annur2.net – Persiapan lokasi acara puncak peringatan Harlah Ke-45 Pondok Pesantren Wisata An-Nur II “Al-Murtadlo” sudah setengah jalan pada Sabtu, 24 Agustus 2024. Acara inti Harlah akan dilaksanakan pada Senin malam, 26 Agustus 2024.
Untuk Harlah Ke-45 ini, perbedaan paling mencolok ada pada dekorasi panggung. Tahun sebelumnya, dekorasi panggung menggunakan videotron dan lampu LED saja. Sedangkan panggung Harlah tahun ini bermodel istana megah yang terbuat dari styrofoam dan kombinasi lampu LED. “Sekarang pakai LED, pakai styrofoam, dan ada video mapping,” ungkap Ustaz Syaikhul Islam, sebagai ketua pelaksana. Terlebih lagi, penggunaan konsep video mapping pada acara pondok pesantren di Malang tergolong masih jarang, dan An-Nur II adalah salah satu pondok pesantren yang menggunakannya.
Ia mengungkapkan bahwa konsep desain kali ini mencakup budaya, kerohanian, dan teknologi yang tergabung menjadi satu. “Insyaallah ini Harlah yang paling spektakuler dari sebelum-sebelumnya yang pernah ada,” harapan Ustaz Syaikhul. Konsep Harlah semenakjubkan ini dibuat selama satu setengah bulan. Bahkan dekor mendirikan panggung sejak enam hari sebelum acara puncak.
Menurut Ustaz Syaikhul, alasan pengubahan konsep desain panggung karena menginginkan perkembangan dari desain sebelumnya. “Kalau LED kan mudah, dalam artian cuma, nyewa, desain digital, selesai. Tapi kalau dekorasi kan beda. Ada nilai seni-seninya,” jelas Ustaz Syaikhul.
Ia menerangkan nilai seni yang dimaksud adalah karya dari mahasantri STIKK (Sekolah Tinggi Ilmu Kitab Kuning). Mereka memerlukan waktu untuk membuat dekorasi panggung selama dua bulan dengan panjang 14 meter dan tinggi 8 meter. “Itu digarap oleh santri STIKK. Jadi murni 100 persen karya santri An-Nur II,” ucap Ustaz Syaikhul dengan nada bangga.
Berbagai Spoiler Penampilan dan Inspirasi Panggung Istana
Dengan kreativitas para santri, Ustaz Syaikhul ingin menunjukkan bahwa santri tidak hanya pandai mengaji saja. “Santri bisa membuat acara, santri bisa membuat dekorasi yang megah, tak kalah dengan yang di luar sana, sana bisa atraksi, ekstrakurikuler, dan sebagainya.” Tuturnya. Meski begitu, mengaji tetap menjadi aktivitas utama para santri.
Oleh karena itu, Harlah ini akan menampilkan berbagai kemampuan dari banyak elemen. Mulai kesenian, ekstrakurikuler, kajian, bahkan pemberian prestasi untuk mengapresiasi para santri. Di balik itu, acara ini meningkatkan kemampuan para pengurus dan santri sehingga dapat mengadakan acara sebesar Harlah ini. Selain itu, di lokasi Harlah terdapat bazar, sebagai sarana membantu perekonomian para pedagang. “Dan juga membantu UMKM sekitar pondok pesantren, teman-teman alumni yang ikut di bazar,” jelas Ustaz Syaikhul.
Terdapat satu keunikan dari Harlah kali ini, terutama dekorasi panggung. Dekorasi berbentuk istana ini terinspirasi dari acara Harlah Pondok Pesantren Gontor. Bukan menyontek, Ustaz Syaikhul menegaskan, “Itu terinspirasi. Kita amati, tiru, modifikasi. ATM. Amati dulu, oh desainnya begini, kita tiru yang kita mau, baru kita modifikasi apa yang kita inginkan.” Sebagai bukti, Harlah An-Nur II menggunakan styrofoam.
Begitu juga ada penampilan tilawah Al-Quran yang terinspirasi dari Pondok Pesantren Sidogiri. Kemudian panitia mengembangkannya untuk penampilan pada Harlah ini. Penampilan tilawah dari para santri yang konsepnya mirip dengan di Sidogiri. Ustaz Syaikhul mengatakan bahwa ada bbeebrapa konsep yang sama dengan Sidogiri, tetapi panitia mengembangkannya sedemikian rupa. “Kita memang terinspirasi tapi juga kita kembangkan,” tambahnya.
Solidkan Jiwa Kebersamaan, Kobarkan Jihad Peradaban
Harlah Ke-45 kali ini bertema Solidkan Jiwa Kebersamaan, Kobarkan Jihad Peradaban. Dengan tema tersebut, harapannya bisa menyolidkan kebersamaan antar santri dan mengobarkan semangat. Kebetulan juga, umur Pondok An-Nur II sudah 45 tahun, senada dengan tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Maka dari itu, para santri mesti berjihad di zaman modern ini. Tidak perlu perang, Ustaz Syaikhul memaparkan jihad santri masa kini adalah mengaji. “Bukan perang pakai pedang, pakai bambu runcing, nggak. Tapi kita jihad dengan ngaji. Jihad dengan mengeker (menjaga) untuk tidak bermain sosmed dan lain-lain.
Selain itu, tahun Harlah Pondok An-Nur II sama dengan nominal angkatan kelas 3 SMA. Sehingga talenta-talenta yang tampil mayoritas dari kelas 3 SMA. “Yang diharapkan untuk tahun-tahun selanjutnya nanti kelas 3 SMA turut andil untuk bisa memeriahkan Harlah-Harlah selanjutnya,” ungkap Ustaz Syaikhul
Pada Sabtu pagi dan malam serta Ahad pagi, mereka melakukan gladi untuk memaksimalkan penampilan di acara puncak nanti. “Harapannya semoga lancar. Semoga sesuai dengan rencana kita. Dan pastinya yang paling utama, bisa membahagiakan masyayikh,” jelasnya.
(Riki Mahendra Nur C./Mediatech)
Leave a Reply