok Pesantren

Gandeng Nukita An-Nur II Kembangkan Media Pondok Pesantren, Gandeng Nukita, An-Nur II Kembangkan Media Pondok Pesantren, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo
Pelatihan Jurnalistik bersama Nukita.id

Kembangkan media pesantren, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II “Al-Murtadlo” gandeng media online PCNU Kab. Malang, nukita.id dengan mengadakan pelatihan jurnalistik, Jum’at (23/03). Pelatihan tersebut diisi Pemred Nukita.id, Bpk Zulham Mubarok dan diikuti puluhan santri yang tergabung dalam berbagai media di An-Nur II.

 

Hadir juga dalam pelatihan tersebut, Bpk. Yatimul Ainun, Ketua Lembaga Ta’lif wa Nasyr (LTN) PCNU Kab Malang, menurutnya, “Zaman serba digital, media online menjadi rujukan semua orang. Masyarakat butuh sesuatu, semuannya merujuk kepada internet”, ujarnya dalam wawancara eksklusif.

Gandeng Nukita An-Nur II Kembangkan Media Pondok Pesantren, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo
Zulham Mubarak, Pimred NUkita memberikan materi penulisan kepada para santri

Lebih lanjut lagi, lembaga nahdliyin dan kalangan pesantren harus berusaha keras memenuhi kebutuhan masyarakat dalam masalah agama. “Selama ini kita masih kalah dengan mereka golongan Wahabi, Syi’ah, dan golongan yang tidak sealiran dengan kita”, imbuhnya.

 

Padahal, mayoritas masyarakat muslim di Indonesia adalah pemeluk Nahdlatul Ulama’ (NU) yang berbasis pesantren. “Pesantren menjadi basis Islam di Indonesia dan menjadi rumah dakwah yang akan menghasilkan para da’i. Karena itulah pesantren memiliki potensi yang sangat besar”, imbuhnya.

 

Saat ini, ada sebuah ungkapan lucu yang  ramai dibicarakan banyak kalangan pesantren,  guruku kiai bukan mbah google. “Mengapa hal tersebut terjadi?  Itu semua karena peran kita dalam media online masih kalah dengan orang-orang yang tidak sealiran dengan kita. Kita belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam masalah agama. Sehingga orang Wahabi, Syi’ah, yang menguasainya. Padahal hal tersebut juga merupakan ladang dakwah yang wajib untuk kita garap bersama”, jelasnya.

 

“Menyikapi hal itu, diperlukan pembaruan dalam strategi dakwah. Seperti ngaji medsos, dan pembuatan portal media online. Dan alhamdulillah, Nukita.id  menjadi rujukan utama warga NU selain NU.or.id”, ujarnya.

 

Di lain sisi, untuk mengembangkan media online, diperlukan manajemen media yang baik, dan kualitas tulisan itu sendiri. “Untuk membuat tulisan yang berkualitas, tulisan tersebut harus detail, langsung, dan meninggalkan kesan”, ujar Bpk. Zulham Mubarak dalam penjelasannya.

 

Selain itu, tulisan harus memberikan solusi. Jadi kemanfaatan tulisan lebih terasa, dan juga, menjadi penulis harus peka terhadap lingkungan sekitar. “Saya pernah menuliskan tentang kehidupan seorang penjual siomay yang berjualan dengan menggunakan atribut serba pink, gerobak, baju, sepatu yang berwarna pink. Ternyata ia melakukanya demi mencari putrinya yang telah lama 4 tahun menghilang, putrinnya adalah pecinta warna pink”, ujarnya yang juga pernah menjadi wartawan Jawa Pos selama 6 tahun.

 

Terangnya lagi, “ Setelah tulisan saya dimuat, bapak tadi diliput Trans 7, dan TV One. Selang beberpa lama, putrinya yang hilang ketemu”, tambahnya.

 

Pada pelatihan kali ini, ia menyampaikan banyak materi kepenulisan. Mulai dari hard news, soft news, hingga features. Namun ia mengatakan, “Tujuan saya kemari bukanlah untuk mengajari kalian menulis. Tapi untuk memotivasi kalian untuk menulis” tutupnya.

 

Pewarta : Roby Bagus

Editor      : Izzul Haq

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK