Dari Tasikmalaya, Belajar Manajemen Bahasa di An-Nur II

dari, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo

Sekumpulan pria berjas hitam keluar dari dalam bus yang terparkir di Pondok Pesantren An-Nur II Al-Murtadlo malam itu (02/02). Mereka adalah rombongan kelas 5 Diniyah Pondok Pesantren Riyadul Ulum Wad-da’wah Tasikmalaya, Jawa Barat.

Dengan membawa sekitar 134 santri dan 14 pembimbing, mereka langsung menuju Raudloh (makam) Almaghfurlah KH. M. Badruddin Anwar untuk melaksankan tahlil. Kedatangan mereka ke An-Nur II selain untuk silaturahmi, juga untuk studi banding. “Kami sebagai pencari ilmu, datang ke sini karena haus akan ilmu,” ungkap KH. Hayat Ruchyat, selaku ketua rombongan. “Juga untuk menambah pengalaman dan mengatasi kekurangan dalam pembelajaran bahasa Arab di pesantren kami.”

Oleh karena itu, pada sesi acara pertama, diisi dengan perkenalan organisasi GERBANG (Pergerakan Bahasa Asing) An-Nur II. Dalam sesi ini, Arya Wahyu Pratama, mantan ketua umum GERBANG tahun 2016-2018, memaparkan manajemen pembelajaran bahasa asing di An-Nur II. Acara inti ini digelar di masjid An-Nur II.

“Saya terkesan, pondok ini luar biasa dalam pembelajaran kitab turats (kitab kuning)-nya,” kesan Kiai Hayat dalam sambutannya setelah menyaksikan demonstrasi baca kitab. Demonstrasi yang dilakukan dua santri kelas SMA juga membuat para tamu kunjungan terkagum saat sesi tanya jawab. Terlebih karena pertanyaannya dijawab dengan jelas dan akurat.

Bahasa Arab Kunci Belajar Alquran

Pada sambutannya, Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M.Ag. banyak membahas tentang pentingnya belajar bahasa Arab. Menurut beliau, dengan belajar bahasa Arab, berarti kita cinta Allah dan Rasulnya. “karena bahasa Arab diturunkan langsung oleh Allah,” tutur pengasuh An-Nur II ini.

Selain itu, beliau juga meneyebutkan keutamaan bahasa Arab dari bahasa lain. Seperti pada saat salat, bacaannya semuanya menggunakan bahsa Arab. Begitu pula Alquran, semua menggunakan bahasa Arab. “Maka, belajar Bahasa Arab itu penting,” imbuh Kiai Fathul dalam sambutannya yang menggunakan Bahasa Arab penuh.

Dalam hal ini, beliau mencontohkan pentingnya mempelajari Alquran dengan mengusai bahasa Arab, daripada belajar dari terjemahan. Seperti pada surat Al-Kautsar. Dalam surat yang ke 108 ini, memiliki nilai sastra tinggi. Yakni setiap ayatnya memiliki sepuluh huruf yang berbeda. Artinya jika ada satu huruf diulang tiga kali, maka dihitung satu. Misal ayat pertama, terdiri dari huruf hamzah, nun, ‘ain, ya, tho, kaf, lam, wawu, tsa dan ro. Begitu pula ayat dua dan tiga, juga ada sepuluh huruf yang berbeda.

Pada surat Al-Kautsar juga layaknya Syair, yang akhirya serasi. Yaitu setiap ayatnya berakhiran huruf ro. “Maka, kalau belajar Alquran dari terjemahan tidak akan menemukan keindahan Alquran seperti ini,” tutup Kiai Fathul di akhir sambutannya

(mumianam)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK