Empat Pesan dari Nabi Muhammad

PASAR WAQIAH RAMADAN MALAM KE-22: Empat Pesan dari Nabi Muhammad

KAJIAN AL-ARBA’IN AN-NAWAWI

OLEH: KIAI AHMAD ZAINUDDIN BADRUDDIN, M.M.

Hadis Kesembilanbelas: Jagalah Allah maka Ia akan Menjagamu

عن أبي العباس عبد الله بن عباس رضي الله تعالى عنهما قال: كنت خلف النبي صلى الله عليه وسلم يوماً فقال: “يا غلام إني أعلمك كلمات: احفظ الله يحفظك، احفظ الله تجده تجاهك، إذا سألت فاسأل الله، وإذا استعنت فاستعن بالله، واعلم أنّ الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك، وإن اجتمعوا على أن يضروك بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك، رفعت الأقلام وجفت الصحف” رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح،

 وفي رواية غير الترمذي “احفظ الله تجده أمامك، تعرف إلى الله في الرخاء يعرفك في الشدة، واعلم أن ما أخطأك لم يكن ليصيبك. وما أصابك لم يكن ليخطئك، واعلم أن النصر مع الصبر، وأن الفرج مع الكرب وأن مع العسر يسراً”.

Dari Abu Abbas Abdullah bin Abbas ra., meriwayatkan, “Suatu hari aku berada di belakang Rasulullah ﷺ, lalu beliau bersabda, ‘Wahai Ananda! Aku akan ajarkan kepadamu beberapa pelajaran. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di hadapan-Mu. Jika engkau menginginkan sesuatu, mintalah kepada Allah, dan jika engkau butuh pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Camkanlah! Andai seluruh manusia berkumpul untuk memberikan satu manfaat kepadamu, mereka tidak akan mampu mewujudkannya kecuali sebatas apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Andai mereka berkumpul untuk mencelakaimu, maka mereka tidak akan mampu mewujudkannya kecuali sebatas apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Pena takdir telah diangkat dan kertasnya telah kering (dari tinta).’” (HR. Turmudzi) Imam At-Turmudzi mengatakan, “Ini hadis hasan sahih.”

Selain Imam At-Turmudzi menyebutkan, “Jagalah Allah, maka kamu akan mendapati Allah di hadapanmu (selalu bersamamu dan menolongmu), kenalkanlah/dekatkanlah (dirimu) pada Allah saat (kamu dalam keadaan) lapang (senang), supaya Allah mengenali (menolong)mu saat (kamu dalam keadaan) susah (sempit), dan ketahuilah, bahwa segala sesuatu (yang telah Allah ta’ala tetapkan) tidak akan menimpamu, maka semua itu (pasti) tidak akan menimpamu, dan segala sesuatu (yang telah Allah ta’ala tetapkan) akan menimpamu, maka semua itu (pasti) akan menimpamu, dan ketahuilah, sesungguhnya pertolongan (dari Allah ta’ala) itu selalu menyertai kesabaran, dan jalan keluar (dari kesulitan) selalu menyertai kesulitan, dan kemudahan selalu menyertai kesusahan.”

Empat Pesan dari Nabi Muhammad

annur2.net – Hadis tersebut menceritakan Abdullah bin Abbas ketika masih kecil. Suatu ketika, Nabi Muhammad saw., membonceng Ibnu Abbas menaiki baghal, hewan yang berukuran antara kuda dan keledai.

Kemudian Nabi berkata kepada beliau sebagai mana hadis di atas. Nabi memberitahukan empat kalimat kepada Ibnu Abbas. Pertama, menjaga Allah, maka Allah akan menjaga kita.  Menjaga Allah yaitu dengan bertakwa, melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Sejalur dengan ini, Almaghfurlah KH.Badruddin Anwar pernah berpesan, “Sopo wonge seng iso njogo sholat jamaahe, Allah bakal njogo uripe.”

Apabila suatu hari membutuhkan sesuatu, maka hendaknya kita meminta kepada Allah. Manusia itu fakir atau orang butuh, sedangkan Allah itu Maha Kaya. Maka dari itu, kita berusaha dengan salat Hajat dan membaca Al-Waqiah, misalnya.

Ada sebuah ungkapan, “Kalau sandalmu terputus, mintalah kepada Allah.” Ungkapan tersebut mengajarkan kepada kita supaya tidak meminta pertolongan kecuali kepada Allah.

Ada seorang sahabat bernama Sufyan Ats-Tsauri. Beliau berprinsip tidak meminta kepada orang yang mengaji kepadanya. Beliau takut merasa tidak ikhlas. Suatu hari Sufyan jatuh ke dalam sumur. Beliau mencari pertolongan dari orang-orang yang di atas.

Tetapi setiap ada orang yang mau menolongnya, Sufyan Ats-Tsauri bertanya terlebih dulu, “Apakah kamu pernah mengaji kepadaku?” Apabila orang itu pernah mengaji kepada Sufyan, beliau menolaknya. Jika orang itu tidak pernah mengaji kepadanya, menerima pertolongannya.

Maka dari itu penting menjaga diri agar ikhlas melakukan sesuatu. Jangan sampai setelah mengajari atau menolong orang lain, kita malah meminta imbalan.

Ketika Allah Berkehendak Pasti akan Terjadi

Kedua, meminta pertolongan kepada Allah. Kalimat ketiga memberitahukan bahwa apabila seseorang ingin memberi manfaat atau membantu orang lain tetapi Allah tidak menghendakinya, maka tidak akan terjadi.

Seorang tokoh Michael Jackson ingin hidup lebih dari seratus tahun. Untuk mencapai tujuan itu, ia sampai mengecek setiap makanan yang akan ia makan ke laboratorium. Apabila lolos uji, ia akan memakannya. (tempo.com) Namun akhirnya, umurnya tidak sampai seratus tahun. Begitulah, meskipun para dokter membantunya tapi jika Allah tidak berkehendak, keinginannya tidak kan terjadi.

Begitu juga sebaliknya pada kalimat yang keempat, jika semua orang ingin mencelakai kita, tetapi Allah tidak berkehendak, tidak akan terjadi. Meski begitu, kita harus tetap tawakal, tidak hanya pasrah.

Jadi, semuanya telah tertulis di Lauh Mahfuz. Maka kita tidak perlu menggebu-gebu pada perkara yang tidak Allah tuntut. Allah juga telah memberikan tanda-tanda atau yang disebut sunatullah. Sering kali pula tanda tersebut berulang-ulang. Oleh karena itu, orang yang bisa “membaca”-nya,  ia akan berwaspada dan mudah menandainya.

Menandai Masa Depan

Ada keterangan dalam syarah kitab Al-Arbain An-Nawawi karyaSyekhAbdul Majid As-Sanhuri bahwa apa yang terjadi tahun depan bisa kita tandai dengan kejadian suatu hari tahun sebelumnya.

Sayyid Ahmad Zarruq Ahmad bin Ahmad bin Muhammad bin Isa As-Syadzili mengatakan bahwa cara tersebut sudah teruji dan hanya kemungkinan kecil meleset. Beliau menuliskan dalam nazam,

انظر لرابع شوال فإن أحد # أو سابقيه فرخص زائد وسعه

أو أربع أو خميسا فاللطيف لنا # وبين بين باثنين وما تبعه

“Lihatlah tanggal 4 Syawal! Sesungguhnya jika pada hari Ahad atau dua hari sebelumnya, maka tahun itu lebih menguntungkan.

Atau pada hari Rabu atau Kamis, maka hanya perkara halus untuk kita. Dan di antara dua hari tersisa, maka kondisinya juga antara keduanya.”

Dalam nazam tersebut, Sayyid Ahmad Faruq menyarankan kita guna memperhatikan posisi untuk tanggal 4 Syawal. Apabila terletak pada hari Jumat, Sabtu, atau Ahad, maka tahun itu akan banyak keberuntungan.

Namun, jika 4 Syawal terletak pada hari Rabu atau Kamis, kita harus senantiasa berdoa karena tahun itu ialah kepedihan. Kita bisa melihat kondisi tahun ini yang terdapat banyak problem. Sedangkan apabila tanggal 4 Syawal pada hari Senin atau Selasa, kondisi tahun tersebut di antara keberuntungan atau kepedihan.

Ini salah satu cara menandai sunatullah atau tanda-tanda dari Allah. Kiai Maimun Zubair pernah mengatakan bahwa jika pada bulan April orang tersebut memiliki uang, biasanya bulan-bulan setelahnya tidak kehabisan uang. Biasanya orang yang menandai hal-hal seperti ini adalah orang Jawa dengan hitungan-hitungannya.

Jadi sebenarnya dunia ini berjalan dengan mengulang kejadian yang sebelumnya. Sejarah selalu berulang-ulang. Keadaan hidup saat ini sudah ada contohnya pada zaman dulu. Makanya orang yang paham sejarah adalah yang mampu memahami masa depan. Meski begitu, semua ini telah ditentukan oleh Allah dan tertulis di Lauh Mahfuz.

(Riki Mahendra Nur C./Mediatech An-Nur II)