Berkiblat Pada Sistem Pembelajaran An-Nur II.
Selasa, 04 Oktober 2022, SMP Miftahul Huda, Peron-Limbangan-Kendal, berkunjung ke Pondok Pesantren An-Nur II “Al-Murtadlo” guna melakukan studi banding. Kegiatan tersebut melibatkan 160 pelajar dan 40 guru pendamping. Rombongan yang terbagi menjadi empat bis tersebut sampai di An-Nur 2 pukul 09.20 WIB di lapangan barat An-Nur II.
Kedatangan SMP Miftahul Huda ke An-Nur II guna mempelajari sistem pembelajaran di An-Nur II. Ketua rombongan berharap semoga setelah adanya studi banding ini mereka mampu mempraktekkan sistem yang telah mereka pelajari.
Di awal kedatangan mereka, pihak pondok pesantren mengarahkan rombongan menuju Raudlah Almagfurlah Romo KH. M. Badruddin Anwar untuk membaca tahlil. Atasan hitam dan bawahan hitam menjadi outfit siswa, kerudung pink, rok dan baju hitam bagi siswi, dan cokelat bagi pendamping.
Selepas membaca tahlil, para rombongan berkeliling area pondok pesantren. Rute awal adalah pondok putri, para siswi boleh memasuki area asrama. Sedangkan para siswa hanya berkeliling di area depan pondok putri, tidak masuk ke asrama. Para rombongan tampak menikmati pemandangan yang ada di Pondok Pesantren Wisata An-Nur II “Al-Murtadlo”.
Setelah puas berjalan-jalan, berkeliling mengitari pondok pesantren, para rombongan bertolak menuju Masjid An-Nur II. Sesampainya di masjid, pihak pesantren memutarkan beberapa video sembari para rombongan melepas penat.
Tak lama kemudian MC membuka acara.
Sistem Pembagian Waktu Belajar
MC mempersilakan ketua rombongan, Bapak Arif Fahmi S.Pd, memberikan sambutan. Dalam sambutannya, bapak Arif menyampaikan banyak terima kasih kepada An-Nur II karena telah menyambut mereka dengan baik. Bapak Arif juga berharap semoga tali persaudaran ini tetap kekal hingga di akhirat.
Bapak Arif fahmi juga mengaku kagum dengan An-Nur II. Ternyata sistem pembagian waktu belajar yang berlaku di SMP Miftahul Huda sama dengan di An-Nur II. “Kami terkesima karena ada sedikit persamaan antara Miftahul Huda dan An-Nur II,” ungkap bapak Arif. “sistem pembagian waktu belajar, pagi untuk putra dan siang untuk putri sama seperti di Miftahul Huda,” lanjut beliau.
Di akhir sambutannya, bapak Arif meminta maaf seandainya kunjungan yang mereka lakukan mengganggu kenyamanan An-Nur II.
Pesantren dan Sekolah Harus Proporsional
Setelah MC mempersilakan Kiai Fathul untuk berbicara, beliau menyampaikan sambutannya. Di awal sambutan beliau menceritakan bagaimana An-Nur II bisa sebesar sekarang. Beliau juga menyampaikan kalimat yang selalu Kiai Badruddin – pengasuh pertama – sampaikan. “Pondok ini tidak didirikan dengan gu ting pita dan tepuk tangan, tapi dengan munajat dan tangisan di tengah ketidakmampuan dan ketidakberdayaan.”
Kiai Fathul menyampaikan, agar sistem berjalan baik harus proporsional, “Sekarang itu banyak pesantren dan sekolah yang saling mengambil waktu kegiatan.” Beliau teringat ucapan Kiai Bad, tahun 1990 silam, “Pondok ambek sekolah iku kudu podo majune,” pondok dan sekolah harus sama-sama maju.
Sama-sama maju di sini merupakan maksud dari ilmu agama dan umum harus seimbang. Jangan ada yang lebih unggul salah satunya. Waktu kegiatan di pesantren tidak boleh mengganggu kegiatan di sekolah, pun sebaliknya.
Setelah Kiai Fathul memberikan sambutan, acara berlanjut pada sesi pemberian cendera mata dan foto bersama. Selanjutnya MC membuka sesi tanya jawab seputra kepesantrenan sembari menikmati hidangan yang telah tersedia.
Selepas sesi tanya jawab para rombongan kembali ke bis guna melanjutkan perjalanan menuju makam Gus Dur.
(Muhammad Abror S/Mediatech)
Leave a Reply