Boleh Berhutang, tapi Jangan untuk Bergaya

PASAR WAQIAH RAMADHAN MALAM KE-19: Boleh Berhutang, tapi Jangan untuk Bergaya

KAJIAN KIAT MELUNASI HUTANG

OLEH: Dr. KH. FATHUL BARI, S.S., M.Ag.

annur2.net – Hutang merupakan problematika klasik. Semua orang pasti tak lepas dari problem yang satu ini. Siapapun pasti pernah berhutang. Bahkan Rasul Muhammad SAW., juga pernah berhutang. Dalam salah satu hadiS, Aisyah ra. menceritakan,

اشْتَرَى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مِنْ يَهُودِىٍّ طَعَامًا وَرَهَنَهُ دِرْعَهُ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membeli bahan makanan (baca: gandum) dari orang Yahudi secara tidak tunai dan beliau serahkan kepada orang Yahudi tersebut baju besi beliau sebagai jaminan.” (HR. Bukhari 2378).

Hari ini pun, tak hanya orang miskin yang berhutang. Orang kaya pun banyak yang berhutang. Mereka telah menjadikannya gaya hidup, dengan memiliki kartu kredit. Hal tersebut membuat mereka lumrah dan seakan-akan tak keren jika tak memiliki kartu kredit.

Berhati-Hatilah jika Berhutang

Berhutang dapat menjerumuskan seseorang pada dosa. Apa penyebabnya? Yakni perilaku dusta dan ingkar janji. Kenapa demikian? Biasanya ketika hutangnya jatuh tempo dan ditagih, orang yang berhutang akan mencari alasan dengan berbohong karena belum bisa melunasinya. Secara otomatis mereka juga ingkar janji dengan waktu yang sebelumnya telah ia sepakati dengan orang yang menghutangi.

Maka dari itu,  jika berhutang hendaknya benar-benar siap dengan segala konsekuensinya. Terutama niat di awal. Niatkan untuk benar-benar membayar serta melunasinya tepat waktu. Juga sertakan usaha dan doa supaya Allah senantiasa memudahkan kita agar tepat waktu dalam melunasinya.

Hutang adalah Pemutus Silaturahmi

“Agar silaturahmi tidak terputus, pinjam dulu seratus,” Anonim. 

Begitulah kalimat yang akhir-akhir ini viral di dunia maya maupun nyata. Jika kita pahami, dalam kalimat tersebut mengandung seruan transaksi hutang piutang. Makanya semakin hari orang-orang tak lagi malu jika memiliki hutang.

Padahal hutang dapat mengantarkan pada kesedihan dan kesusahan. Juga jika dikatakan ‘Agar silaturahmi tidak terputus, pinjam dulu seratus’ itu benar adanya, maka tak ada pertikaian yang didasari oleh hutang. Tidak ada kriminal karena hutang. Bahkan orang bijak mengatakan, “Hutang adalah pemutus silaturahmi yang paling panjang.”

Lantas masihkah Anda setuju bahwa hutang adalah penyambung silaturahmi? Atau lebih setuju sebaliknya?

Hutang, Sulit Masuk Surga

Kerap kita temui, dalam prosesi mengurus jenazah pasti ada sebuah persaksian, yang mana salah satu yang disaksikan yaitu soal hutang piutang. Mengenai mayit tersebut memiliki tanggungan hutang atau bagaimana selama masa hidupnya.

Jika mayit memiliki hutang, hendaknya anggota segera mengurus dan melunasi. Hutang bisa menjadi siksaan bagi mayit di alam kubur serta akhirat kelak. Bahkan seseorang yang mati dalam keadaan syahid sekalipun akan sulit masuk surga karena ia memiliki hutang.

Maka dari itu jangan mudah-mudah berhutang. Jadikan hutang sebagai pilihan darurat. Bukan sebagai gaya hidup. Jadikan hidupmu damai dengan tidak memiliki hutang karena seseorang yang hidup dengan memiliki hutang, ia akan terbebani olehnya. Akan banyak dusta yang ia sampaikan jika ia tidak bisa tepat waktu dalam melunasinya. 

(HANIF AZZAM AUFA/ MEDIATECH AN-NUR II)